Peningkatan Sarana dan Prasarana Sekolah Khusus: Menuju Pendidikan Inklusif yang Lebih Baik
Oleh Eny Isworo
Pandeglang, 3 Juni 2025 --- Di balik senyum para siswa berkebutuhan khusus yang mengisi ruang-ruang kelas dengan semangat belajar, tersimpan perjuangan panjang untuk menghadirkan lingkungan pendidikan yang setara, aman, dan mendukung potensi mereka. Kini, harapan itu perlahan menjadi nyata seiring dengan peningkatan sarana dan prasarana di berbagai sekolah khusus di Indonesia.
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menggulirkan program revitalisasi sekolah khusus (SKh) sejak tahun 2023. Program ini mencakup renovasi gedung, penyediaan alat bantu belajar seperti braille display, audio books, perangkat augmentatif untuk komunikasi, hingga pelatihan guru dalam memanfaatkan teknologi inklusif.
Langkah Nyata, Dampak Nyata
Di salah satu sekolah khusus misalnya, kini telah tersedia jalur akses kursi roda yang ramah pengguna, toilet inklusif, dan laboratorium terapi sensori untuk anak-anak dengan autisme. "Sebelumnya kami harus memodifikasi sendiri alat bantu. Sekarang sudah disediakan sesuai standar. Anak-anak jadi lebih mudah belajar dan merasa dihargai," ujar (Ibu Mawar), guru sekaligus terapis di sekolah tersebut.
Lebih dari sekadar pembangunan fisik, peningkatan ini menyentuh aspek emosional dan psikologis para siswa. "Dulu saya malu datang ke sekolah karena susah naik tangga," kata Sarip, siswa tunadaksa berusia 12 tahun. "Sekarang saya bisa masuk kelas sendiri. Rasanya seperti orang lain yang normal juga."
Menuju Pendidikan yang Inklusif dan Berkeadilan
Pendidikan inklusif bukan hanya tentang membuka pintu, tapi memastikan bahwa setiap anak bisa masuk dan belajar dengan nyaman, apapun kondisi fisiknya. Upaya pemerintah ini merupakan bagian dari visi besar untuk menjadikan Indonesia negara yang menjunjung keadilan pendidikan bagi semua warganya.
Menteri Pendidikan dalam pernyataan resminya mengatakan, "Inklusivitas bukan kebijakan tambahan, melainkan bagian dari jantung sistem pendidikan kita. Semua anak berhak mendapatkan pembelajaran terbaik, dan itu dimulai dari fasilitas yang mendukung mereka tumbuh."
Namun, tantangan belum sepenuhnya usai. Masih banyak sekolah khusus di pelosok daerah yang belum menikmati fasilitas serupa. Pemerataan dan kesinambungan program ini menjadi kunci agar tidak ada anak Indonesia yang tertinggal.