Mohon tunggu...
Evan Javier Firgiyantoro
Evan Javier Firgiyantoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 PWK - UNEJ

Halo para pembaca kompas, perkenalkan nama saya Evan Javier Firgiyantoro dari S1-PWK UNEJ, terimakasih telah membaca artikel saya. Akan sangat membantu jika para K-Readers memberikan pendapat dan like nya di artikel - artikel buatan saya ^^.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kota Santri yang Sakit akibat Covid-19

14 September 2022   19:12 Diperbarui: 14 September 2022   21:04 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Corona Virus Disease (Covid-19) adalah penyakit akibat virus yang dapat menyebabkan gangguan disistem saluran pernafasan, mulai dari gejala penyakit ringan seperti flu, hingga yang serius seperti infeksi paru - paru (pneumonia). Gejala munculnya virus Corona biasa ditandai dengan flu, batuk, demam, radang, diare, pilek, dan juga sesak nafas. Kasus pertama dari virus ini terjadi di kota Wuhan, China pada akhir bulan Desember 2019. Setelah itu, virus Corona menular dengan sangat cepat dan menginfeksi berbagai negara, salah satunya adalah negara Indonesia. Kasus pertama virus Corona sendiri di Indonesia dikonfirmasi secara resmi pada tanggal 2 Maret 2020 yang dialami dua orang WNI dengan dugaan mereka berhubungan langsung dengan WNA yang terdiagnosa positif Covid-19.

Melansir data terakhir dari "Our World In Data" pada tanggal 13 September 2022, total kasus Coivd-19 di Indonesia telah mencapai angka 6.394.340 juta dan juga menelan korban jiwa sebanyak 157.787 ribu orang. Sedangkan diwilayah Kabupaten Pasuruan sendiri, telah ditemukan 12017 kasus dan juga menelan korban jiwa sebanyak 739 jiwa. Dari data tersebut, dapat kita simpulkan bahwa angka tingkat kematian (case fatility rate) yang disebabkan oleh virus Covid-19 di Indonesia adalah sekitar 2,6%.

Penyebaran nya yang sangat cepat ini membuat pemerintah menyatakan status darurat pada tanggal 14 Maret dan juga mengeluarkan PP Nomor 21 Tahun 2020 yang mulai memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai daerah, termasuk wilayah Kabupaten Pasuruan. PSBB sendiri adalah pembatasan kegiatan tertentu masyarakat dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksidengan tujuan mencegah kemungkinan menular / menyebarnya suatu penyakit.

Disini, pemerintah mulai membatasi sarana - sarana umum, transportasi, kegiatan sosial serta kegiatan di tempat umum (diluar rumah) seperti sekolah, kantor dan tempat hiburan. Hal ini sangat berpengaruh dan berdampak banyak pada perubahan - perubahan yang terjadi di berbagai bidang, salah satunya adalah dibidang ekonomi. Dampak Covid-19 di bidang ekonomi sendiri dibagi dua, yaitu dampak positif dan juga dampak negatif.

Dampak positif dari adanya pandemi Covid-19 dibidang ekonomi bisa dibilang lumayan banyak. Yang pertama, pandemi ini menuntut masyarakat untuk tidak beraktivitas lagi secara konvensional, namun lebih memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk beraktivitas seperti sekolah dan bekerja dengan cara Work From Home (WFH). Teknologi informasi dan komunikasi pun menjadi jembatan bagi semua pihak karena sudah tidak lagi dibutuhkan hanya untuk hiburan, melainkan menjadi kebutuhan primer di semua kalangan masyarakat. Sehingga tidak teknologi informasi dan komunikasi tidak menjadi suatu alat monopoli dikalangan masyarakat kelas atas maupun masyarakat tertentu.

Kedua, adanya pergeseran pola bisnis dan penerapan model bisnis yang sangat tidak biasa. Terjadinya pembatasan akses mobilitas dikalangan masyarakat untuk bertemu diberbagai kegiatan termasuk ekonomi mengakibatkan adanya pola dan model bisnis baru yang tumbuh dikalangan masyarakat. Perubahan pola bisnis dan model bisnis yang diperkirakan akan membutuhkan waktu untuk diimplementasikan dikalangan masyarakat ternyata dapat beradaptasi dengan baik didalam kondisi pandemi saat ini karena paksaan.

Ketiga, perkembangan ekonomi digital di Indonesia terutama Pasuruan tumbuh dengan cepat. Pada era perkembangan digital saat ini, internet dan sektor ekonomi akan menjadi dua hal yang tak terpisahkan. Hal ini dikarenakan pengembangan inovasi dari sektor ekonomi akan membutuhkan dan melibatkan internet didalam prosesnya. Salah satu contohnya ialah masyarakat disini mendapatkan layanan tanpa tatap muka selama pandemi Covid-19 yang memberikan sebuah harapan baru ditengah sulitnya kondisi yang terjadi saat ini.

Meskipun terdapat beberapa dampak positif dari adanya pandemi Covid-19, tak dapat dipungkiri bahwa dampak negatif dari pandemi Covid-19 sendiri dibidang ekonomi lebih banyak daripada dampak positifnya. Dampak pertama paling menonjol yang dapat kita lihat dan dirasakan adalah melemahnya konsumsi rumah tangga masyarakat atau melemahnya daya beli masyarakat secara luas yang sangat signifikan. Aturan - aturan pemerintah yang ada dikalangan masyarakat mulai dari PSBB hingga PPKM Mikro yang terus berlangsung juga menghambat masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi.

Dampak negatif kedua adalah menurunnya angka investasi diberbagai sektor usaha, ketidakpastian yang terjadi akibat pandemi membuat masyarakat ragu untuk memulai suatu usaha, hal ini pun juga berlaku pada para pengusaha yang waswas dengan kondisi serta kebutuhan masyarakat wilayah Kabupaten Pasuruan di era pandemi ini. Banyak perusahaan - perusahaan besar yang mengurangi jumlah karyawan nya, dan banyak juga perusahaan yang gulung tikar dikarenakan pandemi Covid-19 ini. Perusahaan ritel besar seperti Matahari dan juga Centro menutup sebagian gerai mereka dikarenakan berubahnya dinamika pasar, bahkan hingga semua gerai Giant di Indonesia harus tutup demi melakukan penyesuaian strategi bisnis di kondisi yang ada saat ini.

Investasi di sektor pariwisata, hiburan, dan travel wilayah Kabupaten Pasuruan turun sangat drastis dikarenakan hal ini, ditambah juga dengan adanya PPKM yang membatasi pergerakan pemerintah dan juga pengusaha dalam mengelola berbagai destinasi pariwisata yang ada. Contoh kecilnya adalah tiga objek wisata yang dikelola oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan yaitu Pemandian Banyu Biru, Danau Ranu Grati, dan juga Wisata Budaya Tengger Tosari. Padahal, menurut data dari Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari tiga tempat wisata milik Pemkab Pasuruan tersebut dapat menghasilkan 2,5 hingga 3 juta rupiah per harinya.

Dampak negatif ketiga adalah penurunan dan melemahnya pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Pasuruan yang diikuti oleh dampak lain seperti adanya peningkatan pengangguran dikarenakan banyaknya karyawan yang di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) oleh perusahaan - perusahaan yang terganggu oleh adanya pandemi Covid-19. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) wilayah Kabupaten Pasuruan, per Februari 2021 sebanyak 260,23 ribu orang pengangguran, 235,34 ribu orang sementara tidak bekerja, dan juga sebanyak 2,40 juta orang mengalami pengurangan jam kerja yang diakibatkan oleh maraknya virus Covid-19. Tekanan penerimaan sektor pajak baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah juga mempengaruhi karena cukup menghambat pendanaan program kerja pemerintah yang sudah direncanakan dengan baik sebelumnya. Kondisi ini juga mendorong adanya realokasi anggaran dan penataan kembali anggaran selain dari didasari adanya tekanan pendapatan yang sangat tidak sesuai dengan proyeksi atau ekspektasi sebelumnya.

Dampak negatif keempat adalah terpuruknya startup digital (perusahaan yang baru dirintis) dikarenakan banyak mengalami perubahan selama masa pandemi ini. Berdasarkan data dan penjelasan yang diperoleh dari katadata.co.id, 83,4% perusahaan startup digital terdampak oleh adanya pandemi dengan mayoritas dari perusahaan startup tersebut mengalami dampak negatif dan hanya sekitar 11% perusahaan yang mengalami dampak positif. Kemudian ditemukan data juga yaitu sekitar 41,8% startup digital mengalami penurunan kondisi perusahaan, dimana sebagian besar dari perusahaan mengalami kondisi yang fatal akibat dari pandemi, bahkan ada beberapa perusahaan startup yang baru terbentuk sudah sulit untuk bangkit. Sedangkan, hanya ada sebagian kecil perusahaan yang mengalami peningkatan kondisi pada saat situasi pandemi ini.

Solusi dari permasalahan - permasalahan diatas yang disebabkan oleh adanya pandemi adalah pemerintah harus mempersiapkan program yang tidak memberatkan dan menghambat masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi. Kemudian, pemkab Pasuruan juga harus dapat mengajak dan meyakinkan para investor agar mau melakukan investasi diberbagai bidang, terutama dibidang pariwisata dan juga travel dengan memanfaatkan perkembangan ilmu teknologi dan informasi yang ada sehingga dapat menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sesuai kondisi saat ini. Solusi selanjutnya ialah pemerintah harus dapat membuka lapangan pekerjaan baru demi mengurangi angka pengangguran di masyarakat dan juga dapat menguatkan kembali pertumbuhan ekonomi di wilayah Kabupaten Pasuruan yang sangat terdampak dengan adanya pandemi ini. Pemerintah pusat juga harus merilis kebijakan moneter dan juga kebijakan fiskal untuk menurunkan tensi dari kepanikan penduduk. Dan yang terakhir, pemda harus dapat bekerja sama dengan masyarakat untuk menyelesaikan kesalahpahaman dan menarik poin penting dari apa yang diinginkan oleh masyarakat itu sendiri. Tetap semangat Pasuruanku, kuyakin kau pasti kembali jaya seperti dulu "Guna Karya Sarana Bhakti".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun