Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mata Kuasa-Universitas Sama Genitnya dengan Berbicara Bebas

22 September 2022   06:55 Diperbarui: 28 Februari 2024   12:23 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : republika.co.id, 10/07/2021 

Istilah “genit” dimaksudkan di sini adalah semacam turunan dari aliran hasrat untuk kuasa pada wilayah tertentu melalui mekanisme pengendalian atas tubuh.

Ia adalah tubuh yang mengalami keserbaragaman makna. Saya dan Anda mungkin disuguhi dengan keserbaragaman itu serupa dengan tubuh yang sudah dipermak dan dibebaskan dari asal-usul dan kekuatan alam.

Dari tubuh murni secara fisik menjadi tubuh lain, seperti tubuh politik, tubuh sosial, dan tubuh virtual yang 'lebih menantang' daripada sekadar obyek yang kaku, tanpa daya tarik.

"Mata" kuasa-universitas mengendalikan tubuh berarti kuasa menjadi perang bisu dan tetap bisu jika tidak melibatkan "daya pikat." Dari kata syahwat tampak tidak jelas oleh mata lahiriah. Syahwat tanpa wujud murni atau alamiah. Relasi antara kuasa, tubuh, pengetahuan, dan berbicara bebas menjadi syahwat.

Pertama, bukan kenikmatan atau sensasi, tetapi 'ruang berbicara bebas atau berekspresi'.

Ia menjadi sebuah tanda merileksasikan ketegangan dan meredakan konflik menuju pembentukan rangkaian obyek diskursus sosial, ekonomi, politik, agama, seksualitas, dan intelektual. Semuanya digambarkan basis materialnya melalui tubuh.

Kedua, rancangan regulasi disusun oleh kuasa negara yang bergerak antara kode hukum kriminalitas dan kode hukum seksualitas melahirkan kontroversi akibat hak-hak masyarakat terkebiri.

Pergerakan mahasiswa dengan cara menerobos tembok yang di depan mereka untuk memprotes padanya jika terdapat ketidakkonsistenan kuasa negara antara ucapan dan tindakan nyata, kebijakan yang tidak berpihak atau hanya menyengsarakan rakyat.

Ketiga, perbedaan sudut pandang. Pembentukan opini hukum melalui kuasa yudikatif, opini ahli, termasuk analisis dan penilaian obyektif atau kritis dari dunia akademisi, dan opini masyarakat, yang direpresentasikan melalui suara kritis dari para aktivis dan kelompok peduli lain yang terlibat dalam relasi antara fakultas intelektual dan fakultas sosial.

Cukup menarik pada permasalahan tentang ruang intelektual dan ruang sosial, ketika rezim kuasa dengan mekanisme kontrol atas tubuh seiring dan berlawanan dengan kelompok kritis melalui ruang berbicara bebas atau berekspresi.

Mereka juga nampaknya secara cermat mampu mengidentifikasi corak pemikiran dan suara secara verbal di luar dirinya hingga menyerap aspirasi di tingkat bawah masyarakat dalam sebuah konsep yang berkenaan dengan kepentingan umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun