Mohon tunggu...
Fajar Perada
Fajar Perada Mohon Tunggu... Jurnalis - seorang jurnalis independen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pernah bekerja di perusahaan surat kabar di Semarang, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Bamsoet Masih Calon Kuat, Pemilihan Ketua MPR Harus Musyawarah Mufakat

2 Oktober 2019   19:31 Diperbarui: 2 Oktober 2019   19:49 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bambang Soesatyo dan Airlangga Hartarto, dua petinggi Partai Golkar. (foto: detik.com)

JAKARTA-Berbeda dengan proses pemilihan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD), penetapan pimpinan Majelis Permusyarawatan Rakyat (MPR) masih alot. 

Jika pimpinan DPR dan DPD sudah langsung dapat dilakukan Selasa (1/10/2019) siang dan malam, selang beberapa jam setelah pelantikan 711 anggota DPR dan DPD, proses pemilihan sebanyak 10 pimpinan MPR masih belum selesai.

Terbaru dilaporkan, proses penetapan ke-10 pimpinan MPR tersebut baru akan  dilakukan Kamis (3/10) besok. Itu berarti 'terlambat' sehari dari jadwal yang ditetapkan, yakni Rabu (2/10) ini.

Berdasarkan Undang-Undang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3) terbaru, pimpinan MPR terdiri dari perwakilan seluruh fraksi di DPR dan satu unsur dari DPD. Untuk periode DPR 2019-2024, ada total 9 fraksi. Dengan demikian pimpinan MPR untuk periode ini ada 10.

Dari keterangan yang dihimpun, belum seluruh fraksi di MPR yang menyerahkan nama kadernya untuk duduk di kursi pimpinan. Namun setidaknya sudah 6 nama calon pimpinan MPR sejauh ini.

Dari 10 pimpinan itu, tinggal PKB, Demokrat, PDIP, dan unsur DPD yang belum menyerahkan nama. PKB sedianya akan menempatkan sang ketum, Muhaimin Iskandar, namun pria yang akrab disapa Cak Imin itu di menit terakhir pindah jalur mengisi posisi wakil ketua DPR.

Sementara itu PDIP belum memberikan kepastian siapa kadernya yang akan dipilih untuk posisi wakil ketua MPR. Nama Ahmad Basarah sempat disebut-sebut akan diminta kembali mengisi pos kursi tersebut. Hanya saja, sikap resmi partai belum dikeluarkan. Kemudian Demokrat masih menunggu keputusan dari majelis tinggi partai.

Pemilihan pimpinan MPR ini cukup panas mengingat beberapa fraksi mengharapkan bisa memperoleh posisi Ketua MPR. Golkar dan Gerindra terang-terangan menyatakan menginginkan jabatan MPR-1. Gerindra bahkan sudah meminta agar Golkar mengalah. Namun, Golkar tetap all-out memperjuangkan mantan ketua DPR Bambang Soesaty ke kursi ketua MPR. Bamsoet disebut-sebut fight dengan Ahmad Muzani, sekjen Gerindra.

Golkar disebut-sebut tidak akan mengalah. Golkar mendapat dukungan terbuka dari NasDem dan PPP. Di sisi lain, PDIP belum menentukan sikap apakah akan memilih Golkar atau Gerindra.

Sebuah sumber menyebutkan, DPD disebut-sebut juga akan berupaya menggolkan ketuanya, yakni La Nyalla Mahmud Mattalitti, ke tampuk pimpinan tertingg MPR ini. Unsur-unsur DPD menyebut La Nyalla bisa mengikuti suksesi Oesman Sapta Odang (OSO) yang di periode lalu bisa memegang dua jabatan sekaligus, yakni ketua DPD dan wakil ketua MPR.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun