Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Penulis, Kreator dan Pengajar

Pemenang Sayembara Penulisan FTV Indosiar, Penulis Buku Antalogi KKN (Kuliah Kerja Ngonten) Elex Media, Penulis Berbagai Genre, Penulis Cerpen Horor @roli.telkomsel, Pemenang Sayembara Puisi Esai Tingkat Asean 2025 dan Kreator Video AI Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saat Resolusi 2025 Hanya Menjadi Sebuah Goresan di Kertas

6 Oktober 2025   10:41 Diperbarui: 6 Oktober 2025   10:45 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : galeri pribadi

Tahun 2025 tinggal menghitung bulan. Seperti tahun-tahun sebelumnya, waktu berjalan begitu cepat. Tanpa terasa, kita sudah berdiri di penghujung tahun, saat yang sering membuat kita menoleh ke belakang dan bertanya: Sudah sejauh mana mimpi-mimpi itu berjalan?

Di meja kerja, selembar kertas tergeletak diam. Itulah daftar resolusi 2025 yang dulu saya tulis penuh semangat di awal tahun. Satu per satu saya baca, lalu sejenak menghela napas. Adakah satu yang bisa saya centang tahun ini? Mungkin tidak.

Namun, saya kembali merenung. Saya yakin, saya tidak sendirian. Banyak dari kita mungkin merasakan hal yang sama, daftar mimpi yang tertulis rapi di awal Januari kini hanya menjadi coretan samar di akhir tahun. Tapi apakah itu berarti kita gagal? Haruskah kita menyerah hanya karena apa yang kita rencanakan belum juga terwujud?

Saya rasa tidak.

Ketika apa yang kita tulis belum terjadi, sesungguhnya itu adalah pelajaran berharga. Pelajaran bahwa kita harus belajar menerima dengan lapang dada, bahwa beginilah hidup bekerja. Ada hal-hal yang memang harus berjalan sesuai takdirnya, di luar kemampuan dan logika manusia. Kita boleh membuat resolusi 2025 sebaik apa pun, tetapi hidup sering punya cara sendiri untuk membelokkan arah.

Kadang kita harus berhadapan dengan kenyataan pahit: setelah badai reda, tak selalu ada pelangi yang datang. Kadang malah badai berikutnya yang menunggu. Tapi bukankah itu bagian dari perjalanan hidup juga? Bahwa di antara rasa lelah, kalah, dan kecewa, kita tetap belajar bertahan, meski dengan sisa tenaga yang tersisa.

Tidak apa-apa jika 2025 tidak seindah rencana. Tidak apa-apa jika belum ada satu pun resolusi yang tercapai. Mungkin bukan karena kita tidak cukup berusaha, tetapi karena semesta sedang menyiapkan waktu yang lebih tepat.

Yang terpenting, kita tidak berhenti mencoba. Setidaknya, kelak kita tidak akan menyesal karena pernah berusaha mewujudkan mimpi yang kita yakini. Meskipun gagal atau belum berhasil, kita tetap hebat, karena telah bertahan sejauh ini dan berani melangkah, meski hanya setapak.

Jadi, biarkan kertas resolusi itu tetap di sana. Biarkan ia menjadi pengingat, bukan penyesalan. Tahun belum benar-benar berakhir, dan siapa tahu, keajaiban bisa datang di detik-detik terakhir. Bukan untuk menuntaskan daftar itu, tetapi untuk meneguhkan hati bahwa perjalanan ini masih layak diteruskan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun