Mohon tunggu...
Erwin Hari Kurniawan
Erwin Hari Kurniawan Mohon Tunggu... Dosen UNISKA Kediri

Saya adalah seorang akademisi dan praktisi di bidang pendidikan Bahasa Inggris. Saya bekerja di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Islam Kadiri (UNISKA), Kediri. Latar belakang dan keahlian saya relevan dengan bidang pendidikan bahasa, kurikulum, dan penelitian di bidang pengajaran Bahasa Inggris.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Detoks Dopamin 101: Cara Mereset Otak dari kecanduan Gadget

16 Oktober 2025   05:00 Diperbarui: 14 Oktober 2025   23:11 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
keteka anda sudah ketagihan gadget

Pernah nggak sih, lo niatnya cuma mau scrolling TikTok lima menit buat istirahat, eh tahu-tahu udah sejam aja? Atau buka Instagram buat cek notif, tapi malah nyangkut di Reels sampai lupa waktu dan kerjaan jadi berantakan. Setelahnya, kepala terasa pusing, badan mager, dan buat ngerjain tugas yang butuh mikir dikit aja rasanya berat banget. Kalau lo ngangguk-ngangguk setuju, selamat! Lo nggak sendirian. Ini adalah gejala klasik otak yang "kelelahan" dopamin, dan solusinya mungkin lebih simpel dari yang lo bayangin: Detoks Dopamin.

Kenapa Otak Kita Bisa "Kecanduan" Hal Receh?

Sebelum kita bahas cara "reset"-nya, lo harus kenalan dulu sama biang keroknya: dopamin. Banyak yang salah kaprah bilang dopamin itu hormon bahagia. Padahal, lebih akuratnya, dopamin itu molekul motivasi. Tugasnya adalah bikin kita penasaran dan ngejar sesuatu yang dianggap otak sebagai reward atau hadiah. Nah, developer aplikasi media sosial itu pinter banget! Mereka merancang platformnya jadi mesin penghasil dopamin tanpa henti. Setiap like, notifikasi, komentar, atau video baru yang muncul di feed lo adalah suntikan dopamin kecil yang bikin nagih. Otak lo mikir, "Wih, asyik nih! Lagi, lagi!"

Masalahnya, otak kita itu adaptif. Kalau terus-terusan dibanjiri stimulus gampang dan instan dari medsos, sistem imbalan di otak kita jadi "kebal". Para ilmuwan menyebut fenomena ini sebagai penurunan regulasi reseptor dopamin (dopamine receptor downregulation). Riset yang dipublikasikan dalam jurnal Behavioural Brain Research menunjukkan bahwa penggunaan internet yang berlebihan dapat menyebabkan perubahan struktural di area otak yang bertanggung jawab atas pemrosesan imbalan, mirip seperti yang terjadi pada pecandu zat (Vellappally et al., 2021). Akibatnya? Aktivitas yang butuh usaha lebih dan ngasih kepuasan jangka panjang (kayak baca buku, olahraga, atau ngerjain skripsi) jadi terasa super ngebosenin. Otak lo udah terbiasa dengan "makanan cepat saji" digital, jadi "makanan sehat" yang butuh proses terasa hambar.

Detoks Dopamin: "Puasa" Biar Otak Segar Kembali

Jadi, apa itu detoks dopamin? Ini bukan berarti lo harus stop produksi dopamin sama sekali, itu mustahil. Anggap aja ini kayak "puasa" dari aktivitas-aktivitas yang memicu dopamin secara berlebihan dan nggak sehat. Tujuannya adalah untuk mereset sensitivitas reseptor dopamin lo. Dengan sengaja menjauh dari pemicu-pemicu ini, lo ngasih kesempatan buat otak untuk "kalibrasi ulang" dan kembali ke kondisi normalnya. Penelitian yang dilakukan oleh para ahli neurosains, termasuk Dr. Anna Lembke dari Stanford University dalam bukunya yang fenomenal, Dopamine Nation (2021), mendukung gagasan bahwa dengan menjauhkan diri dari stimulus berlebihan, kita dapat memulihkan kemampuan otak untuk merasakan kepuasan dari hal-hal yang lebih sederhana dan bermakna. Ini bukan cuma teori, tapi beneran ada dasar ilmiahnya!

Studi Kasus: "Bima", Si Budak Algoritma

Kenalin Bima, seorang fresh graduate yang baru mulai kerja. Awalnya semangat, tapi lama-lama produktivitasnya anjlok. Kenapa? Setiap 10 menit, tangannya gatel buat ngecek HP. Dalihnya, "cuma mau lihat info terbaru," tapi akhirnya malah doomscrolling berjam-jam. Proyek kantor keteteran, tidurnya nggak nyenyak karena begadang nonton YouTube Shorts, dan hobi lamanya main musik jadi terbengkalai. Bima merasa cemas dan nggak berdaya, terjebak dalam lingkaran setan: stres karena kerjaan. Dia lari ke medsos buat hiburan instan. Akhirnya dia menjadi makin stres karena kerjaan numpuk , dan berujung pada lari lagi ke medsos.

Penanganannya: Bima akhirnya nekat coba detoks dopamin level menengah.

  1. Delete Aplikasi Paling Nagih: Selama seminggu penuh, ia menghapus aplikasi TikTok, Instagram, dan Twitter dari HP-nya. Berat banget di awal, rasanya kayak ada yang hilang.

  2. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Healthy Selengkapnya
    Lihat Healthy Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun