Mohon tunggu...
Esgi Afrista
Esgi Afrista Mohon Tunggu... Lainnya - Learning Designer / Creative Content/ Learner

Hi everyone I'm 23 years old interest about lifestyle, education, and technology

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tahapan Perkembangan Psikososial menurut Erik Erikson

13 Desember 2022   16:30 Diperbarui: 13 Desember 2022   16:39 1050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam pendidikan tidak terlepas dalam memperhatikan perkembangan peserta didik. Dengan mengetahui perkembangan peserta didik dapat membantu pendidik untuk lebih mengenal peserta didik dan tahu bagaimana menghadapi serta membantu peserta didik dalam pendidikannya. Salah satu teori perkembangan yang dapat digunakan untuk mengetahui peserta didik adalah teori perkembangan psikososial anak. 

Teori perkembangan psikososial dikembangkan oleh Erik Erikson, menurut pandangannya  perkembangan psikososial adalah perkembangan yang berkaitan pada suatu emosi, motivasi dan perkembangan individu manusia serta perubahan bagaimana individu dalam berhubungan dengan orang lain atau lingkungannya. Teori ini menjelaskan bahwa kepribadian manusia berkemba dalam delapan tahapan. 

Erikson menghubungkan perkembangan psikologi pada setiap tahapan usia/hidup individu, serta individu dapat menghubungkan teori ini dengan pengalaman pribadinya di tiap tahap siklus hidup mereka. Erikson mengatakan bahwa di setiap tahapan setiap individu mengalami konflik/krisis, jika dia berhasil dia akan mengembangkan virtue.

Berikut adalah delapan tahapan perkembangan psikososial manusia menurut teori Erik erikson: 

  1. Trust vs Mistrust
    Tahapan pertama ini dikenal dengan infancy atau terjadi pada masa bayi. Perkembangan psikososial ini terjadi sejak bayi baru lahir 0 - 18 bulan. Pada masa perkembangan psikososial ini anak benar benar bergantung kepada orang lain. Bayi akan membangun dan mengembangkan kepercayaan dalam dirinya terhadap sekitarnya. Jika anak dekat dengan orang yang membuat nya nyaman dan anak merasa kebutuhan dan perawatan dirinya dipenuhi secara dengan penuh kasih sayang maka akan menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi anak sehingga menimbulkan rasa "Trust" atau percaya pada dirinya. Begitu juga sebaliknya Jika anak didekatkan dengan lingkungan yang tidak membuatnya nyaman maka pengalaman yang didapatkan menjadi kurang menyenangkan sehingga akan menimbulkan rasa "Mistrust" atau tidak percaya atau curiga pada dirinya. Virtue atau kebajikan pada tahapan ini adalah sebuah Hope atau Harapan.

  2. Autonomy vs Shame and Doubt

Tahap kedua ini dikenal dengan early childhood atau terjadi pada anak usia awal.Perkembangan psikososial ini terjadi sejak anak usia 18 bulan - 3 tahun. Pada tahapan ini anak akan mengembangan kesadaran pengendalian diri mereka sendiri dengan dibantu dan diberikan kesempatan serta support untuk melakukan hal yang diinginkannya anak . Misalnya pada tahapan ini anak sudah bisa mulai diajarkan untuk mencoba hal baru dan belajar pengendalian diri sendiri melakukannya dengan dirinya sendiri seperti ke toilet sendiri, memilih makanan dan pakaian yang ingin dipakai sendiri, dan memilih mainan yang disukainya. Jika pada tahapan ini mencapai suatu keberhasilan makan anak akan merasa aman dan percaya diri dalam melakukan sesuatu. Namun jika pada tahapan ini dirasa mengalami kegagalan maka anak akan merasa tidak cukup serta ragu ragu  terhadap diri sendiri dalam melakukan hal yang diinginkan karena tidak mendapatkan support yang dibutuhkan.  Virtue atau kebajikan pada tahapan ini adalah  will atau akan.

  1. Initiative vs guilt

Tahapan ketiga ini dikenal dengan Pre School Age atau dikenal dengan PAUD (pendidikan anak usia dini). Perkembangan psikososial ini terjadi pada usia 3-5 tahun. Pada tahapan ini anak mulai mengungkapkan keinginan untuk mengambil inisiatif dalam kegiatan. Anak sudah memiliki beberapa kecakapan dan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Jika pada tahapan ini berhasil maka anak merasa mampu dan kompeten dalam memimpin orang lain. Namun jika pada tahapan ini dirasa gagal maka orang tua menghukum anak untuk inisiatif, anak mengembangkan perasaan bersalah, dan menjadi kurangnya inisiatif. Virtue atau kebajikan pada tahapan ini adalah purpose atau tujuan.

  1. Industry vs Inferiority

Tahapan keempat ini dikenal dengan School Age atau dikenal dengan usia sekolah. Perkembangan psikososial ini terjadi pada usia 6-13 tahun. Jika pada tahapan ini anak-anak menemukan kesenjangan dalam menjadi produktif dan mencari kesuksesan, maka mereka akan melakukannya seperti belajar industri atau bekerja keras dan memiliki rasa prestasi kerja. Apabila orang tua atau guru tidak mendukung usaha anak makan anak akan mengembangkan perasaan inferioritas dan ketidakmampuan. Jika pada tahapan ini mengalami kegagalan makan dapat menyebabkan anak merasa rendah diri dalam melakukan. Virtue atau kebajikan pada tahapan ini adalah competence atau kompetensi.

  1. Identity vs Role Confusion

Tahapan kelima ini terjadi pada saat masa remaja, dimulai sejak usia 12-18 tahun atau masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada tahapan ini anak akan mengalami merasa tidak nyaman dengan perubahan bentuk tubuh. Mencari jati diri dan mengenal pribadi melalui eksplorasi banyak hal baik secara sosial, seksual, agama dan budaya. Pada tahapan ini virtue atau kebajikan nya adalah who am i, where am going atau siapa saya dan mau kemana saya. Identitas terbentuk saat berhadapan dengan issue. Masa trial and error (rentan mendapatkan pengaruh hal yang negatif). Krisis dan komitmen menjadi variabel penting. Jika pada tahapan ini mengalami keberhasilan maka akan membentuk virtue fidelity, yaitu mengidentifikasi diri dengan nilai tertentu, agama, dan ideologi maupun kelompok budaya tertentu, serta memiliki orang yang dicintai dan teman. Jika pada tahapan ini dirasa mengalami kegagalan maka akan menimbulkan kebingungan peran, insecure, tumbuh menjadi individu yang tidak stabil serta gagal memiliki perencanaan masa depan.

  1. Intimacy vs Isolation

Tahapan keenam yaitu adulthood atau dikenal usia dewasa, tahapan ini dimulai sejak usia 18-40 tahun. Krisis utama pada tahapan ini adalah pembentukan hubungan intim dan saling mencintai dengan orang lain tanpa rasa takut kehilangan. Jika pada tahap ini mengalami keberhasilan maka akan membentuk virtue love yaitu dapat membangun kepercayaan, intimacy, mau berkorban dan mampu berkomitmen dengan pasangan. Jika pada tahapan ini dirasa mengalami kegagalan maka akan menimbulkan isolasi, kesepian dan kadang depresi.

  1. Generativity vs Stagnation

Tahapan ketujuh yaitu middle adulthood atau dikenal masa dewasa menengah, tahapan ini dimulai sejak usia 40 - 65 tahun. Generativity disini mengacu pada "membuat tanda Anda" di dunia. Menciptakan perubahan positif yang akan bermanfaat bagi orang lain, mendidik generasi penerusnya. Jika pada tahapan ini mengalami keberhasilan maka akan timbul kekuatan care, perasaan berguna dan berhasil mencapai sesuatu dalam hidupnya. Jika pada tahapan ini dirasa mengalami kegagalan maka akan timbul stagnan dan merasai tidak produktif, mementingkan diri sendiri (tidak care dengan lingkungannya)

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun