Mohon tunggu...
Enjang Kusnadi
Enjang Kusnadi Mohon Tunggu... Dosen

Sahabat Sejati

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Timnas Lolos Piala Dunia dan Momentum Kebangkitan Industri Olahraga Indonesia

23 September 2025   10:32 Diperbarui: 23 September 2025   10:32 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Momentum Piala Dunia juga bisa membuka pintu bagi industri kreatif. Jangan hanya terpaku pada jersey atau tiket pertandingan. Konten digital, film dokumenter, sampai aplikasi sport-tech bisa lahir dari suasana euforia itu. E-sports pun bisa ikut kecipratan spotlight, karena dunia bola dan dunia digital sekarang makin akrab. Dengan cara ini, sepak bola bukan cuma hadir di stadion, tapi juga di layar ponsel, di dunia maya, bahkan di pasar global.

Pemerintah sebenarnya sudah menyiapkan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Targetnya jelas: Indonesia masuk 20 besar Olimpiade 2044. Tapi target itu sering hanya dipandang dari sisi prestasi. Padahal, olahraga juga bisa jadi sektor ekonomi yang kuat. Menpora sebelumnya, Zainudin Amali, pernah bilang: “Kita tidak bisa lagi hanya bergantung pada bulutangkis. DBON dirancang agar Indonesia punya lebih banyak cabor unggulan yang bisa menyumbang medali di Olimpiade.” Kalimat itu bisa diperluas: jangan hanya soal cabor unggulan, tapi juga soal industri yang menghidupi.

Kalau target prestasi dipadukan dengan target industri, kita akan punya arah ganda. Di satu sisi, atlet kita bisa bersaing di podium dunia. Di sisi lain, industri olahraga kita bisa memberi kontribusi nyata pada ekonomi nasional. Lolos Piala Dunia bisa jadi pemicu dua hal itu sekaligus. Publik mendapat kebanggaan, negara mendapat manfaat ekonomi.

Namun tetap ada satu pertanyaan yang harus kita renungkan bersama: apakah kita siap menjadikan Piala Dunia sebagai batu loncatan industri, atau hanya pesta sesaat yang cepat padam? Jepang dan Korea sudah membuktikan bahwa momentum global bisa mengubah wajah olahraga mereka. Indonesia punya modal sosial dan pasar yang jauh lebih besar. Yang kita butuhkan hanya kepemimpinan yang visioner dan kebijakan yang konsisten.

Ketua KOI, Raja Sapta Oktohari, sempat bilang di Olimpiade Paris 2024: “Ini sejarah baru. Kita sudah bisa meraih emas dari cabor di luar bulutangkis. Artinya Indonesia mulai masuk babak diversifikasi prestasi.” Kalau Indonesia benar-benar lolos Piala Dunia 2026, sejarah baru itu akan merambah ke sepak bola. Dan bukan hanya soal prestasi, tapi juga tentang diversifikasi industri olahraga yang lebih sehat.

Dengan momentum ini, UMKM bisa berkembang lewat merchandise resmi. Brand apparel lokal bisa naik kelas. Stadion-stadion bisa direnovasi sesuai standar FIFA. Suporter yang dulu hanya konsumen bisa jadi bagian dari rantai industri: ada yang bikin konten, ada yang produksi pernak-pernik, ada yang jualan kuliner di sekitar stadion. Semua bisa ikut bergerak.

Pada akhirnya, lolos ke Piala Dunia 2026 bukan cuma soal taktik di lapangan. Ia juga soal bagaimana kita mengelola euforia menjadi energi untuk membangun industri. Kalau semua pihak serius, Piala Dunia bisa jadi tonggak kebangkitan olahraga Indonesia, baik sebagai prestasi maupun sebagai kekuatan ekonomi.

Seperti kata Erick Thohir dalam sebuah wawancara: “Olahraga itu bukan hanya prestasi, tapi juga manajemen. Kalau tidak dikelola baik, emas hanya kebetulan. Kalau dikelola profesional, emas akan jadi kebiasaan.” Kalimat itu menusuk: kalau sepak bola dikelola profesional, bukan hanya prestasi yang jadi kebiasaan, tapi juga industri olahraga yang ikut naik kelas.

Lolos Piala Dunia 2026 akan menjadi lebih dari sekadar pesta sesaat. Ia bisa menjadi awal dari era baru, era di mana sepak bola Indonesia bukan hanya sumber kebanggaan, tapi juga motor penggerak ekonomi bangsa.

***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun