Mohon tunggu...
Eva NurFadilah
Eva NurFadilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Prodi Pengembangan masyarakat Islam Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ekologi Budaya Masyarakat Dalam Pengembangan Masyarakat Untuk Pembangunan Berkelanjutan Di Indonesia

6 Mei 2024   22:02 Diperbarui: 6 Mei 2024   22:21 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam Pengembangan masyarakat berbasis wawasan ekologi yang memberikan sudut pandang baru tentang pemberdayaan masyarakat. Sains dan teknologi bisa menyebabkan kerusakan lingkungan, tetapi juga dapat digunakan untuk menghadapi ancaman ekologis tersebut serta memberikan manfaat ekonomi dan kemajuan daerah.Dalam Ekologi budaya masyarakat lokal melibatkan pola perilaku yang diatur oleh kearifan lokal. Pola perilaku ini lebih ekologis daripada masyarakat modern yang tidak menggunakan kearifan lokal tidak hanya mengontrol kehidupan manusia secara individu, tetapi juga memperhatikan kelangsungan manusia dan lingkungan di sekitarnya. Hal ini merupakan bagian dari tujuan pembangunan berkelanjutan. Di Indonesia, nilai-nilai kebudayaan cenderung memprioritaskan ekologi dan lingkungan, dengan pola perilaku yang percaya ada kekuatan lain yang menjaga lingkungan mereka. Tulisan ini menunjukkan bahwa kearifan lokal sebagai ekologi budaya penting dalam pengembangan masyarakat untuk menciptakan kemandirian, kesejahteraan, dan pembangunan berkelanjutan.

Selain itu juga Sistem wanatani tradisional memelihara kesuburan tanah, mengendalikan erosi, melindungi aliran sungai, dan memelihara iklim mikro. Sistem ini juga penting dalam memelihara keanekaragaman hayati dan menyimpan karbon. Kearifan lokal memiliki manfaat bagi manusia dan alamnya Pengelolaan sumber daya alam yang didasarkan kepada kearifan lokal sejatinya yang memberikan keberlanjutan dari hutan itu sendiri. 

Hal tersebut tentunya menjadi bagian dari tujuanpembangunan berkelanjutan. Ungirwalu (2016) dalam penelitiannya melihat hubungan kearifan lokal dengan alam sebagai etnoekologi. Ia mengatakan bahwa terdapat 6 wujud etnoekologi dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya buah hitam bagi masyarakat adat Wandamen di Papua, yaitu sebagai:

 1. sumber daya lokal

 2. pengetahuan lokal

 3. Nilai lokal

 4. keterampilan lokal

 5. pengetahuan lokal

mekanisme pengambilan keputusan lokal solidaritas kelompok lokal.

Enam wujud tersebut dapat dikatakan sebagai konstruksi adaptif budaya lokal terhadap lingkungannya.Ekologi budaya di Indonesia merujuk pada pengetahuan dan nilai budaya terkait dengan lingkungan dan sumber daya alam serta penggunaannya secara berkelanjutan. Ini penting untuk pembangunan berkelanjutan melalui kearifan lokal dan pengelolaan sumber daya yang bijaksana.

Dalam Pengembangan masyarakat berbasis wawasan ekologi memberikan sudut pandang baru tentang pemberdayaan masyarakat. Sains dan teknologi bisa menyebabkan kerusakan lingkungan, tetapi juga dapat digunakan untuk menghadapi ancaman ekologis tersebut serta memberikan manfaat ekonomi dan kemajuan daerah.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun