Mohon tunggu...
ANDRE ELAUSTA
ANDRE ELAUSTA Mohon Tunggu... Bankir - Traveller and Businessman

Traveller and Businessman

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bos Itu Berbeda dengan Pemimpin

5 Oktober 2019   20:08 Diperbarui: 5 Oktober 2019   20:47 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Siapa sih yang diantara kita tidak mau menjadi seorang bos? Menjadi bos berarti kita memiliki pegawai, di mana kita bisa menyuruh mereka bekerja untuk kita. Menjadi bos juga berarti kita seringkali diutamakan hak -- haknya, mendapatkan fasilitas yang jauh lebih baik daripada yang lain, bahkan bisa mendapatkan penghasilan yang tinggi.

Seringkali terjadi fenomena bahwa perintah bos adalah aturan dan para bawahan harus taat kepada aturan / perintah bos. Aturan pertama : bos selalu benar. Aturan kedua : apabila bos salah, baca aturan pertama!

Pada kenyataannya, kita perlu menyadari bahwa seorang bos dan pemimpin itu memiliki perbedaan. Masalahnya adalah pemimpin itu langka dan sulit ditemukan. Kita akan sering kali menemui seseorang dengan jiwa bos daripada mereka yang berjiwa pemimpin.

Hal ini tentu lumrah karena hakikat dari dalam diri manusia adalah suka memerintah, merasa dirinya adalah penting, ingin menjadi pusat fokus.

Itulah sebabnya, apabila Anda ingin sukses, Anda harus memiliki jiwa seorang pemimpin, bukan hanya sekedar bos! Untuk menjadi seorang pemimpin, kita tidak perlu menunggu untuk memiliki jabatan atau diberikan tanggung jawab untuk mengepalai suatu bagian terlebih dahulu.

Dalam bukunya yang berjudul 5 levels of leadership, John Maxwell menyampaikan bahwa kita dapat menjadi seorang pemimpin kapan saja dan di mana saja ... karena sesungguhnya menjadi seorang pemimpin itu adalah tentang pengaruh dan karakter kita. Bukan hanya semata -- mata karena posisi!

Seorang pemimpin perlu memastikan bahwa kepemimpinannya memberikan pengaruh positif ke dalam sekeliling kita. Kita dapat dikatakan berhasil ketika kita dapat memberikan kata kata motivasi diri dan mengilhami semua bawahan kita.

Kita dapat mengenali dan memaksimalkan potensi dari setiap orang yang berada di sekitar kita. Selain itu, seorang pemimpin berani untuk mengambil tanggunjung jawab di saat orang yang lain menghindarinya.

Seorang pemimpin selalu dapat menyelaraskan diri dengan tujuan bersama yang ingin dicapai oleh perusahaan. Seorang pemimpin juga dapat menjadi mentor bagi orang lain untuk membagikan pengalaman dan ilmu yang mereka miliki.

Ketika kita sudah berhasil melakukan itu semua, maka kita dapat dikatakan telah berhasil menjadi seorang pemimpin. Dengan atapun tanpa status sebagai seorang pemimpin!

Daripada berusaha meraih posisi puncak dan mendapatkan keuntungan yang semu, pemimpin sejati akan berusaha untuk memanfaatkan apa yang telah ia miliki dan membuat orang -- orang di sekitarnya menjadi lebih baik untuk meraih tujuan bersama dengan lebih cepat. Inilah beda antara seorang pemimpin dengan seorang bos.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun