Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Nyali QRIS-GPN dan Monopoli Digital

24 April 2025   18:13 Diperbarui: 24 April 2025   20:25 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ermansyah R. Hindi - Dokpri


Suatu tragedi tipis-tipis (selanjutnya, disingkat 3T) yang tidak disadari ketika orang ingin berhenti main media sosial untuk selama-lamanya. Ini bukan tanpa alasan. Ada saat kita jeda sejenak dan ada kesempatan kita tarik napas pelan-pelan. Di saat lain, setiap kali kita membayangkan bayar kopi di warung justru terlalu merepotkan karena saya saja bukan jenis penikmat kopi yang mengerikan.

Tiba-tiba seorang senior mengirim berita tentang Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) dan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) di grup WhatsApp. Sekilas, saya memerhatikan apa konten beritanya.

Yang pasti, berita itu tidak pas QRIS di ponsel saya dan senior yang bunyi, kecuali mungkin dianggap lebih dari kejadian transaksi biasa. Senior saya memang tidak langsung menegur kalau lonceng peringatan dari QRIS-GPN lewat ponsel.

Bukan cuma bayar buat secangkir kopi, senior atau teman-teman yang lain bikin pernyataan, seolah-olah bilang: "Hei, dunia, kita tidak mau lagi dikuasai sama raksasa-raksasa digital!" Itu bukan main-main, bro. QRIS dan GPN tidak cuma jadi alat pembayaran, ia juga semacam pemicu "revolusi kecil" dalam dunia finansial.

Kita bayangkan saja, siapa yang selama ini mengontrol transaksi kita? Visa, MasterCard, dan UnionPay, tiga nama beken dan besar yang sudah menyetir sekitar 98 persen aliran uang global melalui transaksi kartu kredit.

Mereka bukan sekadar perusahaan, mereka adalah tuan-tuan yang menentukan siapa yang bakal dapat untung dan siapa yang jadi bangsa jongos, cuma jadi konsumen. Gampangnya, mereka lebih powerful daripada pemerintah, bisa mengerem ekonomi negara cuma dengan pencet tombol.

Jadi, begini, kalau kita berbicara soal dominasi global dalam sistem pembayaran, harus diakui, kita mungkin pernah mengalami betapa mudahnya semua transaksi yang melibatkan Visa atau Mastercard. Saking mudahnya, kita sering tidak berpikir panjang karena yaudah, tinggal gesek, bayar, beres.

Jelaslah, kalau dipikir-pikir lagi, setiap transaksi yang Anda lakukan dengan kartu mereka itu seperti Anda beri kuasa ke mereka untuk terus mengontrol aliran uang kita. Dan kontrol itu tidak cuma berakhir di dompet kita, ia juga merembet ke seluruh ekonomi negara kita. 

Seperti yang kita tahu, siapa yang menguasai transaksi, dia yang menguasai perekonomian.

Nah, itulah kenapa QRIS dan GPN hadir sebagai permainan yang relatif baru tidak cuma beri pilihan, tapi juga membuka kesempatan baru demi Indonesia dan bahkan negara-negara lain untuk menghentikan ketergantungan pada raksasa luar negeri. Gampangnya, QRIS-GPN itu kayak sistem pembayaran yang dilahirkan dari dalam negeri.

Kita yakin, QRIS-GPB punya kemampuan untuk membereskan transaksi dengan cara yang lebih efisien, lebih murah dan yang pasti, lebih lokal. Tidak ada lagi urusan biaya transaksi yang "kebangetan," tidak ada lagi kerumitan sistem yang mempersulit kita buat bayar sesuatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun