"Kamu tahu?"
"Dia sama denganku kan? Dia terpaksa meninggalkan ini di sini untuk membawamu kemari."
Kemudian Dewa ingat sesuatu. Delapan tahun yang lalu, saat usianya sepuluh tahun dan dia masih sakit. Gadis yang menemaninya setiap pagi bermain di taman dekat rumahnya selalu membawa boneka ini dan di hari terakhir mereka bermain sebelum Dewa harus melakukan oprasi transplantasi jantung gadis itu menggunakan baju yang juga sama seperti yang ada dalam kotak.
"Kamu sempat menanyakan namanya, Dewa?"
Dewa menggeleng. Amara tersenyum, "Sekarang kamu sudah tahu namanya kan?"
"Ra?"
"Ya."
Dewa merasa bahagia sekaligus bingung. Dipeluknya Amara erat-erat. Tak pernah ia merasa sebahagia ini.Â
"Kemana saja, Ra? Aku sudah menunggumu di taman setiap pagi dan kamu tidak ada."
"Tidak kemana-mana. Aku masih ada di sini." Amara menyentuh bagian jantung Dewa.
Seketika Dewa merasakan nyeri di bagian yang disentuh Amara. Hal yang paling membingungkannya adalah, langit tampak gelap dari sebelumnya. Sedangkan jam tangan Dewa masih menunjukkan pukul satu.