Mohon tunggu...
Erigovina Arauna
Erigovina Arauna Mohon Tunggu... Wiraswasta - erig

Saya adalah seorang pemusik gereja dan sejak tahun 2016 saya menyukai dunia literasi dan belajar menjadi penulis. Pernah lolos dalam event menulis buku puisi dengan judul ''Sebuah Perjalanan". Aktifitas saya saat ini adalah selain bermusik, saya juga belajar menulis. Saat ini saya bertempat tinggal di Timor Tengah Selatan - NTT

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mengenang Orang Terkasih

20 Februari 2021   13:01 Diperbarui: 20 Februari 2021   13:07 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Aku tak pernah tahu jalan hidupku seperti apa. Sejak dari kecil aku dibesarkan oleh kakek dan nenekku di kampung. Mereka membanting tulang demi menghidupiku, menyekolahkanku, bahkan memenuhi segala keperluanku. Aku sangat bahagia. Masa kecilku sungguh bahagia hidup bersama mereka berdua. 

Apa yang kupinta, mereka selalu berusaha untuk memenuhi permintaanku. Mereka punya mimpi kelak aku menjadi dewasa dan berguna bagi banyak orang. Kakekku adalah seorang pemusik yang sangat menyayangiku hingga sejak dini aku diajarinya untuk mengenal not. 

Sedangkan nenek seorang ibu rumah tangga yang juga sangat sayang padaku. Hingga pada akhirnya aku tumbuh menjadi seoranng remaja dan saat itu aku memasuki SMP. Aku baru menyadari bahwa aku tidak pernah merasakan bagaimana hidup bersama orang tua kandung (bapak dan ibu) yang telah melahirkanku. 

Aku sangat iri melihat teman-temanku ketika penerimaan rapot bisa menghadirkan salah satu orangtua mereka. Aku cuma bisa tersenyum kecil karenaa pada saat itu kakek dan nenekku semakin tua dan tidak kuat kalau harus berjalan jauh. Hingga akhirnya aku beranikan diri untuk meminta bantuan dari orangtuanya teman. Hatiku sangat sedih. 

Aku masih bisa menutupi perasaanku dengan cara menyibukkan diri degan kegiatan-kegiatan sekolah seperti mengikuti ekstra kulikuler olahraga, musik, tari dan pramuka. Hal ini aku alami hingga aku naik ke SMA. 

Sangat hancur hatiku ketika kakek meninggalkanku pergi jauh dan tak akan bisa berjumpa lagi. Kini, kakek telah tiada. Aku harus bekerja sambil sekolah. 

Aku mengikuti event-event musik dan pekerjaan sebagai pemusik tardisiona (gamelan) pun aku lakukan dengan catatan nenek memberiku ijin asal aku tidak putus sekolah gara-gara lebih banyak bekerja. 

Sebagai seorang wanita akupun menjaga diri agar aku bisa meraih mimpi dan bisa menjaga nama baik keluarga. Aku sering merasa kesepian ditengah keramaian. 

Aku seolah merasa hancur. Tetapi aku tetap mencoba kuat dan aku selalu mendekatkan diri kepada Tuhan aagar aku tetap berjalan dalam iman dan tetap berjalan di arah yang dikehendaki-Nya. 

Hingga pada suatu saat aku lulus SMA aku memutuskan untuk pergi ke kota Jakarta. Aku tingal di galeri lukis. Aku mengenal orang-orang baik melalui FB hingga pada akhirnya d

engan berat hati aku meninggalkan nenek tercinta. Aku menangis sepanjang jalan. Aku ingat akan kasih sayangnya, kini aku meninggalkannya seorang diri. Tak hanya itu, aku melanjutkan kuliah di Jakarta. JAdi, kurang lebih 5 tahun aku hidup di Jakarta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun