Anakku…..
Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat, detik demi detik, menit demi menit……. Tahunpun tidak terasa cepat berganti.
Masih nampak dipelupuk mataku, kamu mencoba berjalan, tertatih-taih, terhuyung, jatuh…. bangun… jatuh… dan bangun lagi.
Kadang saat jatuh, kamu menangis. Kadang malah kamu…… tertawa-tawa.
Engkau mulai tumbuh dan berkembang, Bukan fisikmu saja. Kepandaianmu, Jiwamu, kedewasaanmupun tumbuh dan berkembang.
Anakku……..
Ma’afkan aku, orang tuamu yang tidak mampu memberi contoh dan teladan yang baik untukmu.
Aku ingat, suatu hari ketika kamu protes……. Betapa carut marutnya negeri kita. Kesemerawutan, keegoisan, ketidak adilan, keserakahan, kemunafikan, keborokan dan kebobrokan ada disekitar kita.
Aku, orang tuamu,tidak mampu menjawab. Karena aku sadar, Pendidikan tentang Kehidupan Manusia yang aku berikan juga pelajaran dari sekolahmu dan dari agama kita, tidaklah pernah mengajarkan hal-hal yang negatif seperti itu. bahkan aku, orang tuamu ini adalah bagian dan ikut ambil bagian dari kesemerawutan negeri ini….., Ma’afkan aku, Nak….!!!
Bila tiba saatnya, kamupun adalah orang tua bagi anak-anakmu.
Anakku…….
Kamu adalah salah seorang pewaris negeri ini. Tapi Kamu JANGAN menjadi GENERASI PENERUS kesemerawutan negeri ini. Kamu harus menjadi…….. GENERASI PELURUS negeri ini
Bekerja keraslah, tabahlah, tegarlah, bersihkan hatimu, mendekat padaNya. Aku hanya bisa mendampingimu dalam do’a, Semoga Allah SWT selalu melindungi dan membimbingmu dijalan yang diridhaiNya. Amiin….
NB : Selamat Hari Anak Nasional, 23 Juli, Anakku……… ( Muhammad Rizky Pratama & Dwi Aprilianti Nur Utami )
Sumber foto : http://blog.beswandjarum.com/pratiwicristinharnita