Mohon tunggu...
Erwin Ma
Erwin Ma Mohon Tunggu... Lainnya - Founder Leadershub Sulsel

"Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (QS. Muhammad 47: Ayat 7)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kami Persembahkan Demokrasi untuk Kaum Pemodal

13 Maret 2021   18:48 Diperbarui: 13 Maret 2021   18:59 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin untuk pertama kalinya dalam sejarah, Manifesto UNESCO (1949) menyatakan bahwa demokrasi sebagai yang paling baik dan wajar untuk sistem organisasi, politik, dan sosial yang berpengaruh dan bahkan menyebutnya sebagai capaian tertinggi peradaban manusia.

Demokrasi memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyampaikan pendapat, masyarakat bebas memilih para pemimpin dan siapapun boleh menjadi pemimpin. Sekalipun demikian, yang menjadi persoalan atau pertanyaan adalah mampukah demokrasi mempengaruhi dan membawa manusia pada tingkat kesejahteraan, atau sebaliknya? Inilah yang kemudian menuai banyak kritik, baik dari asepk teoritisnya, maupun dari asepk praktek demokrasi. 

Seorang Agamawan Syekh Abdul Qadim Zallum mengkritik sistem demokrasi dalam kitabnya "Demokrasi Sistem Kufur". Beliau mengatakan bahwa demokrasi banyak dipengaruhi oleh sejarah tipikal barat setelah abad pertengahan.

Pada saat itu, situasi depenuhi jiwa yang bersemangat dalam mengurangi pengaruh dan peran agama dalam kehidupan umat manusia. Demokrasi lahir sebagai antitesis terhadap dominasi dan hegemoni agama dan gereja terhadap masyarakat barat. Karena itu beliau menyebut bahwa demokrasi adalah sebuah sistem atau ide yang anti-agama, dalam artian bahwa ide yang terbangun tidak berdasarkan pertimbangan agama dan tidak menjadikan agama sebagai kaidah dalam berdemokrasi.

Sedangkan seorang Ekonom Inggris yang aktif sebagai aktivis dan penulis, Noreena Hertz, menyatakan bahwa demokrasi telah dimanfaatkan oleh kaum kapitalis untuk memperkaya diri dan dengan bebas mengeksploitasi kaum-kaum yang lemah.

Sekalipun ada fakta yang menyebutkan bahwa kaum kapitalisme sangat tidak menginginkan sistem demokrasi, karena pada dasarnya demokrasi dan neoliberalisme, merupakan sesuatu yang sangat bertolakbelakang. Demokrasi menginginkan adanya mekanisme ekonomi yang demokratis (adil), dilain sisi neoliberalisme menghendaki adanya mekanisme ekonomi yang lebih menguntungkan diri sendiri dalam hal ini para pemilik modal raksasa saja. 

Namun fakta lain juga mengemukakan bahwa kaum kapitalis neoliberalisme telah memanfaatkan dan telah melakukan manipulasi demokrasi untuk mendapatkan keuntungan dan menguatkan pengaruhnya.
Kalau kita melihat implementasi demokrasi di negara-negara dunia, mungkin sangat menarik kita cermati pendapat Samuel P. Hungtinton, ia adalah Guru Besar di Universitas Harvard Amerika Serikat. 

Huntington mengatakan bahwa dalam gelombang demokratisasi ketiga (1995), yang mencatat bahwa, "Demokrasi tidak mungkin terjadi di negara-negara miskin, sedangkan di negara-negara kaya proses ini sudah terjadi". Demokrasi telah menjadi penyebab perubahan-perubahan pada struktur sosial masyarakat dan hal tersebut mendorong proses demokratisasi, yaitu:
Pertama, tingkat kesejahteraan masyarakat akan dengan sendirinya membentuk sikap tanggungjawab warga negara, kepuasan hidup dan kompetensi yang dimiliki, sehingga sangat berkolerasi dengan lembaga-lembaga demokrasi. 

Kedua, kemakmuran ekonomi dan kemajuan negara  akan secara otomatis meningkatkan rasa tanggungjawab, kepuasan, dan kompetensi yang cocok dengan demokrasi.

Ketiga, kemajuan ekonomi berakibat banyaknya sumberdaya yang tersedia untuk didistribusikan kepada kelompok-kelompok sosial, sehingga lebih memudahkan dalam hal akomodasi dan kompromi. 

Keempat, perkembangan ekonomi bisa menjadikan masyarakat lebih terbuka dalam hal komunikasi dengan pihak luar. Dampak baiknya adalah masyarakat bisa mengetahui ide-ide baru tentang demokrasi dan berusaha diterapkan di negara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun