Mohon tunggu...
Mohammad Djaya Aji Bima Sakti
Mohammad Djaya Aji Bima Sakti Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Life is your choice :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Materialisme dan Problem Kemanusiaan dalam Perspektif Psikologi Islam

9 Oktober 2019   21:45 Diperbarui: 16 April 2021   09:42 2523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dalam perjalanan mencari kebahagiaan tersebut setiap individu memiliki cara yang berbeda-beda. | pexels

Abtrak

Manusia sebagai pelaku kehidupan sosial memiliki banyak hal yang menyita perhatian, baik dalam sifatnya maupun perbuatannya. Bentuk kehidupan manusia beragam macamnya, namun sifat setiap manusia hampir selalu mengarahkan dirinya untuk mencari kebahagiaan dan kesejahteraan. 

Dalam perjalanan mencari kebahagiaan tersebut setiap individu memiliki cara yang berbeda-beda dan karakteristik sifat yang berbeda pula. Materialistik salah satunya, sebuah sifat yang terdapat dalam diri manusia yang dianggap sebagai salah satu jalan menuju cita-cita kebahagiaan. 

Dalam makalah singkat ini penulis akan menyajikan pembahasan mengenai pengaruh sifat tersebut dalam berbagai macam problem yang terjadi pada kehidupan manusia. Pembahasan ini akan dikaji dalam sudut pandang Islam dan psikologi Islam, sehingga akan terlihat tanggapan Islam mengenai sifat yang ada dalam diri manusia tersebut.

Kata kunci : Psikologi Islam, Manusia, Materialis, Kebahagiaan

Pendahuluan

Manusia sebagai makhluk paling sempurna memang sudah sewajarnya memiliki corak kehidupan yang berbeda-beda, melalui perbedaan tersebut baik dari sifat, perilaku maupun hubungan diantara mereka terjadi banyak problem dalam kehidupan mereka. Berbagai macam sifat dari masing-masing individu membuat mereka harus berbuat sesuatu dengan berlandaskan pada suatu pertimbangan yang benar-benar matang. Meski berlainan sifat, manusia secara menyeluruh memiliki naluri yang sama untuk mencapai sebuah kebahagiaan dan kesejahteraan dalam hidupnya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa keinginan bahagia tersebut melekat erat dalam setiap individu manusia, namun terdapat suatu problem yang membedakan diantara mereka yaitu, bagaimana mereka mengartikan kebahagiaan tersebut? Lantas apa yang menjadi tolak ukur sebuah kebahagiaan ataupun kesejahteraan hidup bagi manusia?

Terdapat anggapan yang sering terdengar dalam kehidupan manusia, hal-hal yang berbau materi adalah tolak ukur dalam mencapai kebahagiaan. Anggapan tersebut dicetuskan karena secara umum manusia memilih tujuan setiap tindakan mereka kepada hal-hal materi, baik uang, baju, mobil, rumah dan lain sebagainya.

Sifat materialis dalam diri manusia ini banyak mempengaruhi beragam tindak tanduk individu manusia itu sendiri, maka dalam makalah singkat kali ini penulis akan memaparkan sifat tersebut dalam pengaruhnya terhadap kehidupan, serta bagaimana Islam dan psikologinya melihat adanya sifat materialis dalam diri manusia tersebut? Sebelum masuk pada pembahasan sifat materialis tersebut terlebih dahulu akan dipaparkan penjelasan psikologi Islam.

Pengertian Psikologi Islam

Memahami konsep manusia banyak terdapat disiplin ilmu didalamnya, mulai dari aksiologi yang mengkaji bagaimana manusia menggunakan ilmunya dan seberapa manfaat ilmu tersebut, kemudian sosiologi yang memiliki ruang llingkup kehidupan manusia dalam masyarakat sosial serta psikologi yang mengkaji tentang manusia dari unsur jiwanya.

Psikologi merupakan ilmu terapan yang mempelajari perilaku manusia dan fungsi mental ilmiah. Psikologi mencoba untuk mempelajari peran fungsi mental dalam perilaku individu dan kelompok, serta belajar tentang proses fisiologis dan neurobiologis yang mendasari perilaku.  Definisi diatas menjelaskan bahwa disiplin ilmu ini berkenaan dengan bagaimana jiwa manusia diamati, hal ini sesuai dengan istilah Psikologi itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun