Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi salah satu langkah strategis penting untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan kecerdasan anak. Keberhasilan program makan bergizi gratis tidak hanya ditentukan oleh tersedianya makanan, tetapi juga pada bagaimana menu disusun dan dikelola dengan prinsip gizi seimbang. Dengan pengelolaan yang tepat, MBG bukan sekadar program pemberian makan, tetapi juga sarana edukasi gizi yang membentuk kebiasaan makan sehat sejak dini.
Konsep “Isi Piringku”, panduan gizi seimbang dari Kementerian Kesehatan, menekankan proporsi tepat antara karbohidrat, protein, sayur, dan buah. Menu bergizi untuk anak yang ideal sebaiknya mencakup karbohidrat kompleks sebagai sumber energi utama, protein hewani dan nabati untuk pertumbuhan otot dan jaringan tubuh, sayuran kaya serat, vitamin, dan mineral, serta buah-buahan sebagai sumber vitamin dan antioksidan. Kombinasi ini memastikan anak-anak mendapatkan zat gizi makro dan mikro yang cukup untuk mendukung tumbuh kembang, daya tahan tubuh, dan kemampuan belajar.
Pemilihan bahan pangan yang ekonomis namun bernilai tinggi juga penting. Salah satu sumber protein dan omega-3 yang efektif adalah ikan kembung untuk anak. Kandungan gizinya tidak kalah dengan salmon, bahkan beberapa penelitian menunjukkan kadar omega-3 dalam ikan kembung sangat baik untuk perkembangan otak anak. Harganya juga lebih terjangkau, sehingga cocok untuk program MBG di sekolah yang menjangkau banyak anak. Agar lebih mudah dikonsumsi dan mengurangi masalah duri, ikan kembung bisa diolah menjadi menu menarik seperti perkedel ikan kembung, filet ikan kembung, atau abon ikan kembung. Pengolahan kreatif dan higienis memastikan gizi tetap terpenuhi tanpa menyulitkan anak saat makan, sementara cara masak seperti digoreng ringan, dikukus, atau dibuat pepes tetap menjaga kandungan omega-3.
Namun, realita di lapangan menunjukkan menu MBG kadang kurang disukai anak-anak, karena tampilan visual yang kurang menarik dan rasa yang belum sesuai selera mereka. Alih-alih menghabiskan makanan, banyak anak menyisakan atau membuang sebagian piring mereka. Oleh karena itu, penyelenggara MBG perlu memperhatikan presentasi menu bergizi anak. Menu yang dibuat dengan visual menarik, warna-warni alami dari sayur dan buah, serta bentuk kreatif dapat meningkatkan minat makan anak. Misalnya, membentuk lauk menjadi perkedel lucu atau menyajikan nasi dengan warna alami dari sayuran, dapat membuat anak lebih tertarik menyantap makanan bergizi.
Menjaga gizi seimbang anak adalah investasi jangka panjang bagi bangsa. Anak yang memperoleh asupan gizi seimbang cenderung memiliki daya tahan tubuh lebih baik, konsentrasi belajar tinggi, serta potensi kecerdasan optimal. Dibandingkan mengeluarkan biaya besar untuk pengobatan akibat kekurangan gizi, mengalokasikan sumber daya untuk gizi anak hari ini adalah pilihan bijak dan berkelanjutan. Oleh karena itu, penyelenggara MBG harus memastikan setiap piring yang disajikan mencerminkan keseimbangan gizi yang sesungguhnya, sekaligus disajikan dengan visual menarik agar anak-anak lahap menyantapnya. Menu yang dirancang dengan prinsip gizi seimbang dan olahan kreatif dari bahan lokal terjangkau, seperti ikan kembung, menjadi langkah nyata membentuk generasi sehat, cerdas, dan produktif. Piring kecil hari ini adalah fondasi masa depan bangsa yang besar esok hari.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI