Mohon tunggu...
Suhadi Rembang
Suhadi Rembang Mohon Tunggu... Guru Sosiologi SMA N 1 Pamotan -

aku suka kamu suka

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Nasi Pulen Sambal Pete Lamtoro

3 Januari 2018   01:10 Diperbarui: 3 Januari 2018   01:19 963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menunya cukup beragam. Terhitung ada enam macam menu nasi sambal. Nasi sambal terong, sambal ayam, sambal teri, sambal tempe, sambal pindang, kering tempe, dan nasi sambal pete lamtoro. Harganyapun terkangkau. Cukup 2 ribuan per bungkus. Pokoknya cukup terjangkau, baik dari sisi letak maupun isi dompet.

Deretan nasi bungkus tertata rapi malam tadi. "Mas, namine Angkringan nopo?" "Ngih pak, ngih niki teng lor jembatan," jawab mas Ciput pemilik Angkringan Pamotan.  

Angkringan atau yang kerab disebut Kucingan ini lain dari pada yang lain. Nasinya cukup pulen. Tidak seperti nasi angkringan yang lain. Terlihat kecil saji namun kaya isi. Istilah lokalnya adalah "njentuk."

Teknik memasak nasi pulen, saat ini jarang kita jumpai. Kebanyakan nasi warung itu, kalau tidak ngempal (lengket tidak merata)  ya pero (keras). Tekstur nasi tersebut kerap disebabkan proses memasaknya menggunakan alat penanak nasi listrik dan atau cara memasaknya cukup tergesa, singkat, karena mengejar pelanggan. Beda banget dengan nasi pulen. Dahulu, nasi pulen dimasak di atas tunggu dengan teknik kukus. Media kukus yang terbuat dari bilah bambu ternyata menambah harum aroma. Tak cukup dengan tungku. Untuk mendapatkan nasi pulen, nasi yang matangnya cukup sempurna ini harus di kipas dengan ilir (kipas bambo) di atas tambir (nampan bambu lebar). Pulen nasinya terasa sekali karena dalam rongga bulir nasi tersebut terisi oksigen, bukan lagi uap air. Mungkin teknik inilah yang masih digunakan mas Ciput saat memasak nasi angkringannya.

Selain tekniknya, jenis bulir berasnya juga cukup berpengaruh. Tentu bukan sembarang beras, apalagi beras raskin. Hehehe... Tekstur bulir beras nan putih biasanya didapat dari bulir beras yang padinya teririgasi oleh mata air murni. Beberapa areal sawah Pamotan tampak masih terjaga irigasinya dengan mata air murni. Jadi wajar kalau tekstur nasi bungkus di angkringan deket jembatan sungai besar pamotan ini terjaga. Hanya saja saat ini cukup terancam karena debet airnya banyak tersedot oleh perusahaan air minum perusahaan pemerintah setempat. Semoga saja sumber mata air Pamotan kelak tidak bermetamorfosa menjadi sumber air mata. Hehehe... Kembali ke menu angkringan.

Lain dari pada yang lain yang kedua adalah kekhasan sambalnya diantara ragam sambal yang ada, yaitu sambal pete lamtoro. Saat ini, sambal pete lamtoro, tidak mudah kita jumpai di warung angkringan manapun. Di Pamotan lah kita mudah mendapatkannya. Dari teksturnya, sambalnya cukup lembut di lidah namun nendang di rasa. Teknik menyambal nya tampak ala padang, namun rasa khas lokal. Sajian sambal yang diletakkan di atas nasi dengan pembatas daun pisang teriris kotak, semakin menggugah nafsu makan saya malam tadi bersama mas Adit. Tiap bungkus nasi sambal ini, tidak kurang terdapat 20 biji pete lamtoro yang dibalur sambal halusnya. Tekstur sambalnya cukup cerah, mengkilab, dan semakin memberi rona pete lamtoro terkesan segar. Saat dibalur dengan nasi pulennya, nasi bungkus angkringan ini semakin nancap rasa.

Urusan pete lamtoro, Pamotan adalah gudangnya. Areal lahan milik perhutani yang ada di sebelah timur dan selatan kawasan lumbung pangan ini, dimanfaatkan penggarap persil untuk ditanami pohon pete lamtoro sebagai wujud keramahan-tamahan perusahaan hutan Negara dengan lingkungan sekitar. Dengan teknik tanam tumpang sari, kawasan hutan tersebut tumbuh beragam tanaman pakan ternak, salah satunya adalah pete lamtoro. Kekhasan kuliner sambal pete lamtoro di angkringan ini, cukup melimpah bahan baku. Daunnya untuk pakan ternak. Buah dan biji muda pete lamtoronya untuk sambal. Beberapa hasil uji kandungan pete lamtoro cenderung menekankan ada kandungan kalsium dan vitamin A yang cukup tinggi. Hal ini juga pernah saya temui. Beberapa lansia yang ada di dekat Gunung Sosok dukuh Mbamban desa Kumbo dan Lemah Putih, dan lansia desa Ngroto kecamatan Pancur Kabupaten Rembang, terbukti masih memiliki penglihatan jernih, ternyata resepnya kerap memakan pete lamtoro.

Selanjutnya, lain dari pada yang lain yang ketiga adalah perihal lauk yang ada angkringan mas Ciput ini. Entah kenapa lauk di angkringan ini adalah lauk tunggal, alias hanya tempe goreng saja. "Kulo ndamel piyambak pak.", jawab mas Ciput saat tanya cakap saya malem tadi.

Lauk tempe di angkringan ini disajikan selagi hangat. Ratusan bungkus tempe daun jati bertumpuk rapi di rak angkringan. Memang ragi alami yang menempel di daun jati, dengan sedikit taburan ragi pabrikan, semakin menambah bentukan tekstur tempe menjadi menarik. Gurat alur daun jati dengan jelas menempel di permukaan tempe daun ini. Sembari bercakap, mas Ciput dengan piawainya membuka tempe daunnya lalu dicelup pada bumbu berbalur tepung encer. Bumbu rumahannya cukup terasi sekali. Sekali gigit, lauk tunggal tempe goreng daun jati ini semakin membuat saya ketagihan. Tak hanya tempe goreng, saya pun mencoba mencicipi tempe bertekstur halus gurat daun yang baru di buka. Uap panas ragi bungkus tidak ada lagi. Tempe buka bungkus ini terasa hangat cemcem kuku. Terasa lembut kenyal dan penuh kaya protein nabati.

Para pelintaspun menyempatkan mampir di angkringan ini. Sembari memilih nasi bungkus beragam sambal, sesekali juga melirik gorengan tempe godhong jati yang ada di tungku, karena stok gorengan tempe yang ada di piring lebar tinggal dua biji.

Seduh teh hangat menjadi sajian minum usai makan nasi sambal pete lamtoro malam tadi. Spesial minuman seduh di angkringan ini adalah wedang tape. Kopi hitam khas pamotan juga tersedia dengan cangkir mungil berhias sekar jagat Pamotan. Beberapa minuman siap seduh pabrikan juga tersedia terpapar diberanda sebelah kanan atas angkringan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun