Mohon tunggu...
Erwanda Wardani
Erwanda Wardani Mohon Tunggu... Tutor - saya siapa?

Diam untuk berpikir.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Hubungan Pendidikan Terhadap Polusi di Jakarta

23 Agustus 2023   08:22 Diperbarui: 23 Agustus 2023   09:19 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jakarta adalah ibu kota negara Indonesia yang memiliki jumlah penduduk terbesar di Indonesia. Jakarta juga merupakan pusat pemerintahan, ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan di Indonesia. Namun, Jakarta juga menghadapi berbagai masalah lingkungan hidup, salah satunya adalah polusi udara. Polusi udara adalah kondisi di mana udara mengandung zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan. Polusi udara di Jakarta disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pembakaran bahan bakar fosil, aktivitas industri, transportasi, pembangunan, pembakaran sampah, dan kebakaran hutan.

Polusi udara di Jakarta telah mencapai tingkat yang sangat mengkhawatirkan. Berdasarkan data dari IQAir, sebuah perusahaan yang menyediakan informasi kualitas udara global, pada tanggal 16 Agustus 2023, Jakarta menempati peringkat pertama sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Indeks Kualitas Udara (AQI) Jakarta mencapai 195, yang berarti sangat tidak sehat. AQI adalah ukuran yang digunakan untuk menilai tingkat pencemaran udara berdasarkan konsentrasi partikel halus berukuran jari-jari 2,5 mikrometer (PM2.5) dan ozon (O3) di udara. PM2.5 dan O3 adalah polutan yang dapat menembus saluran pernapasan dan darah manusia, serta menyebabkan berbagai penyakit, seperti asma, bronkitis, penyakit jantung, stroke, kanker paru-paru, dan kematian dini.

Polusi udara di Jakarta tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik manusia, tetapi juga pada kesehatan mental, sosial, ekonomi, dan pendidikan. Polusi udara dapat menurunkan kualitas hidup manusia, mengganggu aktivitas sehari-hari, mengurangi produktivitas kerja, meningkatkan biaya kesehatan, serta menghambat proses belajar mengajar. Menurut studi yang dilakukan oleh Bank Dunia pada tahun 2019, polusi udara di Indonesia menyebabkan kerugian ekonomi sebesar US$ 5,3 miliar atau sekitar Rp 75 triliun per tahun. Studi tersebut juga menunjukkan bahwa polusi udara dapat menurunkan prestasi belajar siswa sebesar 0,4 tahun sekolah efektif.

Pendidikan adalah salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi polusi udara di Jakarta. Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia melalui pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan. Pendidikan dapat memberikan dampak positif maupun negatif terhadap polusi udara di Jakarta. 

Dampak positif pendidikan terhadap polusi udara di Jakarta adalah sebagai berikut:

  • Pendidikan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya dan dampak polusi udara bagi kesehatan dan lingkungan. Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi cenderung lebih peduli terhadap situasi terkini.
  • Pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat tentang cara-cara mengurangi, mengelola, dan mengatasi polusi udara. Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi cenderung lebih mampu memanfaatkan teknologi, inovasi, dan sumber daya yang tersedia untuk mengurangi emisi polutan, mengelola limbah, dan mengatasi dampak polusi udara. Contohnya adalah penggunaan kendaraan ramah lingkungan, penghematan energi, pengolahan sampah, penghijauan, dan penggunaan masker.
  • Pendidikan dapat meningkatkan partisipasi dan kolaborasi masyarakat dalam upaya penanggulangan polusi udara. Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi cenderung lebih aktif dan responsif dalam berpartisipasi dalam kegiatan sosial, politik, dan ekonomi yang berkaitan dengan isu lingkungan. Masyarakat juga dapat berkolaborasi dengan pihak-pihak lain, seperti pemerintah, swasta, akademisi, media, LSM, dan komunitas untuk mencari solusi bersama terhadap masalah polusi udara.

Dampak negatif pendidikan terhadap polusi udara di Jakarta adalah sebagai berikut:

  • Pendidikan dapat meningkatkan mobilitas dan konsumsi masyarakat yang dapat menimbulkan polusi udara. Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi cenderung lebih banyak melakukan perjalanan ke tempat-tempat yang jauh, menggunakan kendaraan bermotor, dan membeli barang-barang yang membutuhkan proses produksi dan distribusi yang menghasilkan polutan. Contohnya adalah perjalanan ke luar negeri, penggunaan mobil pribadi, dan pembelian barang elektronik.
  • Pendidikan dapat meningkatkan kesenjangan dan konflik sosial yang dapat memperparah polusi udara. Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi cenderung lebih memiliki akses dan kekuasaan atas sumber daya alam dan lingkungan hidup. Hal ini dapat menimbulkan kesenjangan dan konflik sosial antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda dalam hal hak, kewajiban, tanggung jawab, dan kepentingan terhadap isu lingkungan. Contohnya adalah konflik antara masyarakat adat dan perusahaan tambang, antara petani dan pabrik, atau antara warga kota dan warga desa.
  • Oleh karena itu, pendidikan memiliki hubungan yang kompleks terhadap polusi udara di Jakarta. Pendidikan dapat menjadi bagian dari solusi maupun masalah terhadap polusi udara di Jakarta. Pendidikan harus diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai masyarakat yang mendukung upaya penanggulangan polusi udara di Jakarta. Pendidikan juga harus memperhatikan aspek-aspek sosial, ekonomi, politik, budaya, dan etika yang berkaitan dengan isu lingkungan.

Polusi udara di Jakarta adalah masalah lingkungan hidup yang serius yang berdampak pada kesehatan, sosial, ekonomi, dan pendidikan masyarakat. Pendidikan memiliki hubungan yang kompleks terhadap polusi udara di Jakarta. Pendidikan dapat memberikan dampak positif maupun negatif terhadap polusi udara di Jakarta. 

Dampak positif pendidikan adalah meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan, partisipasi, dan kolaborasi masyarakat dalam upaya penanggulangan polusi udara. Dampak negatif pendidikan adalah meningkatkan mobilitas, konsumsi, kesenjangan, dan konflik sosial yang dapat menimbulkan polusi udara. Oleh karena itu, pendidikan harus diarahkan untuk mendukung upaya penanggulangan polusi udara di Jakarta dengan memperhatikan aspek-aspek sosial, ekonomi, politik, budaya, dan etika yang berkaitan dengan isu lingkungan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun