saudara sepupu suamiku, mengundang kami dan saudaranya yang lain untuk bisa hadir di acara pengajian sebelum keberangkatannya menunaikan ibadah Haji, atau masyarakat setempat biasa mnyebutnya Ratib. Pada hari dan waktu yang sudah ditentukan, berangkatlah kami bertiga, aku, suami dan anakku memenuhi undangan itu. Dan sampai juga kami di rumah sepupu suamiku, tidak menunggu lama acara pengajian pun dimulai.Â
Dengan tenang kami semua yang hadir mengikuti rangakain pengajian tersebut, sampai telingaku terusik mendengar lantunan "Labbaykallahumma labbayk, labbayka la syarika laka labbayk", hatiku bergetar, terharu, dan air mata ini tak dapat dibendung lagi, terbayang dipikiranku lantai Masjidil Haram dan Ka'bah yang kokoh dan agung, seperti apa yang sering kulihat dari media-media.Â
Ada perkataan dalam hati kecilku untuk pergi kesana, aku ingin menginjakkan kaki di lantai Masjidil Haram, bersimpuh, bersujud, menenggelamkan diri dalam pengakuan dan pengampunan dosa, melepaskan sejenak kepenatan urusan dunia. Hanya ada aku dan Engkau, Yaa Allah.