Mohon tunggu...
Ervita Widyastuti
Ervita Widyastuti Mohon Tunggu... Administrasi - Vita

Just ordinary woman but friendly and sweet :) http://ervitanw.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Mari Lari

7 April 2017   12:43 Diperbarui: 7 April 2017   20:30 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebenarnya sudah sejak tahun 2012 lalu,  saya diajak untuk berolahraga lari di udara terbuka.  Tetapi saat itu saya masih cinta dengan  gym tempat saya latihan, yang menawarkan  kelas-kelas yang beraneka ragam. So, membayangkan bakal panas dan keringetan tambah tidak berminat aja untuk mencobanya. Kalau lari di treadmil kan ber ac jadi gak terasa kalo keringetan. Hehehe..  Apalagi kalau ikutan lomba lari yang mulainya pagi hari di hari Minggu, wah, itu kan saatnya bangun siang bo, setelah setiap hari harus bangun pagi untuk mengantar anak sekolah.

Orang pertama yang mencoba menularkan virus lari kepada saya adalah klien di kantor saya. Sewaktu mengobrol masalah pekerjaan, beliau juga menceritakan kegiatannya mengikuti lomba lari sampai ke luar negeri.  Sepertinya beliau memang sudah menekuni berbagai macam olahraga sejak lama. Beliau juga menjelaskan dengan semangat perbedaan lari di treadmil dengan di jalan raya.

 

Saat itu saya masih belum tertarik dan alasan yang saya berikan adalah : belum punya sepatu untuk lari.  Saat itu saya sedang  aktif ikut kelas Body Pump  dan RPM di Gold’s Gym sehingga acara lari-larian sama sekali tidak menarik.  Lari kan bisa di treadmill di ruangan ber ac yang dingin.  Rasanya untuk mulai lari di luar ruangan itu malasss sekali. Pokoknya tidak ada motivasi sama sekali deh. 

Beberapa saat setelah itu, saya di add teman saya, Rani, di grup FB Indo Runners. Disertai ajakan untuk ikutan lomba lari di Ragunan. Hmm, sepertinya sih seru juga ya lari-lari di Ragunan yang masih hijau. Saat itu saya sudah bertekad untuk ikutan dan berniat latihan lari di treadmil dulu. Mungkin karena tekad yang belum kuat, setelah latihan lari, saya malah terkena nyeri lutut. Karena setelah lari di treadmill tersebut saya mengikuti 2 kelas gym yang menggunakan beban, sehingga lutut saya sepertinya menerima terlalu banyak beban hari itu dan nyeri selama beberapa hari. Batal deh ikutan lari perdana di Ragunan. 

Bulan September,  saya membaca info bahwa akan ada Grand Thursday Night Run di FX yang diadakan oleh grup lari Indo Runners. Grup lari Indo Runners memang biasa mengadakan acara lari bersama setiap hari Kamis malam di FX. Startnya jam 8 malam. Saat itu memang sudah lumayan banyak yang terkena virus  lari, tetapi memang belum sebanyak sekarang. Lomba lari juga sudah beberapa kali diadakan. 

Akhirnya saya mendaftar untuk ikutan acara tersebut dan mengajak beberapa teman. Acaranya lumayan seru karena didukung oleh beberapa sponsor sehingga setelah finish ada goodie bagnya. Rute larinya sepanjang 5 K, melewati kompleks seputar GBK dan finish kembali di FX. Saat itu saya belum memakai sepatu khusus lari, dan masih belum bisa mengatur nafas sehingga saya sempat jalan kaki beberapa kali.  Rasanya capekkk bangett.. Tetapi habis itu lumayan terhibur dengan adanya kontes kostum lari yang lucu-lucu. Ternyata seru juga ya lari bersama-sama.

Beberapa bulan berlalu, tetapi saya masih cinta kelas Body Pump di Gym.  Saya masih bisa bela-belain bangun pagi jam 8 hari Sabtu untuk ikut kelas tersebut.  Tetapi idealnya selain ikut kelas Body Pump yang berguna untuk pembentukan otot, diperlukan juga latihan cardio untuk menurunkan berat badan. Sepertinya latihan kardio saya kurang karena belum terasa perubahan yang berarti pada bentuk tubuh. Perut masih terlihat agak gemuk.   

Kebetulan juga, saat itu saya sudah mulai jenuh dengan kelas-kelas di gym. Ditambah sudah semakin banyak race lari yang diadakan, sepertinya saya sudah mulai tertarik untuk berlari.  Mungkin memang sudah waktunya, karena pada saat yang sama,  toko sepatu Sports Station sedang diskon besar-besaran dan akhirnya saya berhasil membawa pulang sepatu lari yang lumayan oke. 

Karena sebelumnya tidak pernah berlari di stadion GBK, saya  janjian dengan teman saya Rani untuk berlari bersama. Saat itu saya belum instal aplikasi untuk mengukur jarak seperti Endomondo, sehingga perkiraan lari saya hanya 1 kali memutar stadion GBK sekitar 1 Km. Saat itu saya berhasil berlari 5 putaran tanpa berhenti. Mungkin karena saya sebelumnya sudah rutin latihan di gym, sehingga adaptasi ke latihan lari di treadmil dengan di luar ruangan tidak erlalu sulit. Pengaturan nafas tinggal menyesuaikan saja.

Berbekal pengalaman latihan di GBK tersebut mulailah saya rajin berlatih disana. Dari jarak 5 K secara bertahap saya menambah jarak latihan maksimal sampai dengan 10 K.  Memang waktu tempuh masih agak lama, tetapi bisa lari 10 K tanpa berjalan bisa diartikan saya sudah siap untuk ikut lomba lari sampai jarak 10 K.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun