"Birokrasi panjang. Saya bukan hanya membuat patung, tetapi harus memberikan surat ini dan itu, termasuk surat rekomendasi yang tidak pernah saya berikan kepada siapapun.Â
Untung saja gubernur Veracruz mau membuatkan sebuah surat rekomendasi untuk saya. Setelah selesai urusan birokrasi, kemudian surat izin tidak keluar-keluar.Â
Saya hampir frustasi. Saya pikir mungkin kita tidak diberi izin. Bayangkan harus menunggu sampai satu setengah tahun. Patung disimpan di gudang. Namun, akhirnya keluar juga surat izin. Saya bahagia sekali. Perkerjaan saya tidak sia-sia," papar Edysa.
Ketika ditanya apa persepsinya tentang Soekarno, Edysa menjawab: Soekarno seorang pemimpin yang luar biasa, penuh karisma, cinta pada apa yang dilakukannya dan melakukannya dengan seluruh jiwa raga.
Saya sangat terpesona pada konsep Pancasila yang dibuatnya. Itu sebabnya, pada awalnya saya juga membuat monumen yang bertuliskan sila-sila Pancasila untuk diletakkan di belakang patung. Namun, keputusan terakhir yang diletakkan hanya patung saja. Tinggi patung 2,80 meter dan terbuat dari perunggu."
"Semoga patung Soekarno ini mengingatkan kita selalu akan pesan-pesannya, yaitu perdamaian dunia. Saya berharap hubungan persaudaraan antara Meksiko dan Indonesia akan semakin erat.Â
Saya juga berharap bisa membuat patung tokoh Meksiko untuk diletakkan di Indonesia. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada pemerintah Indonesia dan Kedutaan Besar RI di Mexico City. Saya akan pergi ke Indonesia suatu hari," kata Edysa Ponzanelli mengakhiri wawancara.
Mexico City, 25 September 2019