Serunya Nonton Sepakbola Dunia bareng Keluarga
Hari-hari belakangan ini suamiku jadi gemar duduk di depan TV untuk menyaksikan pertandingan sepak bola dunia. Demikian pula dengan anak lelaki kami. Ya, keduanya memang suka sepak bola. Kami yang perempuan, terpaksa mengalah. Saluran televisi sudah dibooking para lelaki. Aku heran, mengapa hampir semua kaum lelaki menyukai permainan sepak bola ya?
Hus. Bukan permainan Dik, sanggah suamiku. Ini pertandingan kelas dunia. Lihat saja yang menonton langsung disana, pada serius kan wajahnya? Harap-harap cemas lho. Jangan disepelekan, hahaha.. katanya lagi, penuh pembelaan.
Hadeuh, dia berbicara seperti itu tanpa sedikitpun menoleh padaku. Tatapan matanya lurus, focus ke televisi. Sesekali tangannya mengambil  kacang garuda yang sejak dahulu memang telah menjadi cemilan kesukaannya.
"Ne..Mas, memangnya yang menarik apa sih? Kenapa bela-belain menonton sampai tengah malam?" Tanyaku penasaran.
"Lha ya pingin lihat golnya lah.." Jawabnya santai. O gitu? Kalau begitu menontonnya bisa kapan saja dong. Kan, bisa lihat siaran ulangnya. Enteng jawabku. Â Entahlah, aku ingin kali ini suamiku menganggap sepakbola itu sebagai hal yang biasa saja. Tidak menonton juga tidak mengapa kan? Tetapi suamiku diam saja. Pandanganya masih ke arah pertandingan yang sedang berlangsung. Menurutku, sepakbola itu permainan yang membosankan, bagaimana harus mengoper bola dan membawanya ke dekat gawang untuk kemudian ditendang, beradu siku, badan, hingga jatuh bangun, Â mati-matian berusaha agar bola bisa masuk gawang lawan. Wah, ternyata tidak mudah juga ya, untuk menciptakan sebuah gol, batinku.
Kudengar suami dan anak lelakiku sesekali mengomentari jalannya pertandingan. "Aduh, ko gak lihat-lihat dulu dimana temannya.." Hati-hati dong..ko salah mengoper bola.."
"Nah kaya begini dong.."
 Kalau ada yang gagal memasukkan gol, jawabnya ; Aduuh...aduuhh..salah ngukur dia..Aahh.." Teriaknya, sambil memegang rambut  kepalanya.
Kalau mendengar expresi ini, aku bertanya lagi, "Memangnya mendukung siapa? Kan bukan bangsa kita yang main?" Jawab suamiku, "Yang didukung, yang bagus atuh", jawabnya nyengir.  Hmmm...Aku tambah bosan saja melihat pertandingan bola ini. Jujur saja ,kalau yang sedang bertanding itu bangsa kita, masih lebih baik dan  aku juga ingin melihatnya, ya sesekali saja sih..soalnya aku tidak suka sepakbola. Anywhere, anytime. Melihatnya capek, lapangannya terlalu luas. Haha..
Hari ke-hari selanjutnya, aku jadi terbiasa duduk mendampingi suami menonton pertandingan ini. Ya, kalau sudah malam begini, memang waktunya istirahat bukan? Pekerjaan rumah sudah diselesaikan pula. Waktu pertandingannya benar-benar pas dengan waktu luangku. Hmm...