Mohon tunggu...
Erika Santi
Erika Santi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Konsentrasi pada perbaikan dan pengembangan kepribadian dan umat ; sebuah komitmen

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memimpin dengan Energi Positif

21 Juni 2013   20:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:37 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13718203221631091663

“Dalam skala mikro, pada dasarnya kita tinggal melaksanakan saja aturan yang ada karena standarnya sudah baku. Dan dalam skala makro, bekerja itu suatu sunnatullah, ketentuan Allah. Karena bagi saya hidup ini hanya ada dua hari, hari yang telah lalu dan hari ini. Karena hari yang lalu tak mungkin terulang, maka yang tertinggal dan menjadi milik kita adalah hari ini. Maka berusahalah untuk melakukan yang terbaik, karena kita tidak tahu apakah hari esok akan menjadi milik kita. Karena sesungguhnya Tuhanlah pemilik hari esok,” ujar Bapak Akhmad Jaelani, Kepala BPS Provinsi Lampung mengenai filosofis beliau dalam bekerja.

Menjalin Hubungan yang Humanis

Drs. Akhmad Jaelani, M.Si menjadi Kepala BPS Provinsi Lampung sejak Agustus 2012. Sebelumnya beliau mengemban amanah sebagai Kepala BPS Provinsi Jambi. Namun walaupun baru terhitung 11 bulan, banyak lompatan besar yang dilakukan oleh beliau. Dimulai dengan membenahi mindset pegawai.

“Tidak ada di antara kita yang superman atau superwoman namun menjadi supertim itu sangat dimungkinkan. Karena kita tidak ada yang sempurna, maka didalam supertim inikita akan saling melengkapi. Dan dalam supertim semua orang pentingapapun posisinya,“ ujar suami dari Al Robitoh ini ketika pertemuan perdana dengan keluarga besar BPS Provinsi Lampung. Karena itu dalam kesehariannya, Bapak yang ramah ini tidak menunjukan adanya jarak, tetapi justru dekat dengan semua staf.

Kehadiran Bapak yang punya tokoh favorit Nabi Muhammad SAW, Buya Hamka dan Soekarno ini juga memberi makna tersendiri bagi pegawai BPS Provinsi Lampung ketika hari ulang tahun mereka. Salah satu kebiasaannya adalah memberikan kado yang telah ditulis dengan kata-kata motivasikepada setiap pegawai yang berulang tahun termasuk satpam. Bahkan tak jarang beliau mengantarkan langsung kado tersebut ke ruangan pegawai yang berulang tahun. Selain itu, ketika pegawai ada yang menikah, beliau dan keluarga selalu menghadiridan terkadang memberi sambutan atau menjadi saksi mewakili dari pihak keluarga. Termasuk ketika ada seorang office boy kantor ada yang menikah, beliau dan istri hadir, memberikan perhatian yang sama dengan pegawai lainnya. Dan jika ada pegawai atau anggota keluarga pegawai yang sakit, beliau tidak absen membezuknya.

Sejak menjadi Kepala BPS Provinsi Lampung, Bapak yang punya hobi membaca ini, juga telah memberikan berbagai reward kepada pegawaidan BPS Kabupaten/Kota yang berprestasi. Sebagai contoh ketika akhir Tahun 2012 beliau memberikan reward kepada pegawai yang zero terlambat dan pulang cepat. Saat Ratekda Februari 2013, BPS Kabupaten/Kota berkinerja terbaik pun mendapatkan reward dari beliau.

“Semua itu saya lakukan sebagai rasa syukur saya. Selain itu, juga sebagai bentuk apresiasi atas prestasi yang diraihnya. Dan pada dasarnya tabiat manusia ialah ia akan merasa senang jika mendapatkan pengakuan dan penghargaan. Bagi saya, siapapun dia yang berada di BPS se-Provinsi Lampung adalah orang penting yang tanpa kontribusinya, organisasi akan berjalan tidak normal,” ujar Bapak yang akrab dipanggil dengan Pak Jae ini.

Selain reward, kita juga harus menegakkan punishment, agar ada keseimbangan atas keduanya. Kalau kita bicara tentang punishment, ketentuannya sudah ada dalam PP No. 53 Tahun 2010. Kita terapkan sesuai aturan. Karena hakikatnya kita adalah pelaksana aturan,” jelas ayah tiga anak ini ketika ditanyakan mengenaipunishment.

Mengokohkan Korpri dan Dharma Wanita Persatuan

Bapak yang pernah menjadi orang nomor satu di BPS Provinsi Jambi inimengokohkan kembali Korpri dan Dharma Wanita Persatuan (DWP) yang beberapa tahun ini sempat vakum. Beliau menekankan perlunya pembinaan kerohanian dan mengajak untuk memakmurkan mushola kantor. Ketika waktunya shalat,adzan diperdengarkan ke seluruh ruangan dan shalat dilaksanakan secara berjama’ah. Tabungan kurban bersama pun digagas. Selain itu, pengajian seluruh pegawai dilaksanakan satu bulan sekali dan pengajian khusus karyawati dan anggota DWP dilaksanakan setiap dua minggu. Untuk pegawai yang beragama selain Islam, juga dipersilakan untuk mengadakan hal serupa. “Saya meyakini jika ruhani atau jiwa telah bersih dengan sendirinya akan memacu produktivitas,” tandas Bapak yang pernah menjadi Kepala Bidang Pengolahan, Neraca Wilayah dan Analisis Provinsi Kalimantan Selatan ini.

Begitu pula di bidang sosial. Bagi pegawai dan keluarganya yang terkena musibah seperti sakit, kecelakaan dan meninggal diberikan santunan tali asih yang dananya berasal dari urunan pegawai. Juga pada saat terjadi kerusuhan di Lampung Selatan yang beberapa waktu lalu menjadi headline berita di media massa nasional, BPS Provinsi Lampung turut serta memberikan bantuan kepada korban dengan dana urunan sukarela dari pegawai.

Untuk DWP pun demikian. Bapak yang pernah menjadi Kepala Bidang Neraca, Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Sumatera Utara ini juga memberi perhatian khusus. Salah satunya adalah dengan diberikannya sebuah ruangan untuk sekretariat DWP. “Karena keterbatasan ruang, saya ingin sekretariat DWP ini bisa berfungsi ganda, yaitu dimanfaatkan juga untuk ruang menyusui/memerah ASI. Karena anak-anak inilah kelak yang akan melanjutkan kepemimpinan di negeri ini. Oleh karena itu perlu kepedulian kita bersama,” kata Pak Jae saat acara DWP di aula lantai 3 BPS Provinsi Lampung. Dan baru-baru ini DWP Provinsi Lampung yang diketuai oleh Ibu Ida Berlian Tihang, Sekretaris Daerah Provinsi Lampung dan jajarannya berkunjung ke DWP BPS Provinsi Lampung.

Gaya Kepemimpinan yang Menginspirasi

“Kita tanamkan dalam mindset kita bahwa bekerja itu ibadah. Kita luruskan niat kita. Kita hadirkan Tuhan dalam setiap langkah kita. Karena itu setiap pagi sebelum bekerja, tepat jam 7.30 WIB, kita mulai dengan berdo’a bersama, memohon kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa agar pekerjaan yang akan kita lakukan diberikan kemudahan dan mendapat Ridho dari-Nya. Demikian pula sebelum pulang, kita berdoa agar apa yang sudah kita lakukan dapat diterima sebagai amal ibadah kita, serta mohon diberikan keselamatan dalam perjalanan pulang ke rumah masing-masing. Hal lain yang juga terus kita yakinkan dan ingatkan bahwa apapun yang kita lakukan akan kembali kepada kita. Jika kita melakukan aktivitas yang positif atau sebut saja menebar energi positif, buahnya adalah kebaikan, kedamaian, dan hal positif lainnya. Nah, jika itu tidak kita dapatkan di dunia, yakinlah itu semua akan menjadi tabungan kita di akhirat. Hukum kekekalan energi berlaku disini. Karena itu mari kita berusaha untuk bisa memberikan yang terbaik, tebarlah terus energi positif pada setiap langkah kita, papar Bapak yang selalu merasa nyaman bekerja dimana pun ditempatkan.

Tambah Pak Jae, “Saat saya menjadi Kepala Bagian Tata Usaha BPS Provinsi Jawa Tengah, ada pemenang lelang yang memaksa saya menerima uang terimakasih. Saya menolaknya. Sembari saya jelaskan bahwa dia menang karena memang layak untuk menang. Suatu hari, saya mendapat kiriman bingkisan kado kerumah tanpa nama pengirim, ketika diguncang seperti berisi guci. Setelah dibuka,ternyata bingkisan tersebut berisi sejumlah uang yang sangat besar jumlahnya. Karena saya merasa uang itu bukan hak saya, maka saya laporkan kepada atasan saya dan uang tersebut dikembalikan,” cerita Pak Jae seraya menunjukkan sejumlah foto tentang bingkisan tersebut.

“Kita juga harus membangun kesadaran bahwa bekerja itu kewajiban. Jika dianalogikan dengan sebuah pernikahan,ijab qobul yang telah kita lakukan dengan BPS mestinya diikuti dengan kesadaran penuh tentang kewajiban yang harus kita lakukan. Dan jika kita renungkan, dahulu kita sendirikan yang memutuskan untuk melamar menjadi PNS di BPS, bukan BPS yang melamar kita ?” jelas Pak Jae dengan nada tanya.

Dalam beberapa kesempatan, Pak Jae juga sering mengingatkan kepara pejabat struktural agar jangan sampai ada pegawai kita ‘nyasar’ di kantor sendiri. Ungkapan ini sepertinya aneh, tetapi seperti yang dijelaskan Pak Jae, hal ini ini sangat mungkin terjadi. Menurutnya, ketika seorang pegawai sampai di kantor bingung apa yang mau dikerjakan, maka ini termasuk kategori tersesat di kantor sendiri. Disinilah peran atasan untuk mengatur pembagian tugas, memberikan penugasan dan arahan kepada bawahan. Jangan sampai ada yang kesasar dikantor sendiri.

“Menjadi contoh bukan memberi contoh. Ini juga hal yang sangat penting, khususnya saya dan para struktural. Karena di Indonesia menganut budaya paternalistik, melihat siapa yang didepan. Selain itu, saya ingin membangun rasa kebersamaan dan komunikasi dua arah. Saya memberi kesempatan kepada siapapunyang memiliki ide bagus. Jika itu berpotensi meningkatkan kualitas BPS, saya akan mengakomodirnya,” jelas mantan Kepala Bagian Tata Usaha BPS Provinsi Jawa Tengah ini.

Sedangkan dalam upaya membangun keterbukaan dan komunikasi dua arah, selain cara-cara konvensional, Pak Jae mempunyai cara tersendiri. Ketika sebelum rapat evaluasi akhir tahun, Pak Jae sudah membawa kertas putih dan membagikan kepada seluruh staf. Kemudian Pak Jae memberikan pegantar, “Saya bukan penganut aliran kepercayaan dan saya tidak punya indera keenam, sehingga tidak mampu mengetahui apa yang ada dalam pikiran teman-teman. Karena itu saya minta kepada semua pegawai menuliskan kritik dan saran untuk saya pribadi tanpa harus menulis nama dan jangan takut saya akan marah. Selain itu Juga saya minta menuliskan masukan untuk perbaikan BPS Provinsi Lampung kedepan,”cerita Bapak yang pada hari ini, 21 Juni 2013 genap berusia 50 tahun.

Opini Pegawai Tentang Pak Jae

“Pak Jae selalu do the best dalam segala hal. Energi positifnya luar biasa sehingga berpolarisasi dimanapun beliau berada, dan jika dekat beliau, kita merasakannya. Positif thinking dan meletakkan diri sebagai makhluk yang diciptakan untuk beribadah kepada-Nya yang akhirnya menyebabkan beliau selalu dinaungi keberuntungan,pendapat Bu Herum, mantan Kabid Statistik SosialBPS Provinsi Lampung yang kini telah mengemban amanah sebagai Kepala BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, tentang Pak Jae.

“Visioner, cerdas, akhlaknya bagus dan agamis, networking dan interaksi sosial bagus, jenius dan speednya luar biasa,opini Pak Joko Winarno, Kepala BPS Kabupaten Tulang Bawang Barat.

Beliau anugerah untuk Lampung. Pertama saya melihatnya, saya merasakan bahwa beliau bukan orang biasa. Saat bersalaman, saya tahu bahwa energi positif saya jauh dibawahnya. Dan saya pernah belajar aura kepemimpinan lengkap dengan level warnanya. Saya lihat aura kepemimpinan beliau levelnya sangat tinggi. Dan saya yakin suatu hari beliau akan menjadi pemimpin besar negeri ini,komentar Pak Supriono, trainer Lampung setelah mengisi acara BPS Provinsi Lampung.

“Kreatif, inovatif dan loyalitasnya tinggi,ujar Pak Yayat, Kabid IPDS.

“Pancaran energi positif beliau luar biasa. Saya ingin belajar dari beliau tentang itu. Saya do’akan beliau menjadi pemimpin besar Indonesia,ujar Pak Adian, wartawan Lampung Post setelah menjadi narasumber pelatihan jurnalistik di BPS Provinsi Lampung.

“Perhatian dan peduli dengan anak buah, sangat teliti, sangat disiplin, sangat peduli dengan kerapian dan kebersihan,imbuh Heru, Satpam BPS Provinsi Lampung.

“Arif dan bijaksana, memperhatikan bawahan dan memperlakukan bawahan dengan perlakuan yang sama (tidak pilih kasih), mengingatkan bahwa apa yang kita lakukan adalah untuk kebaikan,pendapat Bu Atun, Kepala Subbagian Urusan Dalam.

Do the best, visioner, komprehensif dan detail,” komentar Pak Sukim, Kepala Subbagian Kepegawaian dan Hukum.

“Bapak sangat peduli dengan bawahan. Beliau suka support kita untuk maju. Beliau bisa menyeimbangkan kehidupan kerja dan ibadah. Selain itu pola kerja beliau dengan kecepatan dan ketepatan, yang tentu saja kita harus berusaha mengikuti ritme kerja beliau,ujar Bu Wintarti, Kepala BPS Kabupaten Lampung Selatan.

Eko, office boy menambahkan, “Pak Jae sangat menghargai bawahan siapapun orangnya, tanpa melihat statusnya apa. Beliau kalau kerja suka lupa waktu, sangat bagus ibadahnya terlihat dari sholat beliau yang tepat pada waktunya.”

“Kooperatif, mau terjun langsung ketika ada kegiatan, perhatian sampai kepada hal yang remeh-temeh, ramah, peduli dengan bawahan, selalu memberikan reward, rapi dan mesra dengan istri,komentar Desyana, Staf Subbagian Urusan Dalam.

“Perfeksionis, bekerja dengan speed, memberikan peluang untuk berkembang,tambah Dewi Yuliana, Staf Subbagian Bina Program.

Bapak itu sangat tenang, apapun kejadian di jalan. Beliau tenang dalam menyikapinya. Jiwa sosial Bapak tinggi. Selain itu, Bapak dan Ibu juga menganggap saya bagian keluarga mereka terlihat dari bagaimana cara mereka memperlakukan saya,ujar Pak Suwandi, sopir Pak Jae.

Disiplinnya tinggi, kerja keras, tidak suka menunda pekerjaan, sangat perhatian ke bawahan, sangat menjaga hubungan baik dengan pihak luar baik itu pemda, media dan yang lainnya. Cara kerja beliau terstruktur, terencana dan terkonsep,tambah Siska, sekretaris Pak Jae.

Komunikasi Intensif dengan Media Massa

“Siapa yang menguasai informasi, maka dia menguasai dunia,’’ ungkap Pak Jae saat rapat tim kehumasan. Oleh karena itu beliau menempatkan media massa sebagai salah satu prioritas dalam membangun networking.

Untuk merealisasikan hal tersebut diatas, BPS Provinsi Lampung telah melakukan audiensi khususnya mengenai Sensus Pertanian 2013ke tiga koran terkemuka di Provinsi Lampung yaitu Lampung Post, Radar Lampung dan Tribun Lampung. Bahkan berita audiensi tersebut dimuat ketiga koran tersebut. Kebiasaan unik beliau memberi kado ulang tahun ke bawahan dan hobi membacanya, juga pernah menjadi berita di Lampung Post. Selain itu wawancara eksklusif Pak Jae juga dimuat di Rubrik Wawancara Lampung Post satu halaman penuh. Bahkan, Bapak yang juga mengidolakan Nabi Muhammad SAW ini sudah memiliki jadwal siaran di RRI Lampung setiap Senin di awal bulan.

“Potensi BPS itu luar biasa. Produk-produknya sangat bagus. Namun kita harus menyadari bahwa kita belum memiliki kemampuan dalam mengkomunikasikan produk-produk kita kepada masyarakat umum. Berkomunikasi dengan masyarakat umum tentu saja harus memakai bahasa yang dimengerti oleh mereka. Nah, yang memahami bahasa mereka adalah media massa. Oleh karena itu, saya mengadakan pelatihan jurnalistik dalam rangka pengembangan potensi pegawai dalam hal menulis jurnalistik. Menulis dengan bahasa orang awam. Harapannya dengan kemampuan menulis pegawai yang baik, kita akan lebih mudah mengkomunikasikan informasi-informasi yang kita miliki yang dihasilkan dengan sangat susah payah dan pengorbanan yang tidak sedikit kepada khalayak luas,” jelas mantan Kepala Bidang Nerwilis Sumatera Utara ini dengan penuh semangat.

Bukan hanya di ucapan, Pak Jae juga memberikan keteladanan dalam menulis dengan dimuatnya beberapa tulisan beliau dimedia cetak. Dan yang fenomenal adalah ketika salah satu artikel beliau tentang BPS dimuat dikoran Lampung Post pada tanggal 26 September 2012 yang lalu bertepatan dengan Hari Statistik Nasional.

Membangun Jejaring untuk Eksistensi BPS

Bapak yang selalu bersemangat membangun networking ini sangat menyadari bahwa BPS harus bergaul agar keberadaan BPS tidak dianggap tiada. Walaupun baru di Lampung, beliau telah menjalin komunikasi yang intensif dengan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, tokoh Lampung, Kepala Dinas/instansi dan lainnya. Menurut Sekretaris Pak Jae, Fransiska Suryani, Pak Jae selalu berusaha memenuhi undangan dari siapapun, “Bapak memanfaatkan kesempatan tersebut untuk membangun jejaring dan mengenalkan BPS kepada yang lain.”

BPS Provinsi Lampung juga memanfaatkan jejaring media sosial facebook dan twitter untuk mengkomunikasikan output dan kegiatan BPS Provinsi Lampung. Kedua jejaring media sosial ini digunakan untuk lebih mendekatkan BPS Provinsi Lampung kepada masyarakat. “Kita manfaatkan akun kita di facebook dan twitter semaksimal mungkin agar masyarakat tidak asing dengan BPS,”ujar Bapak yang hobi menulis ini.

Selain itu, Bapak kelahiran Purbalingga, tanggal 21 Juni 1963 ini juga membuka kran komunikasi dengan dinas/instansi lain terkait koordinasi dan sinkronisasi program dan lainnya. “Sesuai amanat UU No.16 Tahun 1997, BPS itu harus melakukan pembinaan statistik sektoral. Harus kita akui bahwa kita belum maksimal dalam hal tersebut. Maka, saya ingin sekali menggagas sebuah forum, ya bisa kita sebut forum data atau forum statistik. Nah, di forum itu kita mengumpulkan semua SKPD, perguruan tinggi, dan institusi lainnya untuk menyamakan persepsi tentang statistik. Apakah itu metodologinya, konsep, definisi dan sebagainya. Intinya kita ingin institusi tersebut membangun data statistik di lembaganya sesuai dengan keilmuan statistik. Sehingga ketika mereka memberikan datanya kepada kita dan kita mengkompilasinya dalam publikasi daerah dalam angka, data-data tersebut memang benar-benar data statistik yang sebenarnya. Dan itu akan membuat kerja BPS menjadi lebih mudah,“ jelas Pak Jae panjang lebar.

“Untuk komunikasi dan koordinasi dengan Pemerintah Daerah dalam hal ini Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung, kita membuat laporan khusus triwulanan yang didalamnya berisi data-data kita yang kita kemas sebaik mungkin. Selain itu, komunikasi yang intensif sangat bermanfaat untuk menghindari kesalahpahaman terkait data-data populis seperti raskin dan jamkesmas. Sehingga pada akhirnya visi kita sebagai pelopor data statistik terpercaya untuk semua sedikit demi sedikit dapat kita raih,“ sambung Pak Jae dengan penuh semangat.

Terimakasih Pak Jae. Semoga leadership berkarakter, manajerial berkonsep dan tradisi ilmiah yang mengakar kuat seperti ini selalu menginspirasi dan memotivasi kami untuk memberikan yang terbaik pada BPS dan Indonesia tercinta.

*Tulisan ini dibuat sebagai kado ulang tahun ke-50 tahun Pak Jae pada hari ini, Jum'at 21 Juni 2013 dari Keluarga Besar BPS se-Provinsi Lampung. Barakallah Pak Jae, semoga usia penuh berkah, semakin bermanfaat untuk semesta, diberi kesehatan dan kekuatan dalam mengemban amanah dan do’a kami suatu hari kelak Bapak akan menjadi salah satu pemimpin besar negeri ini. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin*

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun