Mohon tunggu...
Erina Hertanti
Erina Hertanti Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Geography and Environmental Science UGM 2011

Selanjutnya

Tutup

Catatan

GenRe, Langkah Awal Mencetak Generasi Emas

9 Oktober 2014   20:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:43 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_366381" align="aligncenter" width="700" caption="Kegiatan Berbagi Sehat"][/caption]

Jumlah penduduk remaja usia 10-24 tahun cukup besar. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 jumlahnya mencapai 67 juta jiwa atau sekitar 30% dari total penduduk (BPS, 2010). Penduduk remaja ini merupakan calon pemimpin bangsa di masa mendatang. Mereka memiliki peran yang vital dalam kehidupan bernegara karena nantinya mereka inilah yang akan menjalankan fungsi negara dalam segala sektor.
“Beri aku seribu orang tua niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh pemuda niscaya akan ku guncangkan dunia”. Sepenggal kalimat bijak dari Ir. Soekarno yang menunjukkan bahwa betapa pentingnya peran generasi muda dalam pembangunan suatu negara. Remaja sebagai generasi penerus bangsa merupakan modal pembangunan di masa mendatang. Namun, untuk tercapainya pembangunan yang positif dibutuhkan kualitas manusia yang baik. Oleh karena itu untuk mencetak generasi emas bangsa, remaja harus terhindar dari tiga perilaku berisiko antara lain bebas dari narkoba, HIV Aids dan seks bebas.
Menurut Hertanti (2013), remaja adalah masa dimana pencarian jati diri merupakan hal yang penting sehingga menimbulkan rasa ingin tahu yang tinggi, ingin tampil menonjol, dan diakui eksistensinya. Namun di sisi lain, remaja memiliki ketidakstabilan emosi sehingga mudah untuk dipengaruhi dan lebih mengutamakan solidaritas kelompoknya. Banyak remaja yang terjebak dalam pergaulan bebas karena ajakan teman-temannya dan pengaruh lingkungan secara umum. Bahkan remaja yang mulanya tidak tergoda dengan pergaulan bebas apabila terus menerus dipengaruhi oleh lingkungannya, nantinya akan terjerumus ke dalam pergaulan bebas juga. Kondisi demikian membuat remaja rentan terpengaruh berbagai faktor negatif yang dapat mempengaruhi kehidupannya. Terlebih saat ini laju informasi apapun semakin mudah diakses. Oleh karena itu, perlu adanya barrier agar pesatnya perkembangan teknologi bukan menjadi boomerang di era globalisasi.
Istilah GenRe sudah tidak asing bagi saya. Dalam setahun belakangan ini saya telah beberapa kali mengikuti penyuluhan anak SMA dan SMP di Jogja bersama Unit Kesehatan Mahasiswa (UKESMA UGM). Kami merupakan bagian dari PIK-M binaan Perwakilan BKKBN DIY. Program yang dinamai “Berbagi Sehat” ini merupakan proker rutin untuk penyuluhan NAPZA, HIV/AIDS dan Kesehatan Reproduksi dikalangan remaja. Selama ini pihak sekolah banyak yang meminta tema kesehatan reproduksi untuk disampaikan kepada siswanya. Banyak diantara remaja-remaja ini yang masih polos belum mengenal dengan baik organ repoduksinya, cara merawat organ reproduksi yang benar serta mitos-mitos terkait kesehatan reproduksi. Dalam penyampaiannya kami membentuk kelompok-kelompok kecil terpisah antara siswa laki-laki dan perempuan sehingga mereka lebih leluasa untuk bertanya, bahkan mengenai hal-hal yang seringkali untuk mereka tanyakan kepada orangtua. Dari sinilah saya yang dulunya meragukan data mengenai pergaulan bebas dikalangan remaja yang saya nilai berlebihan baru percaya bahwa hal tersebut benar-benar terjadi di lingkungan remaja. Hal ini saya ketahui berdasarkan cerita mereka tentang lingkungannya. Justru perilaku beresiko dikalangan remaja ini merupakan ibarat fenomena gunung es, data-data yang tercatat seringkali hanya merupakan data yang dilaporkan saja, artinya terdapat kemungkinan besar banyak kasus yang belum diketahui atau tidak dilaporkan.

Mari mendengar, mari berbagi.
Salam GenRe!

[caption id="attachment_366384" align="aligncenter" width="403" caption="Salam GenRe"]

1413279573211068673
1413279573211068673
[/caption]

Daftar Pustaka
BPS. 2010. Sensus Penduduk Indonesia 2010. Jakarta : BPS.
Hertanti, Andrie. 2013. Aborsi (Studi Deskriptif Tentang Proses Pengambilan Keputusan Aborsi Ilegal yang Dilakukan oleh Remaja Putri di Kota Surabaya). Jurnal Sosial Politik, 2(2), hal. 1-17.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun