Mohon tunggu...
Hiya Hiya
Hiya Hiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akun ini dibuat untuk keperluan tugas

Journalism Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Media Baru dan Digitalisasi serta Tantangan Kebijakan Radio dalam Menghadapi Era Media Sosial

5 Desember 2021   11:15 Diperbarui: 5 Desember 2021   23:22 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebelumnya artikel ini ditulis berdasarkan pendapat atau hasil wawancara dengan salah satu Produser dari MNC Trijaya bernama pak Akmal, seorang yang telah menekuni dunia jurnalistik selama kurang lebih 15 tahun. Selain menjadi Produser, beliau juga dipekerjakan sebagai Reporter lapangan di Gedung Parlemen dan sekitar Senayan.

Perkembangan teknologi akan terus berlanjut sampai dengan saat ini. Mau tidak mau atau suka tidak suka masyarakat tetap harus menghadapinya dan media sosial merupakan salah satu bentuk dari perkembangan teknologi yang memiliki pengaruh luar biasa. Media sosial memiliki peran yang sangat penting dan menggila di era serba digital seperti sekarang ini. Bahkan kemunculan media sosial kerap membuat media konvensional menjadi kalah bersaing. Penyebabnya adalah media konvensional terkadang mengambil sesuatu hal yang sedang viral di media sosial, kemudian diolah agar dapat menjadi informasi yang menarik. Hal ini menunjukkan satu langkah atau bukti bahwa media sosial lebih dekat dengan masyarakat dibandingkan dengan media konvensional saat ini.

Lalu, apa yang dapat dilakukan oleh media konvensional khususnya radio?

Jawaban dari pertanyaan tersebut dijelaskan oleh narasumber kami dimana media konvensional harus mampu menyesuaikan. Salah satu contoh yang dapat diambil adalah radio dari MNC Trijaya FM. Radio sebagai salah satu dari media konvensional dapat menyesuaikan dengan tidak hanya fokus ke suara saja, tapi radio juga perlu memiliki dan mengelola media sosial seperti misalkan website mnctrijaya.com, akun official Instagram, Twitter sampai dengan mengembangkan streaming. Bahkan berdasarkan keterangan dari narasumber Trijaya FM sudah sampai mencapai 1 juta followers pada akun official Tiktok.

Kemudian apabila berbicara soal tantangan dalam menghadapi masa sekarang yang serba digital tentu ada. Narasumber kami menjelaskan bahwa pada dasarnya media sosial memiliki bentuk kegiatan yang sampai sekarang adalah menghunter. Oleh karena itu media konvensional dalam hal ini radio dituntut untuk dapat memberikan informasi lebih jelas daripada media sosial. Hal-hal yang ada di media sosial kebanyakan hanyalah baru sebuah isu. Kemunculan isu di media sosial memicu feedback atau reaksi dari penggunanya (netizen) dalam bentuk komentar, dimana seakan-akan mereka jago dalam hal yang diisukan. Tugas radio sebagai salah satu dari media konvensional adalah melakukan klarifikasi, menyaring informasi dan membenarkan pemahaman-pemahaman yang salah dari sebuah isu dengan cara menghubungi narasumber-narasumber yang kompeten. Hal ini tentu perlu dilakukan agar terjadinya penyaringan informasi yang lebih detai, lebih terpercaya, kredibel dan lebih bagus. Dalam hal ini, jangan sampai narasumber yang kita wawancarai ternyata salah orang. Oleh sebab itu perlu dipastikan dan dikonfirmasi lagi bahwa narasumber yang akan digunakan adalah narasumber yang berkompeten,  sesuai dengan bidangnya dan memiliki latar belakang yang jelas. Sehingga ketika narasumber yang dibawa berpendapat, pendapat yang dikeluarkan bukanlah hanya pendapat pribadi, tetapi juga didukung dengan keahlian yang dimilikinya. Selain itu pendapat yang diberikan juga dapat bersinergi secara tepat dengan isu-isu yang ada di media sosial. Dengan tujuan utama isu-isu yang viral di media sosial menjadi sesuatu yang lebih konkrit, nyata dan lebih dapat dipahami oleh masyarakat.

Kebijakan Redaksi pada Media Konvensional khususnya Radio dalam rangka Menyesuaikan Diri dengan Digitalisasi Media

Berdasarkan pengakuan narasumber, jika berbicara mengenai kebijakan Redaksi, salah satu penyesuaiannya yaitu seperti yang telah disebutkan sebelumnya yaitu melakukan penyesuaian dengan ikut mengembangkan saluran melalui media sosial. Media konvensional perlu mengikuti pola media sosial merupakan salah satu kebijakannya. Misalkan yang terdahulu radio hanya melakukan streaming suara, sekarang penyesuaian perlu dilakukan dengan cara memasukkannya ke media sosial seperti Instagram, Youtube maupun Tiktok. Selanjutnya penyesuaian juga dapat dilakukan dari sisi berita atau informasinya sendiri. Media konvensional perlu mencari informasi yang memang benar-benar lagi in di masyarakat. Dan salah satu indikator yang dapat dijadikan acuan bahwa memang berita atau informasi ini sedang in di masyarakat adalah berita ini viral atau tidak.

Berita atau informasi yang viral serta mendapat banyak perhatian dari masyarakat tentu bisa dimanfaatkan sebagai sisi berita yang menarik untuk dikupas. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat perbedaan antara dulu dan sekarang dalam hal mengemas berita. Dulu saat digitalisasi belum terjadi, radio memilih berita yang dianggap redaksi bagus kemudian baru disajikan ke masyarakat (dijual) atau dapat dikatakan masyarakat disini hanya berperan sebagai konsumen informasi. Sedangkan pada era digitalisasi dan media sosial seperti sekarang ini berbeda. Sekarang masyarakat sendiri lah yang mebuat berita atau yang biasa disebut dengan aktivitas citizen journalism. Kasus yang dibuat masyarakat ini biasanya kasus yang viral dan banyak mendapat perhatian seperti kasus kekerasan rumah tangga yang terjadi belum lama ini  karena istri yang marah pada suami yang mabuk, namun sang suami malah menuntut istrinya 1 tahun penjara karena tidak terima. Padahal sebenarnya yang mengalami kdrt adalah sang istri karena suaminya sering mabuk. Berita seperti ini yang kemudian viral dan radio dapat melakukan klarifikasi serta memberitahukan kejadian yang sebenarnya. Radio dapat menjadikannya sebagai bahan berita yang lebih benar, kredibel dan dapat dipercaya. Hal-hal seperti ini yang menjadi bahan dari rapat redaksi salah satunya adalah membahas berita atau informasi yang memiliki indikator-indikator tersebut. Indikator seperti viral, menarik dan bahkan sampai dengan berita yang belum valid seutuhnya, yang masih mengandung hoax. Itulah nantinya yang akan diberitakan dan diklarifikasi isinya, tema besarnya substansi dan isi dari berita tersebut untuk disiarkan kepada masyarakat.

Untung dan Rugi Kemunculan Media Baru dan Digitalisasi Media

Untung dan rugi dari perkembangan teknologi memang selalu ada. Pada dasarnya digitalisasi akan membuat setiap orang menjadi dekat dengan informasi. Setiap individu dalam masyarakat akan lebih aware terhadap berbagai informasi. Ketika ada sedikit informasi yang menarik perhatian, akan sangat mudah untuk menelusuri informasi yang lebih lengkap tentang sesuatu hal dan itu semua dapat dengan mudah didapatkan hanya melalui media sosial. Namun dibalik semakin tingginya tingkat awareness masyarakat terhadap informasi dapat juga berubah menjadi sebuah kerugian. Ketika masyarakat antusias dan begitu dekat dengan informasi, yang mana ini disebabkan karena keberadaan aplikasi media sosial berada pada smartphone yang mereka pegang. Hal ini dapat membuat masyarakat jadi mudah atau gampang percaya terhadap sebuah informasi sekalipun informasi tersebut masih belum jelas kevalidan nya. Sikap gampang percaya inilah yang membuat masyarakat akan mudah termakan isu-isu yang mungkin kadar beritanya itu tidak benar. Informasi tidak benar (hoax) yang kemudian terlanjur tersebar di masyarakat tentu dapat menimbulkan hal buruk, perdebatan pro dan kontra dan lain sebagainya.

Mengenai keuntungannya tentu juga ada. Digitalisasi dan kemunculan media baru membuat masyarakat akan lebih dekat dengan teknologi. Kebutuhan masyarakat akan informasi akan lebih mudah terpenuhi dengan adanya kedua hal tersebut. Selain masyarakat, media pun juga memperoleh keuntungan. Melalui digitalisasi dan kemunculan media baru membuat media mainstream semisal yang bernaung dibawah MNC Group dapat lebih mudah dalam membaca pola di masyarakat. Hanya dengan mengetahui indikatornya melalui media sosial seperti Youtube, Facebook, Twitter dan Instagram media dipermudah. Media tidak memerlukan effort seperti riset lapangan dan sebagainya, hanya dengan melakukan monitoring di media sosial media mampu mendapatkan pemahaman tentang “oh masyarakat ingin tahu ini” atau “oh masyarakat ingin tahu isu ini benar atau salah”. Ketika telah mendapatkan yang diperlukan lewat monitoring, baru lah informasi-informasi yang didapat akan dikupas secara mendalam untuk nantinya disajikan ke masyarakat. Melalui digitalisasi dan media baru juga memudahkan media dalam menelaah narasumber yang berkompeten dan ahli di bidangnya. Redaksi pun akan dipermudah dalam menentukan sebuah tema informasi atau berita, hanya dengan melihat situasi hari ini di media sosial, apa yang berkembang di dunia pemberitaan dan sebagainya. Selesai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun