Mohon tunggu...
Erwin Silaban
Erwin Silaban Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati Indonesia dari seberang lautan. Deutsch-Indonesischer Brückenbauer. Penghubung Indonesia-Jerman

Dosen di School of International Business, Hochschule Bremen, Jerman. Anak rantau dari Hutajulu, Dolok Sanggul, SUMUT.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jam di Jerman: Dua Kali Setahun Majukan dan Mundurkan Jarum Jam!

28 Maret 2021   06:08 Diperbarui: 28 Maret 2021   06:10 7210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waktu Musim Panas di Zona Waktu Eropa Tengah. https://www.bild.de

Kalau pada hari Minggu ini, yaitu hari Minggu terakhir bulan Maret Anda mendarat di Jerman, dan orang-orang agak ketus kepada Anda: dimohon maklum. Atau Anda tinggal di Jerman baru setelah bulan November tahun lalu dan sedikit bingung karena Anda sudah terlambat padahal Anda merasa tepat waktu: dimohon maklum juga. Atau Anda merasa terlalu cepat bangun: dimohon maklum juga.

Selamat datang di Jerman atau di Eropa. Itu semua karena pada Minggu dini hari ada perubahan waktu: dari Waktu Musim Dingin ke Waktu Musim Panas. Jangan lupa: dua kali dalam setahun Anda harus memajukan atau memundurkan jarum jam Anda. Kenapa? Di Indonesia orang tidak pernah memajukan atau memundurkan jarum jam. Paling yang ada hanya WIB, WITA dan WIT. Kalaupun dilakukan, itu karena jam mati sehingga harus dicocokkan dengan jam yang benar.

Begitulah di Jerman, di Eropa, di Amerika dan negara lain yang mengenal empat musim, misalnya musim dingin dan musim panas. Di sana ada dua waktu yang berbeda, yaitu waktu musim panas (Sommerzeit atau Summer Time) dan waktu musim dingin (Winterzeit atau Winter Time). Di negara-negara di sebelah utara khatulistiwa perlahan-lahan musim dingin mulai berlalu. Sekitar bulan Maret dan bulan April musim semi mulai tiba. Dan tiba pula perubahan waktu. Tetapi tidak semua negara memberlakukan kedua zona waktu itu. 

Dan satu hal yang sangat penting diketahui: setiap hari fajar makin cepat terbit, dan hari makin cepat terang. Pada bulan Desember, yaitu pada musin dingin, pukul 8.00 (pagi hari!) hari masih gelap, dan pada pukul 16.00 hari sudah gelap, dan tidak ada lagi matahari. Pada akhir Maret ini, pukul 5.00 (pagi hari) hari sudah mulai terang, dan pada pukul 19.00 hari masih terang. Setiap hari, terang makin cepat. Puncaknya nanti pada sekitar bulan Juli: pukul 04.00 subuh hari sudah terang benderang dan pada pukul 22.00 (jam 10 malam!) hari juga masih terang bederang! Bayangkan, pukul 3.00 subuh, hari sudah terang. Padahal di Jakarta sekitar pukul 05.30 hari masih remang-remang. Pada musim panas hari terang lebih lama daripada hari gelap, sementara di Indonesia perbandingan hari gelap dan hari terang hampir sama. 

Di Jerman dan negara-negara Eropa lain ada zona waktu bersama, yaitu zona Waktu Eropa Tengah atau dalam bahasa Jerman MEZ Mitteleuropaeische Zeit atau CET Central European Time. Waktu CET 5 jam atau 6 jam lebih lambat dari WIB. Jadi kalau pukul 12.00 WIB, maka di Jerman masih pukul 06.00 waktu musim dingin (sampai hari Minggu terakhir Maret) atau pukul 07.00 waktu musim panas (sesudah hari Minggu terakhir bulan Maret). Njelimet dan bikin pusing ya.

Memajukan atau memundurkan jarum jam berhubungan dengan makin cepatnya hari terang mulai musim semi atau makin cepat hari gelap mulai musim gugur. Di Jerman dan negara-negara Eropa lain lain, jarum jam dimajukan pada hari Minggu terakhir bulan Maret. Pada pukul 02.00 dini hari, jarum jam dimajukan menjadi pukul 03.00. Artinya: waktu tidur kita berkurang 1 jam. Dan perbedaan waktu dengan WIB mulai hari ini tinggal 5 jam (WIB lebih cepat 5 jam).

Agar tidak merepotkan, jam-jam yang berada di tempat-tempat umum diperlengkapi dengan kontrol otomatis, dengan gelombang radio. Gelombang radio itu dipancarkan dari Mainflingen di dekat Frankfurt. Arloji juga ada diperlengkapi dengan dengan gelombang radio. Jadi, jam dan arloji yang dilengkapi dengan mekanisme gelombang radio akan menyesuaikan diri dengan zona waktu yang berlaku secara otomatis. Demikian juga dengan alat-alat elektronik, misalnya HP dan computer.

Tetapi kenapa pada hari Minggu? Ya, supaya orang-orang masih bisa beristirahat pada hari itu dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada.

Zona waktu bersama MEZ atau CET di Eropa mulai diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1893. Pada tanggal 30 April 1916, ketika Perang Dunia I, untuk pertama kali diperkenalkan Waktu Musim Panas. Tetapi Jerman menghapuskan Waktu Musim Panas pada tahun 1919. Selama beberapa puluh tahun pemerintah yang berkuasa kadang memperkenalkan kembali perubahan waktu, pada kesempatan lain dihapuskan kembali. Bahkan pada masa pendudukan Uni Soviet, mulai tahun 1945 di wilayah Jerman dan kota Berlin yang diduduki oleh Uni Soviet berlaku Waktu Moskow, sementara di kota Berlin yang diduduki Tentara Sekutu berlaku Waktu Eropa. Sebagai perbandingan coba bayangkan: di Jakarta Timur berlaku WIB, sementara di luar wilayah Jakarta Timur berlaku WITA! Kacau kan?

Tetapi untunglah kekacauan zona waktu yang berbeda-beda itu tidak berlarut-larut. Pada tahun 1950 di Jerman Barat dan Jerman Timur berlaku zona waktu yang sama, yaitu Waktu EropaTengah. Sejak tahun 1980 diperkenalkan lagi Waktu Musim Panas, yang dilakukan pad hari Minggu terakhir pada bulan Maret. Waktu Musim Panas berakhir bulan Oktober. Pada hari Minggu terakhir bulan Oktober berlaku lagi Waktu Musim Dingin.

Tetapi kenapa harus maju dan mundur? Memajukan jarum jam satu jam lebih cepat pada Waktu Musim Panas konon berkaitan dengan upaya penghematan energi. Mulai musim semi terang makin cepat datang. Jam kerja juga dimajukan dengan memanfaatkan cahaya matahari, bukan lagi cahaya lampu. Tetapi apakah benar-benar ada penghematan energi secara signifikan masih merupakan perdebatan banyak ahli. Dan juga, apakah perubahan jam real tidak berpengaruh buruk terhadap jam biologis, ini juga masih bahan perdebatan panas di banyak kalangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun