Mohon tunggu...
Erica AuliaWidiani
Erica AuliaWidiani Mohon Tunggu... Writer - Content Creator - Businesswoman

Nama Lengkap : Erica Aulia Widiani | Seorang mahasiswa, menyukai tulis menulis dan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pancasila dan Inner Peace: Merayakan 1 Juni dengan Semangat Toleransi dan Empati

1 Juni 2025   08:18 Diperbarui: 1 Juni 2025   08:18 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mindfulness young Indonesian (Sumber: Pexels/ Photo by Yazid N)

Di tengah kehidupan modern yang serba cepat dan kompetitif, nilai-nilai Pancasila seringkali terasa jauh dari realitas keseharian. Namun, sebenarnya Pancasila sangat relevan untuk diterapkan dalam konteks kehidupan masa kini. Dalam dunia kerja yang penuh tekanan, prinsip musyawarah dapat membantu kita menyelesaikan konflik dengan cara yang lebih bijaksana. Dalam kehidupan bertetangga yang semakin individualistik, semangat gotong royong dapat membangun komunitas yang lebih solid dan suportif.

Teknologi dan media sosial yang mendominasi kehidupan kita saat ini juga dapat menjadi sarana untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Kita dapat menggunakan platform digital untuk menyebarkan pesan toleransi dan empati, membagikan konten yang membangun persatuan, dan menciptakan ruang dialog yang konstruktif di antara perbedaan.

Membangun Inner Peace Melalui Pancasila

Multicultural Indonesia peaceful (Sumber: https://www.freepik.com/author/jcomp)                             
Multicultural Indonesia peaceful (Sumber: https://www.freepik.com/author/jcomp)                             

Inner peace atau kedamaian batin bukanlah sesuatu yang dapat dicapai sekali jadi, melainkan proses berkelanjutan yang membutuhkan latihan dan komitmen. Pancasila memberikan panduan praktis untuk mencapai kedamaian batin ini melalui beberapa cara:

Pertama, dengan menjalin hubungan yang baik dengan Tuhan sesuai dengan keyakinan masing-masing. Spiritualitas yang kuat memberikan fondasi yang kokoh untuk menghadapi berbagai tantangan hidup dengan ketenangan hati.

Kedua, dengan mempraktikkan toleransi aktif dalam kehidupan sehari-hari. Ini berarti tidak hanya menghormati perbedaan, tetapi juga berusaha memahami dan belajar dari perbedaan tersebut.

Ketiga, dengan mengembangkan empati melalui praktik mendengarkan yang mendalam dan berusaha memahami perspektif orang lain sebelum memberikan penilaian.

Keempat, dengan berpartisipasi aktif dalam proses musyawarah dan pengambilan keputusan yang melibatkan kepentingan bersama, baik dalam lingkup keluarga, komunitas, maupun masyarakat yang lebih luas.

Kelima, dengan berkontribusi pada terciptanya keadilan sosial melalui tindakan-tindakan nyata yang membantu mereka yang membutuhkan.

Tantangan dan Peluang di Era Digital

Era digital membawa tantangan tersendiri dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Media sosial seringkali menjadi arena perpecahan dan penyebaran ujaran kebencian. Algoritma yang mengutamakan engagement seringkali memperkuat echo chamber dan polarisasi. Namun, di sisi lain, era digital juga memberikan peluang besar untuk menyebarkan nilai-nilai positif Pancasila dengan jangkauan yang lebih luas.

Kita dapat menggunakan media digital untuk membangun jembatan komunikasi antara kelompok-kelompok yang berbeda, menciptakan konten yang mendorong toleransi dan empati, serta memfasilitasi dialog-dialog konstruktif yang dapat memperkuat persatuan bangsa.

Merayakan 1 Juni dengan Makna yang Mendalam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun