Mohon tunggu...
Erny Erawati0203
Erny Erawati0203 Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar

Hobi menulis. Saat ini menulis di blog kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Proses Transformasi Informasi

25 Januari 2024   18:30 Diperbarui: 25 Januari 2024   18:35 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: pexel. Edmond Dantes

             Menjelang pemilu saat ini banyak kampanye yang dilakukan baik oleh para capres dan wakilnya, para senator atau anggota DPD, para anggota legislatif baik tingkat pusat, daerah tingkat I, daerah tingkat II maupun kotamadya. Tujuan adanya kampanye ini untuk menarik perhatian para pemilih agar mau memilih mereka pada saat pemilu atau saat pemungutan suara tanggal 14 Pebruari 2024 nanti. Ini merupakan hal yang wajar, tapi tahukah anda bagaimana seseorang bisa menerima informasi yang disampaikan dan mengadopsi informasi yang diterimanya untuk aktivitas pemilu nanti? Oleh karena itu dalam tulisan ini saya akan memaparkan proses transformasi informasi yang dilakukan seseorang.

             Ada banyak pendapat para ahli tentang proses tranformasi  informasi oleh seseorang. Dalam tulisan ini saya paparkan 2 pendapat ahli yakni Robert Gagne dan Notoatmodjo yang merupakan ahli Kesehatan Masyarakat dalam bidang Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku di Indonesia. Menurut Robert Gagne, ada 4 fase proses penerimaan informasi oleh seseorang yakni Receiving the stimulus situation,  Stage of acquisition, Storage, dan Retrieval. Sedangkan menurut NotoAtmodjo, seseorang menerima informasi kesehatan untuk diadopsi dalam kehidupan sehari -- hari melalui 6 tingkatan yakni Tahu (know), Memahami (comprehension), Aplikasi (application), Analisis (analysis), Sintesis (synthesis), dan Evaluasi (evaluation).

sumber :pexel. ICSA
sumber :pexel. ICSA
            Fase Receiving the stimulus situation merupakan fase ketika seseorang memperhatikan stimulus tertentu, kemudian menangkap artinya dan memahami stimulus tersebut untuk ditafsirkan dengan caranya sendiri. Selanjutnya fase Stage of acquisition merupakan fase penguasaan, di mana seseorang membentuk asosiasi antara infomasi baru dengan informasi yang lama. Fase ini juga ditafsirkan sebagai upaya dalam menggabungkan dan mengaitkan informasi atau pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang. Informasi yang diterima akan dipilih secara selektif, di mana sebagian akan dibuang dan sebagian disimpan dalam memori jangka pendek, lalu sebagian lagi disimpan dalam memori jangka panjang.

            Fase berikutnya adalah storage yang merupakan fase retensi atau penyimpanan informasi baik ke dalam memori jangka pendek maupun memori jangka panjang. Pada fase ini terjadi proses pengendapan informasi yang diterima dalam suatu tempat tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Dan terakhir fase Retrieval adalah fase mengingat kembali atau memanggil kembali informasi yang ada di dalam memori. Pada fase ini, terjadi sebuah proses pengaksesan, pemanggilan kembali informasi yang disimpan di dalam memori untuk digunakan kembali. Proses pemanggilan kembali informasi yang disimpan bersifat langsung dan otomatis. Terkadang, ada kemungkinan bahwa informasi tersebut dapat hilang.

            Selanjutnya proses transformasi informasi menurut Notoatmodjo. Tingkatan pertama adalah tahu, artinya memanggil (recall) memori yang telah ada sebelumnya setelah mendapat informasi. Selanjutnya memahami (comprehension), artinya bukan sekedar tahu terhadap informasi yang didapat, tetapi dapat menginterpretasikan secara benar tentang informasi yang diperoleh tersebut. Tingkatan berikutnya adalah aplikasi (application),  artinya seseorang telah memahami informasi yang dimaksud dan menggunakan informasi tersebut.

            Tingkatan selanjutnya adalah analisis (analysis), yakni kemampuan seseorang untuk mempertimbangkan informasi yang diperoleh dengan informasi yang sudah diketahui sebelumnya. Berikutnya tingkatan sintesis (synthesis) artinya dapat menyimpulkan tentang informasi yang diperolehnya.  Dan terakhir evaluasi (evaluation) yakni seseorang mampu menilai informasi yang diperoleh dapat diadopsi atau tidak.

            Masih menurut Notoatmodjo, ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang mengadopsi informasi yakni 1) Predisposing Factor (Faktor Predisposisi). Faktor ini merupakan faktor yang dapat mempermudah dan mendasari terjadinya proses transformasi informasi. meliputi pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai-nilai, dan persepsi.  2) Enabling Factor (Faktor Pemungkin). Faktor ini sebagai faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi terjadinya proses transformasi informasi. meliputi  keterampilan dan sumber daya yang diperlukan. Ketrampilan adalah kemampuan seseorang dalam melakukan pencoblosan surat suara. Sedangkan sumber daya meliputi biaya, jarak, transportasi yang tersedia, untuk pergi ke tempat pemungutan suara (TPS).  3). Reinforcing Factor (Faktor Penguat). Faktor ini merupakan faktor yang dapat memperkuat seseorang untuk mengikuti pemilu. Faktor penguat adalah orang -- orang terdekat seperti keluarga, pasangan maupun teman. Bisa juga tokoh masyarakat yang diidolakan.

Demikan tulisan saya tentang proses tranformasi informasi yang dilakukan seseorang. Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun