Mohon tunggu...
Eva Sofiyati
Eva Sofiyati Mohon Tunggu... Editor - man jadda wajada

hidup mulia atau mati syahid

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hasil Riset Deskripsi Mobile-Health untuk Perawatan Anak dengan Penyakit Kronis

23 Oktober 2019   15:02 Diperbarui: 23 Oktober 2019   15:20 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hasil Riset Deskripsi Mobile--Health Untuk Perawatan Anak Dengan Penyakit Kronis yang Menjalani Perawatan Paliatif

Anak dengan perawatan paliatif merupakan kelompok anak dengan penyakit kronis yang telah memasuki fase terminal. Perawatan paliatif pada anak akan melibatkan berbagai tenaga kesehatan dan koordinasi antarprofesi sehingga akan membutuhkan dukungan sistem  koordinasi yang baik antara pasien dan keluarga, perawat, dokter, dan anggota tim perawatan yang lain.

Studi penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas aplikasi mobile--health terhadap peningkatan kualitas komunikasi antar tim yang akan berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan. Wawancara dilakukan pada tujuh dokter onkologi, perawat anak, pekerja sosial, pasien anak dan keluarga terkait dengan penggunaan mobilehealth. Penerapan mobile-health melibatkan penggunaan internet, gadget (telepon pintar), e-mail, dan halaman web sebagai database. Salah satu aplikasi yang bisa digunakan adalah carewatch. 

Pengkajian dapat dilakukan secara langsung dan memasukan data hasil pengkajian kedalam aplikasi mobile-health yang telah dipasang pada gadget. Anak dan keluarga juga bisa memasukkan data misalnya skala nyeri yang dialami saat ini. Diagnosis dan intervensi bias ditetapkan dan disampaikan kepada keluarga melalui halaman web yang telah terintegrasi dengan telepon pintar yang ada di tangan keluarga pasien.

Hasil pemeriksaan penunjang seperti hasil pemeriksaan laboratorium rutin dapat dikirim melalui email, sehingga keluarga tidak menjalani antrian panjang untuk mendapatkan hasil laboratorium tersebut. Penggunaan mobile-health akan memudahkan semua pihak. Perawat akan dimudahkan dalam membuat rancana asuhan keperawatan karena semua data telah tersusun rapi dan lengkap. Pengkolaborasian rencana perawatan dapat dilakukan dengan segera melalui halaman berbasis web yang bisa setiap saat diakses oleh tenaga kesehatan lain tanpa harus bertatap muka. Keamanan data juga dijamin melalui pemberian password akun baik untuk keluarga maupun tenaga kesehatan (Heijden, Lucas, Lijnse, Heijdra, & Schermer, 2013).

Pengembangan Mobile -- Health untuk Perawatan Klien dengan Penyakit Kronis

 Mulai berkembang luas di Amerika Serikat, Australia, dan beberapa negera di Uni Eropa. Perkembangan ini diikuti dengan munculnya berbagai model yang memililki nama, spesifikasi yang berbeda sesuai dengan area keperawatan (Breen & Zhang, 2008).

Salah satu diataranya adalah model aplikasi health information technology yang diterapkan pada anak perawatan paliatif di Amerika Serikat. Studi dengan judul "Pediatric Palliative Care and eHealth" dilakukan pada enam orang dokter, 3 perawat dan anak dengan perawatan paliatif. Studi ini menunjukkan hasil bahwa penerpan mobile--health dapat meningkatkan pelayanan melalui komunikasi klien dan tim kesehatan yang fleksibel, informasi yang terstandardisasi (Hawkes, Walsh, Ryan, & Dempsey, 2013), dan pemberian pelayanan yang memandirikan pasien berbasis cyberinfrastructure (Madhavan et al., 2011).

 Aplikasi mobile--health juga dikembangkan untuk memonitor keselamatan anak usia bayibalita. Penelitian dilakukan pada 312 orang tua yang memiliki anak usia 10--31 bulan dengan pembagian menjadi dua kelompok. Kelompok pertama mendapatkan perlakuan berupa implementasi program E-health 4home safety, sedangkan kelompok kedua mendapatkan perlakuan sosialisasi keselamatan anak melalui leaflet. Proyek penilitian pendahuluan ini memang belum mendapatkan hasil perbedaan yang signifikan dari kedua kelompok perlakuan, sehingga proyek ini terus dijalankan hingga saat ini untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih memuaskan (Beelen, et al., 2013). 

Do- it-yourself healthcare merupakan contoh aplikasi mobile--health yang dikembangkan untuk memonitor kesehatan klien, dan pemberian promosi kesehatan di komunitas. Melalui aplikasi do- it-yourself healthcare klien dapat mengontrol, memprogram, dan melakukan perawatan mandiri dengan pengawasan tim kesehatan. Do- it-yourself healthcare memberikan tiga keuntungan diantaranya;

(1) klien dapat berinteraksi dengan tim pelayanan kesehatan dengan biaya yang lebih murah,

(2) kualitas pelayanan yang lebih baik, dan

(3) jangkauan yang lebih luas karena pelayanan tidak lagi dibatasi jarak dan waktu (Carrera &      Dalton, 2014).

Aplikasi serupa juga diterapkan pada klien dengan penyakit paru obstruksi menahun (PPOM) di Belanda melalui sebuah pilot project dengan hasil memuaskan. Proyek ini tergolong yang paling canggih karena aplikasi sudah mampu menginterpretasi secara otomatis sinyal fisiologis yang dikirimkan oleh telepon pintar klien. Data ini akan diterima server dan menjadi bahan penentuan tindakan medis. Rencana tindakan medis ini akan dikirim ke telepon pintar klien secara otomatis dalam bentuk pesan singkat berisi berbagai anjuran dokter terkait masalah yang dihadapi klien saat itu. Proyek ini terus dikembangkan hingga saat ini dengan melibatkan vendor industry telekomunikasi (Heijden, et al., 2013).

VA's Care Coordination Home Telehealth (CCHT) merupakan salah satu program yang dikembangkan di Amerika Serikat untuk pelayanan pasien dengan penyakit kronis. Program ini mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan melalui peningkatan interkasi tenaga kesehatan dengan klien, koordinasi antar tim, dan aksesibilitas pelayanan (Hogan, Wakefield, Nazi, Houston, & Weaver, 2011).

 Mobile--Health juga mulai dikembangkan diarea kronis keperawatan jiwa dengan menggunakan program berbasis web dengan melibatkan 140 wanita di Norwegia dengan chronic widespread pain. Intervensi melalui telepon pintar terdiri dari satu sesi pelayanan tatap muka dan sesi komunikasi tertulis selam empat minggu. Evaluasi dilakukan dengan memberikan kuesioner dan melalui observasi aktifitas seharihari dan paparan manifestasi klinis seperta laporan nyeri dan stres. Hasil studi ini belum menunjukkan hasil yang signifikan, namun studi ini terus dilanjutkan untuk mengetahui efektifitas mobile--health jangka panjang (Kristjnsdttir, et al., 2013). 

Penelitian penggunaan mobile--health untuk berbagai tujuan juga masih dalam proses pengembangan diantaranya penerapan mobile-- health untuk promosi kesehatan gigi pada anak (Menezes, Gusmo, & Machiavelli, 2013), studi epidimiologi (Meyer, et al., 2012), kepatuhan regimen terapeutik pada penyakit kronis (Wu & Hommel, 2014), dan informasi kesehatan ilmiah (Berry, et al., 2011; Collins, Currie, Bakken, Vawdrey, & Stone, 2012; Col, Sondhi, & Amit, 2013).

Peran Mobile--Health dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Perawatan Klien dengan Penyakit Kronis dan Disabilitas.

 Kualitas pelayanan yang baik merupakan hasil akhir dari perbaikan berbagai item pelayanan yang diberikan kepada klien khususnya pada pemberian pelayanan (patient care delivery), dokumentasi, dan koordinasi antar tim kesehatan yang selama ini masih menjadi masalah diberbagai tatanan pelayanan kesehatan (Sheridan, 2012).

Mobile--health telah terbukti mampu memperbaiki sistem pendokumentasian. Aplikasi mobile--health akan membuat dokumentasi lebih mudah, hemat waktu, tersusun rapi, aman dari kehilangan data, mudah dicari, dan menghemat penggunaan kertas (Ridgway et al., 2011; Sheridan, 2012; Gulzar, Khoja, & Sajwani, 2013).

Kondisi ini akan menekan biaya produksi, dan akan sangat mendukung perkembangan evidence based practice nursing karena perawat akan sangat mudah memperoleh data (Breen & Zhang, 2008; Kelley, Brandon, Docherty, & Ac-pc, 2011 Abramson, Mcginnis, & Moore, 2012; Gulzar, et al., 2013).

 Data yang tersentral dan bisa diakses oleh semua tim pelayanan kesehatan akan membuat koordinasi kerja menjadi lebih mudah (Hogan, Wakefield, Nazi, Houston, & Weaver, 2011). Telepon pintar yang selalu ada di tangan membuat hubungan klien perawat lebih interaktif. Klien juga bisa dengan mudah mengetahui perawatan apa yang akan diberikan hari ini, sekaligus bisa terlibat aktif dalam penentuan rencana perawatan melalui respon interaktif perawat--klien (Hogan, et al., 2011; Abramson, et al., 2012). 

Melalui hubungan interaktif ini klien dan keluarga akan merasa diperhatikan mampu berkontribusi terhadap penekanan angka re-admisi melalui pemberian intervensi dini pada klien (Sheridan, 2012). dan mampu meningkatkan angka kepuasan klien (Gund et al., 2013). Mobile--health juga

  • Pembahasan Hasil Riset

Telepon pintar beberapa tahun terakhir tampaknya telah mengalami revolusi fungsi dari alat komunikasi menjadi sebuah computer yang berada di genggaman (Col, et al., 2013).

Kemampuan telepon pintar dalam melakukan berbagai tugas membuat telepon pintar menjadi objek pengembangan berbagai proyek untuk mendukung berbagai kebutuhan manusia. Salah satu implementasinya adalah dengan pengembangan pelayanan keperawatan jarak jauh untuk klien dengan penyakit kronis yang berada di rumah (mobile--health). Telepon pintar bahkan menjadi instrumen utama dalam konteks aplikasi mobile--health di area perawatan klien dengan penyakit kronis (Madhavan et al., 2011; Sheridan, 2012).

Mobile--health merupakan hasil pengembangan dari eHealth yang menggunakan computer sebagai perangkat keras komunikasi dan dokumentasi yang terintegrasi antar anggota pelayanan kesehatan (Gund, et al., 2013). Aplikasi teknologi ini menuai kritik karena dianggap menyulitkan mayoritas tenaga keperawatan yang belum terbiasa dengan penggunaan teknologi informasi (Ridgway, et al., 2011). Etika keperawatan juga menjadi pertimbangan kritis terhadap implementasi eHealth (Furst, et al., 2013; Ahmed, et al., 2013).

             Keterbatasan sumber daya, finansial, dan kesiapan infrastruktur di negara berkembang  seperti Indonesia menjadikan eHealth seolaholah jauh dari realisasi (Efendi, 2014). Keraguan di atas tampaknya akan terjawab melalui penggunaan telepon pintar. Penggunaan telepon pintar sebagai perangkat pendukung dunia kesehatan di Indonesia sudah tidak dapat dinafikkan lagi (Aziz, 2017a). 

Tahun 2012 saja tercatat sudah ada 40.000 aplikasi kesehatan yang beredar di pasaran. Kemenkes RI juga tidak ingin ketinggalan, berita terbaru ada aplikasi Sehat Jiwa yang diluncurkan tahun 2015 dan aplikasi Pendaftaran Online yang diluncurkan pada 2 Desember 2016 (Aziz, 2017b). Kondisi ini menggambarkan sebuah perubahan masif pada masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan sara informasi dan teknologi melalui telepon pintar. Penggunaan telepon pintar (mobile--health) memiliki beberapa keunggulan antara lain; telepon pintar telah digunakan oleh masyarakat luas (Heijden, et al., 2013), oleh karena itu penyedia layanan tidak perlu menyediakan dana untuk membeli perangkat khusus sebagai media pengaplikasian mobile-health. 

Pembuatan dan pembelian aplikasi mobile-health yang berbasis Java, Symbian, iOS, atau Android juga akan lebih murah karena kompleksitas program dan ukuran file lebih kecil dibandingkan dengan aplikasi pada eHealth yang menggunakan PC. Operasional aplikasi mobile--health cukup sederhana sehingga akan membuat pengguna akan lebih mudah beradaptasi terhadap penggunaan teknologi ini. Keunggulan ini cocok untuk Indonesia yang masih minim sumber daya.

Pengenalan mobile--health di Indonesia merupakan langkah tepat untuk mensiasati tren perawatan di luar rumah sakit yang sudah mulai merambah area keperawatan anak dengan penyakit kronis dan disabilitas (Kristjnsdttir, et al., 2013).

Aplikasi home care di Indonesia suatu saat pasti akan berkembang menjadi home hospital dengan jenis pelayanan yang lebih kompleks dan membutuhkan aplikasi mobile-health seperti yang telah dicontohkan di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Swedia, dan Jepang (Ridgway, et al., 2011).

Melalui percontohan ini hendaknya perawat bisa mengambil pelajaran terkait dengan peran  profesi keperawatan dalam menyongsong masa depan (Sheridan, 2012). Tuntutan klien terhadap kualitas pelayanan prima terus menjadi sorotan yang sulit terselesaikan di negara ini. Mobile-health merupakan salah satu solusi yang dapat berkontri.

Artikel ini dibuat oleh :

                                        Kelompok VI

  • Alfizyah Muchtiara         (344070180043)
  • Dimas Faiz                         (344070180099)
  • Eva Sofiyati                       (344070180039)
  • Haryati                                (344070180070)
  • Zaki Ulhaq                         (344070180025)

        Kelas 2c

 

                                   DIII KEPERAWATAN

                            FAKULTAS KEDOKTERAN

               UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

                          TAHUN AKADEMIK 2019/2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun