Mohon tunggu...
Dina Esterina
Dina Esterina Mohon Tunggu... Lainnya - Pendeta di Gereja Kristen Pasundan. Podcaster dan blogger. Senang nulis dan baca.

Tertarik menyororot dan menautkan makna hidup sebagai seorang yang spiritual dengan berbagai fenomena yang ada di masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Memaknai Pilihan Bebas dan Dosa dari Sudut Pandang Scott Lang Sang Manusia Semut

1 Maret 2023   16:30 Diperbarui: 1 Maret 2023   16:37 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

" Ketika menyatakan 'kenikmatan' adalah kebaikan tertinggi, kami tidak maksudkan itu kenikmatan-kenikmatan orang bejat atau dari mengumbar nafsu,yang ada di otak orang-orang bodoh dan mereka yang tidak memperhatikan prinsip kami atau orang yang menafsirkan prinsip kami dengan cara memelintir. Yang kami maksud dengan 'kenikmatan' adalah kebebasan tubuh dan jiwa dari kekacauan dan rasa-rasa menyakitkan" (Epikuros dalam Laertius 1901: 471).

Ekspektasi saya menyaksikan Ant-Man and The Wasp  : Quantumania tidak banyak. Film Marvel baru berdurasi 2 jam lebih lima menit ini nampak membosankan di awal menggambarkan hubungan kaku Scott Lang dan anaknya Cassie. Tak ada emisi yang membakar film ini sampai kemudian sosok Sang Penakluk, Kang muncul. Hidup memang terasa membosankan tanpa disrupsi. 

Disrupsi ini hadir diwakilkan dalam kehadiran Kang yang menjadi bagian dari misteri hidup Janet, Ibu Hope kekasih Ant Man yang ternyata membangun cerita baru Ant Man menjadi sebuah kisah petualangan yang membuat kita sungguh greget akhirnya melihat sosok asli Ant Man. Jika kita sabar akhirnya kita bisa melihat sedikit saja dinamika. Dan, saya akan cermati dua tokoh yang saling bertolak belakang, Kang Sang Penakluk dan Scott Lang si manusia lempeng yang nrimo dan ngejadiin nrimonya ini sebagai sebuah kekuatan.

Kang digambarkan sebagai sosok yang sangat berambisi menghancurkan semesta, bahkan multisemesta. Dia digambarkan sebagai sosok penuh kebencian dan amarah juga luka yang dipenuhi dengan dendam. Saya merasa tidak ada sosok paling kesepian seperti dia. Demikianlah kita selalu melihat dalam semua kasus kejahatan terhadap manusia dan alam semesta, pelakunya adalah sosok yang penuh amarah, luka dan sangat kesepian. Seperti Epikurus, kebejatan bukanlah kenikmatan yang akan membawa kebahagiaan, melainkan kesusahan tak berujung. Epikurus mencoba melihat bahwa keterasingan yang jadi dampak dari dosa akan membawa manusia pada kehampaan yang mendalam. 

Berlainan dengan Kang yang sendiri, Scott Lang digambarkan sebagai sosok yang selalu jadi yang biasa-biasa saja dari semua tokoh Avangers. Tapi dia bangga dengan pencapaiannya sendiri. Dia sangat mengasihi dirinya dan itu nampak dari bagaimana dia berdamai dengan keadaan. Dari mulai menerima perceraian dengan istrinya, terpisah dengan anaknya, sampai kemudian dia menjalani kehidupan mengambil opsi positif dengan membuat buku dan menjadi terkenal. Dia memanfaatkan dan menyukai popularitasnya meski kemudian belajar satu lagi nilai penting dalam hidup bahwa ada satu pekerjaan yang tak akan pernah berakhir yaitu menjadi pahlawan dan orang baik. 

Sejak semula, bagi saya Ant Man adalah superhero dengan kemampuan paling standar. Dia tak punya kekebalan bawaan seperti Thor dan kecerdasan di atas rata-rata seperti Tony Stark. Tapi dalam film ini, dia digambarkan mampu mengasuh Cassie menjadi sosok yang belajar dari keputusan salah yang dia buat, dan menanamkan nilai baik melalui buku-bukunya. Dia pandai memanfaatkan kekuatannya yang lain. Demikian juga ketika dia harus mengambil keputusan berat antara mencuri inti bumi demi menyelamatkan Cassie atau memikirkan keselamatan semesta. Dia digambarkan mesti bergulat dengan kelemahan. Namun seri ini memberi gambaran bahwa kekuatan Scott ada dalam keteguhan dan keberaniannya mengambil keputusan yang tepat. Sama seperti dia rela bekerja sama dengan rekan Avengers mengalahkan Thanos dengan risiko kematiannya sendiri. Dia juga merelakan pengorbananya dengan mendukung Cassie apa pun yang terjadi sebagai seorang ayah yang penuh dengan cinta.

Pilihan, keputusan mengambil pilihan selalu jadi bagian yang kita liat dalam semua serial Superhero. Mengajarkan kita bahwa sebagai manusia kita adalah mahluk dengan pilihan bebas yang Tuhan ciptakan dengan akal budi. Seperti Adam dan Hawa yang diberi wewenang besar untuk mengelola edinah (Eden) yang menjadi bumi bagi kita. Mereka gagal menaati Tuhan karena ingin sama seperti Tuhan. Sebuah kecenderungan pemberontakkan yang selalu hadir dalam hati tergelap setiap mahluk. Awal mula dari dosa, awal mula dari pencarian kenikmatan yang bejat, awal mula dari penyalahgunaan kebebasan, awal mula dari ketidak taatan. 

Pada akhirnya semua jagoan di Marvel menemui titik akhir mereka. Mereka pensiun satu-satu. Di akhir Ant Man pun, kita melihat bahwa algoritma bekerja, peradaban tak terelakan berganti, Scott dan Hank akan digantikan oleh Cassie yang begitu tertarik dengan dunia quantum, sebuah dunia berlapis penuh misteri di mana kuasa-kuasa jahat dan baik saling bertarung satu sama lain. Ini mengingatkan kita bahwa dunia adalah gurun yang penuh dengan segala ancaman dan ketidakpastian namun menyajikan keindahan dan kebaikan karena diciptakan oleh kasih oleh Firman Allah, Sang Beyond Multiverse.

Baiklah kita melihat pilihan bebas kita dalam dunia bukan sebagai kesempatan untuk menjadi bejat dengan semua kenikmatan dunia. Membiarkan diri kita terobsesi dengan kekayaan sehingga kita bisa membangun klub motor gede sebagai pejabat negara di kala harga minyak dan gas makin naik. Membunuh siapa saja yang kita tak sukai yang menjadi kekejaman brutal yang kita saksikan dengan begitu banyaknya kasus mutilasi. Ngomong sembarangan dan menjadikan media sosial jadi ajang panjat sosial dengan mengomentari hidup dan pilihan orang lain secara ngawur dan menerbitkan kegelisahan dan kemarahan sosial. Ini bukanlah jalan jadi bahagia. Karena kita jadi 'seperti Allah'. Kita ingin seperti Allah dan menjadi Allah dalam dunia. Dan membiarkan kuasa dosa itu menjalar dan menjangkiti hidup seperti memilih pemberontakan Adam dan Hawa juga Kang untuk kemudian jatuh dalam maut. 

Kiranya Aksi Prapaska kita isi dengan pantang dan puasa. Bertobat dengan hati yang sungguh. Bertobat dari keinginan membabi buta untuk memuaskan hasrat diri sendiri. Ingin jadi yang paling hebat dan berkuasa. Ingin jadi yang paling disukai dan populer. Ingin memiliki semuanya dan lebih banyak lagi dan tidak pernah merasa cukup. Semoga dengan kemenangan Kristus atas pencobaanNya di Padang Gurun, kita diberi kekuatan untuk melawan dosa. Hiduplah dalam harapan, maut tak berkuasa atas kita, dan karenanya kita dijamin bisa melawan kuasa dosa. Selamat Prapaska!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun