Mohon tunggu...
Evan Prajongko
Evan Prajongko Mohon Tunggu... Admin Sales Support -

Pecinta dunia psikologi sosial dan budaya namun mencoba untuk menulis tanpa menggunakan bahasa akademik yang rumit. Sedang berjuang mengenai empat kesunyataan dan jalan mulia berunsur delapan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Seri Babad Ponorogo: Adipati Suradiningrat, Kematian di Tangan Patih Sendiri

31 Agustus 2016   15:53 Diperbarui: 31 Agustus 2016   16:12 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pangeran Mangkunegara lalu menyusul Adipati Surodiningrat di kadipaten dan menyerahkan surat tantangan yang diterimanya. Adipati Surodiningrat lalu berkata itu adalah fitnah dari Patih Tambakboyo. Pangeran Mangkunegara kemudian menyuruh pasukannya mencari Tambakboyo dan bertemu di sebuah rumpun bambu di pinggir sungai. Begitu ditemukan, kepala Tambakboyo lalu dipenggal hingga putus. Tempat patih Tambakboyo dipenggal dinamakan Tambakbayan dan tempatnya dipenggal tidak boleh ditempati atau dibangun rumah disekitarnya. Pangeran Mangkunegara lalu membawa kepala Patih Tambakboyo ke hadapan Adipati Surodiningrat lalu berkata, ”Maafkan saya paman Adipati, semoga kepala ini menjadi penebus kesalahan” kemudian beliau pulang ke Surakarta.

Sebelum meninggal Adipati Surodiningrat berkata, ”Tambakboyo, kau dan anak keturunanmu tidak akan menjadi orang terhormat mengabdi pada negara dan derajat kalian adalah derajat orang hina”. Patih Tambakboyo dimakamkan di tepi sungai di wilayah Menggungan, Kelurahan Kadipaten. Kuburan Patih Tambakboyo tidak ada yang membersihkan karena jika dibersihkan pada malam harinya ada suara jeritan jeritan mengerikan dari tempat tersebut.

Sumber: Buku Babad Ponorogo Bab II Halaman 26 & 29. Tulisan ini disusun dari naskah asli berbahasa Jawa oleh Fanpage Facebook SETENPO Semua Tentang Ponorogo.

Catatan:

  • Penerimaan akan kebenarannya kami serahkan pada penilaian pembaca.
  • Tempat bernama Sebrumbung memang ada dan terdapat jalan seperti terowongan yang menurut penduduk adalah bekas galian Demang Ronggoniti, terletak di Sebrumbung, Kelurahan Kadipaten.
  • Adipati Surodiningrat pada kisah ini bila dirunut dari beberapa kisah lainnya, adalah Adipati Suradinigrat I yang juga mendapat julukan (Seda Demung). Hal ini juga dirunut dari pergolakan yang terjadi di Kartasura, yaitu pada abad XVIII, pada masa Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I (Bendara Raden Mas Said)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun