Ada hoax beredar, yang didasari oleh sebuah artikel terbitan 2015 dari media tidak jelas. Isinya adalah informasi rancu mengenai tarif listrik. Berita pada artikel tersebut menunjukan bahwa tarif listrik di Indonesia termasuk mahal di dunia.
Tentu saja berita seperti itu ditulis begitu saja tanpa perbandingan. Mahal dibanding negara mana? Jika mahal, berapa perbedaanya.
Sebetulnya jika mau jujur, tarif listrik kita justru jauh lebih murah. Coba saja lihat data di Kementrian ESDM. Disana terpampang jelas tarif listrik kita.
Tarif dasar liatrik (TDL) untuk golongan rumah tangga di Indonesia harganya sebesar US$ 11,03 sen per kilo Watt hour (kWh). Angka tersebut jauh lebih murah jika dibandingkan dengan negara tetangga. Seperti Filipina yang sebesar US$15.36 sen per kWh, Singapura US$15,99 sen per kWh, dan Thailand sebesar US$12,04 sen per kWh.
Ini belum termasuk subsidi yang diberikan pemerintah kepada pengguna miskin, dengan besaran 450 kwh, dengan tarif yang jauh lebih murah dibanding angka normal.
Untuk pelanggan bisnis menengah, tarif listrik di Indonesia adalah US$11,03 sen per kWh. Coba saja dilihat  Malaysia dan Vietnam. Malaysia d
menetapkan tarif listrik untuk bisnis skala kecil  lebih sebesar US$ 11,90 sen per kWh. Sedangkan Vietnam  US$ 11,35 sen per kWh. Tarif listrik untuk pengusaha kecil di Singapura besarannya sama seperti di Vietnam.
Demikian juga untuk pelanggan bisnis besar. Pada periode tarif Agustus 2017, tarif di Indonesia adalah US$ 8,38 sen per kWh. Adapun di negara lain lebih tinggi, yaitu Malaysia US$ 8,41 sent per kWh, Thailand US$ 8,81 sen per kWh, Singapura US$ 11,11sen per kWh, FilipinaUS$ 9,05 sen per kWh, dan Vietnam US$10,95 sen per kWh.
Artinya tarif listrik di Indonesia sebetulnya jauh lebih murah dibanding negara tetangga. Rakyat Indonesia membayar lebih sedikit dibanding rakyat negara lain.
Tapi kenapa banyak berita hoax yang mengatakan tarif kita mahal?
Ingat ini tahun politik. Segala upaya diusahakan untuk menjatuhkan pemerintah. Soal harga-harga lain, misalnya. Dimainkan opini bahwa harga barang mahal. Padahal inflasi kita terkendali 3,4% setahun. Bandingkan periode sebelumnya dengan tingkat inflasi sampai 8%..