Mohon tunggu...
Ernia Inka Agustin_24107030109
Ernia Inka Agustin_24107030109 Mohon Tunggu... Difabel tunarungu

Mahasiswi Ilmu komunikasi UIN Sunan kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Melangkah Dalam Gelap, Bermimpi Dalam Terang: Kisah Perjuangan Rissa

23 April 2025   16:40 Diperbarui: 23 April 2025   16:31 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak semua perjuangan terlihat oleh mata. Sebagian perjuangan berlangsung dalam diam, di balik keterbatasan, tekanan, dan luka yang tertanam sejak lama. Itulah Sepenggal kisah dari Fahrissa Al Syifa Rahma, mahasiswa UIN sunan kalijaga Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, angkatan 2024, yang kini hidup sebagai penyandang disabilitas netra total. Ia berkata bahwa sebelumnya, ia masih memiliki penglihatan terbatas (low vision), namun kini harus menjalani hidup sepenuhnya tanpa penglihatan.

Namun, keterbatasan fisik tidak menghalangi Rissa, begitu ia akrab disapa, untuk terus berjalan dan bermimpi. Meski sempat jatuh dan ingin menyerah, ia bangkit kembali, menemukan semangat dalam kasih sayang orang-orang terdekat.

Pernah di Titik Ingin Menyerah

Rissa bukanlah sosok yang asing dengan rasa putus asa. Dalam hidupnya, ia pernah berada di titik yang sangat rendah, bahkan sempat ingin mengakhiri hidupnya sendiri. Tekanan hidup dan luka emosional yang bertumpuk membuatnya merasa tidak kuat. Namun, di tengah kegelapan itu, muncul cahaya dari orang-orang yang tidak pernah ia sangka akan peduli padanya.

"Aku tidak menyangka ada yang benar-benar sayang sama aku. Dukungan dari keluarga, teman, dan kerabat terdekat membuatku bisa bertahan," ujar Rissa dengan suara lembut dan sedikit bergetar karena terharu.

Cinta dan perhatian dari mereka menjadi tali pengikat yang menahan Rissa untuk tidak tenggelam lebih dalam. Ia mulai menyadari bahwa dirinya berharga, dan bahwa masih ada banyak hal di dunia ini yang layak untuk diperjuangkan.

Tantangan dalam Perkuliahan dan Kehidupan Sehari-hari

Perjalanan Rissa sebagai mahasiswa bukanlah hal yang mudah. Tantangan besar datang sejak hari pertama ia duduk di bangku perkuliahan. Sebagai penyandang netra total, ia harus beradaptasi dengan lingkungan akademik yang sebelumnya tidak pernah ia jalani tanpa pendampingan intensif.

"Selama 12 tahun aku selalu didampingi, dan sekarang harus belajar sendiri. Jujur saja, awalnya aku kuliah karena ikut-ikutan teman. Tapi sekarang aku sadar, ini adalah jalanku," tuturnya jujur.

Salah satu kesulitan terbesar bagi Rissa adalah mengerjakan tugas-tugas kuliah yang menuntut kemandirian. Minimnya pendampingan membuatnya kerap terlambat dalam mengumpulkan tugas. Ia juga masih dalam proses adaptasi untuk mengatur waktu dan mencari metode belajar yang tepat bagi dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun