Akhir akhir ini banyak sekali masyarakat khususnya di kalangan anak muda yang menggunakan istilah privilege, baik itu dalam media sosial ataupun dalam percakapan dan diskusi sehari-hari. Pandangan banyak orang terkait privilege ini kurang lebih seperti ini, orang yang hari ini sukses adalah mereka yang memiliki privilege dan sekeras apapun kita berusaha dan berjuang kita tidak akan pernah bisa sampai pada titik seperti dengan orang yang memiliki privilege tersebut. Nah jadi Sebenarnya privilege itu apa sih? Yuk simak penjelasan berikut.Â
Menurut Kamus Merriam Webster, privilege bermakna hak istimewa yang diberikan sebagai suatu manfaat, keuntungan, atau bantuan khusus. Nah dari definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa privilege adalah sebuah hak istimewa yang tidak dimiliki semua orang yang dimana dapat berupa materil, kesempatan, bahkan nilai atau value yang membuat kita bangga ada di tengah-tengah masyarakat luas. Selain itu, previlage ini dapat berupa warna kulit, golongan, kasta atau kelas sosial, ras hingga gender.
Apa yang ada dibenak ketika berbicara privelege?
Di Indonesia saat ini, tak jarang masyarakat yang menggunakan istilah privilege untuk memberikan jalan atas kesuksesan atau keberhasilan masa depan anak-anaknya dengan mudah. Berbicara mengenai privelege, pernakah kalian berpikir seperti ini? "Wahh dia bisa kuliah di universitas ternama hingga kuliah di luar negeri pasti karena orang tuanya kaya dan mapan". Lalu "Temanku selalu berprestasi sampai sekarang karena pasti sejak dia kecil diberikan akses buku-buku yang bagus dan mahal oleh orang tuanya", atau bahkan sering berucap "Wah dia lulus di perusahaan A, pasti karena memiliki orang dalam". Pandangan- pandangan tersebutlah yang disebut dengan fenomena privilage  yang dimana tumbuh di lingkungan masyarakat. Namun sayangnya, terdapat hal negatif yang timbul ketika berbicara mengenai privilege, diantaranya:
1. Banyak orang berpandangan bahwa privilage hanya sebatas materi atau kekayaan dan hal-hal yang menyenangkan juga membuat kita nyaman
Hal tersebut diartikan seperti tingkat kekayaan, paras yang cantik atau tampan, kulit yang putih, hidung yang mancung, tinggi dan berat badan yang ideal, anaknya berasal dari keluarga mapan, dan seterusnya. Sementara hal-hal lain di luar itu kita anggap sebagai sesuatu yang "no value" atau tidak berharga bahkan tak jarang dari kita menganggapnya sebagai suatu kekurangan.Â
2. Meremehkan mereka yang sukses dan memiliki privillage
Tak jarang ditemui di tengah tengah masyarakat beranggapan bahwa jika mereka semua yang sukses sudah sewajarnya karena semisal ada kekayaan dari orang tuanya sehingga menunjang dia sukses dan berhasil. Seakan-akan usaha mereka biasa saja dan bahkan tidak anggap. Padahal kita tidak tahu keadaan sebenarnya, apakah seseorang yang sukses tersebut berusaha dan belajar sangat keras juga untuk mendapatkan keberhasilannya, karena percuma saja jika seseorang memiliki suatu privilege, namun tidak dia gunakan sebaik-baiknya, maka hasilnya pun tidak akan maksimal.
Sehingga berbicara mengenai privilage tanpa disertai dengan open minded atau pikiran yang terbuka dan juga pikiran yang bijak akan memicu timbulnya rasa tersinggung dari orang lain. Bahkan tidak sedikit dari kita malah sulit untuk bersyukur dan sulit dalam mengapresiasi diri kita sendiri.Â
Jenis privilege
Terdapat 2 jenis atau tipikal dari privilege ini diantaranya: