Mohon tunggu...
Eveline Yulianti Bayu
Eveline Yulianti Bayu Mohon Tunggu... Akuntan - Ibu rumah tangga yang tinggal di outback Australia, mencintai budaya dan traveling.

Always look at the bright side https://evelinegoesholiday.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Persiapkan Rumah Impian Mulai Sekarang dengan KPR

12 Oktober 2017   11:18 Diperbarui: 12 Oktober 2017   22:16 1288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Eveline Y. Bayu

Masih ingat serial televisi keluaran HBO yang pernah diputar di televisi swasta sekitar akhir tahun 90an hingga awal tahun 2000an, Sex and The City. Ada satu adegan yang menurut saya sangat menarik yaitu episode ketika tokoh utamanya, Carrie Bradshaw (diperankan oleh Jessica Parker) putus dengan kekasihnya, Mr Big atau John James Preston (diperankan oleh Chris Noth) dan Carrie harus meninggalkan apartment kekasihnya. Disitu digambarkan Carrie termenung menatap koleksi sepatunya yang mahal dan banyak tetapi dia bingung akan tinggal dimana karena tidak mempunyai tempat tinggal. Carrie menyadari bahwa sebagian besar uangnya habis untuk membeli sepatu bermerek, yang seharusnya dapat ia gunakan untuk membeli apartment.

Dari adegan itu, membuat saya berpikir untuk membeli rumah selagi masih kuat bekerja. Sepertinya mimpi yang terlalu tinggi bagi seorang staff dengan gaji standard di sebuah perusahaan swasta. Tapi entah kenapa saat itu saya bertekad harus membeli rumah. Saya membuat perkiraan berapa persen dari gaji saya yang dapat saya gunakan untuk mengangsur rumah setiap bulannya. Dari situ saya tahu berapa harga rumah yang dapat saya beli. Mulailah saya "berburu" rumah dengan datang ke pameran  dan open houseyang diadakan oleh pengembang. Ternyata susah mencari rumah dengan harga yang sesuai kemampuan saya.

Kalaupun ada, lokasinya jauh di pinggir kota atau kredibilitas pengembang diragukan. Beruntung suatu ketika seorang teman memberikan informasi bahwa ada pengembang terpercaya yang meluncurkan cluster baru dengan harga sesuai budget saya. Langsung saya menuju lokasi dan melihat rumah contoh. Saya langsung jatuh cinta pada pandangan pertama dengan lokasi dan lay out rumah. Setelah mempelajari lebih lanjut, saya memutuskan untuk membeli rumah tersebut secara KPR.

Masalah baru timbul, uang saya tidak cukup untuk membayar DP (down payment) sebesar 20% dari harga rumah dan biaya proses KPR (biaya notaris, biaya administrasi, biaya provisi, premi asuransi jiwa dan asuransi kebakaran). Terpaksa saya mencari pinjaman kesana kemari. Akhirnya akad kreditpun dilaksanakan. Saya mengambil KPR selama tujuh tahun. Selama masa mengangsur KPR, saya benar-benar mengencangkan ikat pinggang sekencang-kencangnya. Ditambah lagi saya harus mencicil pinjaman yang saya gunakan untuk membayar DP dan biaya lainnya. Untungnya sekarang sudah lunas. Senang rasanya melihat sertifikat rumah atas nama saya tersimpan di lemari saya.

Rumah idaman saya, mungil dengan halaman rumput hijau.
Rumah idaman saya, mungil dengan halaman rumput hijau.
Secara matematika, memang lebih menguntungkan membeli rumah secara tunai karena kita tidak terbebani bunga KPR. Tetapi butuh waktu lama (atau harta warisan dalam jumlah besar) untuk membeli rumah secara tunai. Mustahil kalau kita bilang mau menabung agar bisa membeli rumah secara tunai karena kenaikan harga rumah jauh lebih cepat daripada pertambahan tabungan kita di bank. 

Sekarang lebih banyak kemudahan dalam mengambil KPR dibandingkan dengan 10 tahun yang lalu. Nasabah diuntungkan dalam hal jangka waktu kredit, besarnya DP (down payment) dan suku bunga. Pengembang juga menjalin kerjasama pemberian KPR dengan lebih dari satu bank dengan sukubungan KPR yang menarik, sehingga nasabah dapat memilih bank yang sesuai dengan kebutuhannya. Selain itu, harga yang ditawarkan oleh pengembang biasanya sudah termasuk biaya BPHTB dan biaya proses KPR.

Di awal tahun 2000an, bank hanya memberikan 3 pilihan jangka waktu kredit yaitu 5, 10 dan 15 tahun. Sekarang bank memberikan kelonggaran jangka waktu KPR hingga 20 tahun, bahkan Maybank KPR memberikan jangka waktu KPR hingga 30 tahun. Hal tersebut sangat membantu nasabah karena harga rumah yang semakin tinggi dan DP yang kecil, membuat jumlah pinjaman KPR nasabah besar. Apabila jangka waktu kredit yang singkat, maka angsuran per bulan akan sangat besar dan belum tentu gaji nasabah mencukupi. Tetapi dengan jangka waktu KPR yang semakin panjang, maka angsuran per bulan menjadi lebih ringan dan terjangkau.

Mengacu pada Peraturan BI (PBI) Nomor 18/16/PBI/2016 yang dikeluarkan pada tanggal 29 Agustus 2016, BI secara resmi mengatur ketentuan rasio LTV (Loan To Value) kredit pemilikan rumah pertama menjadi 85% dari sebelumnya 80%. Berdasarkan peraturan tersebut, DP minimum yang harus dibayarkan sebesar 15% dari nilai rumah, bukan 20% seperti peraturan lama. Hal ini memudahkan nasabah untuk mengumpulkan uang DP.

Suku bunga floating sering kali memberatkan nasabah dalam membayar angsuran KPR karena jumlahnya yang sering berubah seiring perubahan suku bunga kredit. Untuk mengatasi hal tersebut bank membantu nasabah dengan memberikan fixed ratebiasanya hingga 5 tahun. Maybank KPR memiliki produk KPR KP Umum Tipe 1 (kecuali KPR fixed & fixed, KPR Bebas Bunga dan KPR Floating Rate) denganfixed ratehingga 10 tahun. Jadi selama 10 tahun pertama nasabah akan merasa aman dalam membayar angsuran KPR tanpa takut adanya kenaikan suku bunga. Hal ini berbeda dengan saya dulu dimana bank hanya menawarkan fixed rate 1 - 2 tahun saja.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Jadi tunggu apalagi, cari rumah idaman anda dan kunjungi cabang Maybank terdekat untuk memperoleh informasi lengkap mengenai Maybank KPR.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun