Kalo ada nama tokoh yang sangat familiar di telinga anak SD, itu tak lain dan tak bukan adalah Budi. Masih ingat bagaimana guru SD memberikan contoh cara membaca huruf-huruf di papan tulis, seperti :
Ini Budi
Ini Ibu Budi
Ini Bapak Budi
Wati Kakak Budi
Iwan Adik Budi
Mungkin mereka tidak akan lagi menjumpai si Budi dalam buku pelajaran kelas 1 sampai 6 SD. Adalah Menteri Pendidikan Muhammad Nuh yang mengungkapkan akan menghapus sosok Budi dalam buku sekolah dasar. Begitu juga ungkapan yang mengikutinya seperti “ini budi”, “ini ibu budi”, dan lain-lain.
Menurut M. Nuh, ungkapan tentang seorang anak bernama Budi ini adalah bentuk cerminan pendidikan yang monoton sehingga perlu ada pembaharuan dan dianggap kurang menyenangkan bagi peserta didik.
Untuk itu pada kurikulum 2013 akan diperkenalkan tokoh baru yang memuat pesan nasionalisme.
“Ada si Edo yang keriting, itu cerminan Papua. Ada si Siti yang berjilbab, ada si Dayu dari Bali, ada si Lani yang sipit, dia Chinese, ada juga si Beni orang Batak," kata M. Nuh lagi. Sumber disini.
Yang jadi permasalahan kemudian adalah, jika M. Nuh konsisiten dengan mengganti semua yang berbau Budi di buku pelajaran SD, bukan tidak mungkin ini akan menimbulkan kebingungan tersendiri nantinya. Misalkan ada kalimat,
Agar hidup kita dalam bermasyarakat dan bernegara menjadi orang yang bermanfaat baik bagi diri sendiri, bagi lingkungan sekitar maupun bagi negara, maka dalam kehidupannya harus mencerminkan sifat-sifat orang yang berbudi pekerti luhur diantaranya adalah, jika berbicara sopan santun, jujur, rukun, dan lain-lain.