Mohon tunggu...
Eric sunarto
Eric sunarto Mohon Tunggu... -

I love writing and writing is one part of my life

Selanjutnya

Tutup

Puisi

My Stupid BlackBerry

7 November 2010   09:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:47 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

" Sungguh sulit mengungkapkan dunia dengan satu kata. Oleh sebab itu aku ingin menjadi penulis"

Ignatius Eric Sunarto.

Entah apa yang buat gue bisa suka dengan cewek yang sekarang berada depan mata gue ini. Kalo dilihat dari segi fisik, Linda bukan termasuk cewek tipe gue. Tingginya cuman sekitar 155an cm, kulitnya sawo mateng, juga dadanya kecil gak besar. Berbeda dengan tipe cewek yang gue suka, persis seperti idola gue Sherina. Tinggi, putih, montok dan punya banyak bakat yang enggak gue bisa. Walaupun fisik gue gak ganteng, tapi boleh dung berharap banyak? kata nyokap gue dulu, cari cewek tuh secantik mungkin untuk memperbaiki keturunan. Loe mau anak loe jelek kayak loe? itu yang nyokap gue biasa ucapin. Memang gue keliatan beda ma nyokap atau enci-enci gue yang lain, mereka semua terawat sedangkan gue jauh dari kata terawat.

" Bukan kecantikan yang membuat aku jatuh cinta terhadap seseorang, sebaliknya Cinta lah yang membuat aku merasa dia itu cantik".

******

Berawal dari dua taon lalu, saat gue diterima kerja di sebuah perusahaan swasta daerah Latumenten, sekitar grogol. Sebetulnya gue jarang banget pergi naik kendaraan umum, selain karena faktor lama, gue juga malas harus desak-desakan dengan penumpang lainya. Bau keringat, sumpek, bahkan kadang suka enggak sengaja liat bulu ketiak berayun-ayun bebas dari balik celah kaos abang-abang. Pokoknya kendaraan umum itu enggak banget dah buat gue. Tapi gue berniat mengubah kebiasaan gue. Selain karena lokasi tempat kerja melintasi jalur Three in one, gue juga sekarang punya benda canggih yang bisa buat gue jadi autis lupain semua pemandangan gak enak itu. Yups, gue baru aja beli Blackberry. Benda kecil nan canggih yang buat gue gak bisa lepas darinya. Akhirnya setelah gue mempelajari cara buat ke kantor dengan kendaraan umum, gue memutuskan untuk naek Busway. Itu lowh yang katanya cepat, aman, dan praktis. Entahlah, gue enggak perduli dengan kampanye pemerintah itu.

Senin pagi yang cerah hari itu. Sepatu pantovel hitam sengaja gue semir biar lebih mengkilap. Kemeja kerja kantoran yang sengaja gue gosok ampe licin, dan enggak lupa pas cuci gue kasih softener yang banyak biar wangi. Plus gak lupa ambil teman main gue yang baru gue beli dengan susah payah 3 hari yang lalu, my blackberry. Seperti yang gue duga sebelumnya, gue harus ngantri setengah jam untuk dapat bus, itu juga harus desak-desakan kaya pepes didalamnya. Tapi biarlah, yang penting gue bisa lebih intim lagi sama pacar kecil gue yang baru itu.

Akhirnya gue bisa juga masuk bus, setelah perjuangan panjang melawan para abang-abang , serta ibu-ibu enggak jelas yang tenaganya super dahsyat sikut kiri sikut kanan. Astaga, apa tiap hari gue harus kaya gini? untungnya selain penumpang enggak jelas yang sudah gue sebutin tadi, busway yang gue naekin terkenal banyak cewek cakepnya. Karena memang trayeknya lewatin kampus-kampus swasta yang terkenal. Begitu masuk bus, gue celingak-celinguk kiri-kanan kaya lagi mau nyebrang. Bukan buat cari tempat duduk yang kosong, karena otak gue enggak bego, lagi rame gini masa bisa ada yang kosong. Tapi buat cari mahasiwi cantik nan bohai sesuai dengan tipe gue. Akhirnya gue hanya bisa kecewa, mungkin kepagian kali, secara ini baru aja jam 7. Emang kampus uda buka? Akhirnya gue hanya bisa berdiri gelayutan kaya monyet, dan enggak lupa keluarin senjata pamungkas gue, si kecil BB.

Enggak sampai 20 menit, akhirnya gue tiba di halte berikutnya buat transit ganti bus yang searah ke kantor gue. Nah disini akhirnya gue bisa dapat tempat duduk. Bus berhenti sekitar 5 menit, ada juga cewek yang lumayan naik, ya walaupun bukan tipe gue c. Enggak berapa lama dia naik, tiba-tiba juga segerombolan orang entah darimana datangnya masuk tuh bus. Ramai c, tapi enggak seramai bus yang tadi gue naikin sebelumnya di halte senen. Cewek itu lumayan manis, dan dia duduk persis tepat bangku gue. Gue pikir enggak ada salahnya nih kalo gue mendokumentasikan pertistiwa ini, gue ambil si kecil dari kantong kanan gue, dan pura-pura browsing, atau ngapain lah sok sibuk gue photo dah tuh cewek.

"Jepreett...." bunyi suara kamera. Mampus gue, tuh padahal gue dah silent tuh BB kok masih bunyi ya. gue enggak tau tepatnya berapa orang, yang jelas banyak yang liatin ke arah gue termasuk tuh cewek.

"Ampun...ampun." Gue berdoa dalam hati, takut dikeroyok karena kasus pelecehan ditempat umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun