Mohon tunggu...
Entregee LKW
Entregee LKW Mohon Tunggu... -

Penulis Biasa, Kader Pemula PKS

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mungkinkah "Real Madrid" Menang di Indonesia

27 Mei 2014   23:59 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:03 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akhir pekan kemarin,penduduk seluruh dunia, utamanya pencita bola dihibur oleh pertandingan yang sangat mendebarkan, menegangkan dan membuat semua mata saling harap-harap cemas jagoannyalah yang menang. Mungkin euforio itu masih terasa hingga kini.

Semua pasti tahu apa yang saya maksud, ya Liga Champion, pertandingan seru antara Real Madrid dan Atletico Madrid. Sekedar melihat pada seragam, boleh dibilang ini pertandingan antara Madrid Putih (Real Madrid) dan Madrid Merah (Atletico Madrid).

Menariknya pertandingan ini antara dua Madrid, bersamaan dengan iklim ‘pertandingan politik’ di Indonesia.Sedikit menganalogi pada politik di Indonesia, Madrid Merah adalah Koalisi Jokowi-JK sebab seragamnya PDIP yang merah, dan Madrid Putih adalah Koalisi Prabowo-Hatta, yang menggunakan seragam putih-putih.

Namun mungkinkah permainan politik di Indonesia sama seperti, pertandingan kedua klub itu. Untuk menang barangkali, bisa kita ambil pelajaran dari sana:  Atletico menyarangkan satu gol di babak pertama, dan berhasil mempertahankan posisi gol tersebut dengan terus menjaga pertahanan. Namun Real Madrid terus menyerang tiada henti. Hingga akhir pada menit tambahan lewat sundulan Sergio Ramos Real Madrid berhasil membungkam harapan Atletico Madrid.  Di pertambahan waktu, Real Madrid secara mengejutkan dan semakin beringas menghantam Atletico Madrid. Skor akhir 4-1.

Jika kita kembali melirik ke Indonesia, bisa jadi peristiwanya hampir sama. Saat ini Survey masih mengunggulkan Jokowi sebagai pemenang Pilpres mendatang. Yang dilakukan Jokowi saat ini adalah bertahan dengan posisi itu. Namun belakangan survey menunjukkan angka penurunan pada Jokowi. Sedangkan Prabowo semakin lama semakin menanjak. Baca: http://indonesiasatu.kompas.com/read/2014/05/20/1703512/survei.lsi.popularitas.prabowo.berimbang.dengan.jokowi?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp . Jelas ini adalah serangan yang membuat Jokowi harus berpikir bagaimana bisa bertahan dengan posisi, atau terus menyerang agar supaya survey terus naik. http://www.merdeka.com/politik/jokowi-minta-relawan-gencar-beberkan-kekurangan-prabowo-hatta.html

Jika berkaca pada tanding Madrid tadi, Prabowo bisa menang kalau tim Prabowo tidak merasa kalah, tidak putus asa oleh survey, tidak kendur semangatnya.. Kalau Prabowo terus menerus melakukan serangan kepada Jokowi, ,mngkin di menit-menit akhir dia akan mencapai prestasi itu.

Maaf, mungkin saya dianggap membenarkan serangan dalam arti Black Campaign. Serangan yang saya maksud di sini,  adalah oper mengoper bola hingga ke mulut gawang, ini bisa kita umpamakan kampanye positif, tidak ada pelanggaran di sini. Siapa yang lebih banyak menguasai bola (kampanye positif) itulah yang diprediksi menang. Tapi dalam permainan pasti ada tackling-tackling, atau mendorong. Sama seperti politik ada kampanye hitam. Offside juga biasa, sama dengan politik berlebihan dalam berkampanyeitu juga biasa.Untuk pelanggaran kecil itu mendapat semprit wasit (KPU), namun biasa saja.  Asal jangan sampai kena kartu kuning apalagi kartu merah. Itu dalam kategori pelanggaran atau mencelakai lawan. Bahaya! Baca link:  http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/05/27/n67vw4-kampanye-hitam-wajar-tapi-tak-mendidik

Sama pula seperti Atletico, PDIP jangan merasa sudah berkuasa. Jangan karena sudah satu gol, merasa puas, atau merasa kemenangan sudah di depan mata. Sebagaimana PDIP atau pendukung Jokowi mengatakan, “Jokowi pasti menang, bahkan bila disandingkan dengan Sendal Jepit”. Ata uterus mengumbar keyakinan menang berdasarkan survey.Atau jangan pula merasa menang di La Liga (Baca: Jakarta), maka menang pula di Champion (Baca: Indonesia). Memang semangat La Liga (memenagngkan Jakarta) masih ada, tapi medan Champion berbeda. Persaingan dan perebutan piala (Presiden), sangat kompetitif dan penuh perjuangan.

Maka bertahan harus terus dilakukan oleh PDIP cs. Sesekali terus menyerang, meskipun serangan bisa terus dipatahkan oleh Real Madrid. Sama seperti di Indonesia, saat ini, kalau kita memperhatikan antara Prabowo dan Jokowi, statistik pertandingan masih dikuasai olehPrabowo. Para pendukung Jokowi menghadang dan menyerang diselingi dengan beberapa Black Capaingn. Misalnya isu HAM,kewarganegaraan, keluarga Kristen, dan prestasi. Tapi semuanya bisa dibela dengan mudah oleh tim Prabowo yang dimuat secara lengkap dengan berbagai artikel. Dan tidak perlu Prabowo yang harus bersuara. Biasanya, untuk pendukung Prabowo dibela langsung oleh orang dekat atau mengenal Prabowo. Jadi jawabannya detil. Sebaliknya serangan pendukung Prabowo ke Jokowi, misalnya mengkritisi Revolusi Mental Jokowi, Jokowi Cina, RIP Jokowi, Pengusaha Pendukung Jokowi, Blunder Video JK, Debat Seru Bahasa Inggris Jokowi, dan lainnya, tim dan pendukung Jokowi hampir-hampir sulit untuk berkelit dari itu. Bahkan, untuk mengklarifikasi semua berita itu, Jokowi dan JK harus turun langsung untuk bersuara.Tapi kita hanya membaca jawaban-jawaban mereka itu hanya lewat berita (stright news) media, dan tidak lengkap.

Silahkan baca semua artikel bantahan pendukung Prabowo dan Jokowi, kita akan bisa membandingkan siapa yang paling banyak menjelaskan dengan detil siapa yang membacanya kita seolah “digantung”. Karena jawaban menggantung, pembaca baik itu pendukung maupun pembela hanya bisa beropini. Jadi statistik "penguasaan bola" sampai "operan tepat" masih berpihak pada Prabowo. Nah, kalau begini apakah Madrid Putih menang? Kita lihat saja nanti.

Kawan…

Apa yang saya sampaikan di atas tentunya adalah khayalan tentang Indonesia. Tapi bisa jadi kenyataan bila menjadi pelajaran. Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun