Mohon tunggu...
Erika Nina yuliana
Erika Nina yuliana Mohon Tunggu... Guru - Guru

hobi saya adalah memasak. selain seorang guru saya adalah ibu rumah tangga. di sela-sela kesibukan saya selalu menyempatkan memasak untuk keluarga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Kemampuan Kreatifitas Anak Melalui Kegiatan Montase

28 November 2023   23:36 Diperbarui: 28 November 2023   23:58 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alat dan Bahan Kegiatan Montase

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak Usia Dini adalah seorang individu yang memiliki usia di bawah 6 tahun, dan pada masa ini anak sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Usia dini memiliki karakteristik yang khas, yaitu kemampuan belajar anak yang luar biasa dan keinginan untuk belajar aktif dan ekploratif. Pada usia ini, aspek yang dapat dikembangkan pada anak adalah kreativitas. Penting dilakukan upaya pemberdayaan potensi anak, salah satunya pengembangan kreativitas yang dapat menentukan keberhasilan anak dikemudian hari.

Hurlock menjelaskan bahwa kreativitas adalah bentuk inovasi atau penciptaan yang dilakukan seorang individu, baik dalam bentuk ide pemikiran maupun dalam hal bentuk yang lain yang bersifat baru (Susanto, 2011: 113). Hal yang mungkin dapat dilakukan pada anak usia dini dalam merangsang dan memberdayakan kreativitas anak adalah dengan kegiatan bermain yang dilakukan di lingkungannya dengan menggunakan sarana, media pembelajaran yang bersifat edukatif. Serta hal lain yang ada dilingkungan atau sekeliling, yang dapat digunakan sebagai alat maupun media belajar siswa. Seorang pendidik di sekolah harus dapat memilih dan memanfaatkan setiap kesempatan belajar untuk mengembangkan kreativitas anak

Berdasarkan observasi yang dilakukan di TK Cempaka Putih Kecamatan Semampir Surabaya, terlihat bahwa kreativitas anak pada kelompok B yang berusia 5-7 tahun masih belum mencapai hasil yang optimal. Pada saat melakukan kegiatan kreatif di kelas, hanya ada 3 dari 10 anak yang dapat membuat karya secara mandiri, dan hanya 2 anak yang dapat mengkomunikasikan atau menyampaikan produk pada guru dan teman-temannya.

Setelah dilakukan penelitian dengan mencari kajian literatur dan wawancara maka penyebab dari kurangnya anak dalam berpikir , kreatif , kolaboratif dan imajinatif  yaitu :

  • Guru belum menjadi fasilitator pada anak.
  • Kegiatan yang tidak sesuai dengan tahapan perkembangan anak.
  • Metode yang kurang menarik bagi anak,
  • Guru sering menggunakan Lembar Kreativitas Anak
  • Guru tidak memberikan kesempatan pada anak untuk berekspresi dan berimajinasi.
  • Metode pembelajaran masih berpusat pada guru.
  • Tidak ada pembiasaan secara konsisten untuk anak bekerja sama.
  • Tanpa sadar guru menunjukkan ekspresi yang menyatakan jelek/salah kepada anak.

Berdasarkan penelitian terdahulu menurut Anida dan Eliza (2021) Proses belajar kanak-kanak sebaiknya dilaksanakan dalam aktivitas yang langsung dalam pengalaman nyata sehingga terinternalisasi konsep-konsep mendasar yang akan memberikan makna serta menuntaskan keingintahuan Anak Usia Dini (AUD). Anak usia dini sosok yang sangat membutuhkan stimulasi secara maksimal dalam pembelajaran untuk proses pertumbuhan dan perkembangannya. Proses pembelajaran memposisikan guru tak hanya pendamping namun juga pembimbing serta fasilitator bagi anak.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hidayatuh (2017) kenyataan yang terjadi di lapangan guru anak usia dini dalam mengembangkan seluruh aspek pengembangan tersebut tidak sesuai dengan tahapan usia anak, sehingga anak merasa jenuh, bosan dan mengabaikan pembelajaran karena metode yang digunakan kurang menarik anak. Terdapat sebagian anak belum mengenal angka, bentuk, menyebutkan nama benda belum lancar, keseimbangan tubuh masih kurang dan tidak sabar menunggu antrian dalam kegiatan pembelajaran.

Hasil eksplorasi yang telah dilakukan ditemukan akar penyebab masalah  rendahnya kemampuan anak dalam berpikir kritis , kreatif , kolaboratif dan imajinatif yaitu Metode pembelajaran yang masih berpusat pada guru. Yaitu guru tidak memberikan kesempatan anak untuk menjadi objek dalam kegiatan pembelajaran. Guru tidak memberikan kesempatan pada anak untuk berekspresi dan berimajinasi.

Menurut penilitan yang dilakukan oleh Ni'ma dkk (2022) Kegiatan montase memiliki tujuan meningkatkan kreativitas , melatih imajinasi , dan melatih koordinasi mata dan jari tangan anak. Melalui kegiatan montase dapat dikembangkan daya imajinasi , khayal , sikap cekatan , telaten dan kreatif. Bagi anak TK kegiatan Montase ini sangat menarik karena anak dapat mengekspresikan kreativitas dan imajinasinya. Montase adalah karya dua yang dimensi dianggap seperti karya lukisan karena materialnya terdiri dari gambar-gambar yang sudah jadi hanya karena dipotong-potong lalu dipadukan sehingga menjadi satu kesatuan karya ilustrasi.

Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat banyak peneliti yang menggunakan kegiatan Montase untuk meningkatkan kreativitas pada anak diantaranya yaitu yang dilakukan oleh Titi Rachmi, Mutia Herdana, 2018, Optimalisasi Kreativitas Anak Melalui Aktivitas Montase Pada Usia Taman Kanak -- Kanak di TK Ar-Rahman Tangerang. Disini peneliti melakukan 3 siklus dan disetiap siklus 3 kali pertemuan dengan tema yang berbeda di setiap siklusnya. Kreativitas anak mengalami kenaikan 80% yaitu dari 10 anak , terdapat 8 anak yang skor kreativitasnya telah mencapai standart keberhasilan yang ditentukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun