Mohon tunggu...
Politik

Menjadi Ibu di Negeri Ini

26 Oktober 2017   23:01 Diperbarui: 26 Oktober 2017   23:18 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dulu Yogyakarta berkesempatan menyandang gelar sebagai 'Ibu", kemudian Jakarta, lantas kota mana lagikah yang beruntung.?

Beberapa pekan lalu, wacana ini begitu santer terdengar. Ibu kota yang dikenal sebagai pusat pemerintahan terasa pincang akibat beribu masalah yang ada. Dari koruptor, masalah banjir, dan masalah kemacetan yang mengakibatkan kerugian material di DKI Jakarta mencapai Rp 17,2 triliun per tahun, atau nyaris setara dengan anggaran belanja dan pendapatan DKI Jakarta setiap tahunnya.ia...semua ada di kota yang kita sebut Jakarta. Hal ini menggelitik keingintahuan kita tantang kelayakan Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Indonesia. Masihkah sanggup Jakarta mengemban tugas sebagai Ibu Kota Negara Indonesia. Ibu kota seharusnya menjadi symbol suatu negarauntuk menunjukkan jati diri dan harga diri suatu bangsa dan Negara.

Itulah yang terlihat, Indonesia Negara yang banyak carut marut, penuh masalah hanya dengan melihat kondisi Jakarta. Ini karena pusat pemerintahan dan pusat perekonomian terpusat di satu kota. Alhasil, kala pemerintah mendapat 'tamu' tidak diundang bernama demonstrasi, perekonomian menjadi lumpuh atau sekarat hamper mati. Korupsi pun merajai negeri ini karena memang memiliki akses yang dekat. Jika wacana ini terealisasi, bukankah akan mengurangi masalah yang begitu kompleks.?

Namun, seperti dua sisi mata uang , akan terjadi ProKontra di masyarakat bahkan institusi pemerintahan. Ketua DPR Marzuki Alie secara gamblang mengungkapkan kesetujuannya. "Bagusjuga kalau pindah", ungkapnya. Bahkan dia member saran kota yang akan mungkin dijadikan Ibu Kota, "Kalau dari tengah mudah dicapai dari mana-mana . Bisa dari timur ke tengah, dari barat ke tengah", lanjutnya. 

Alasan utamanya adalah untuk inefisiensi, karena Jakarta tidak mampu lagi menahan kemacetan "Jakarta diputer-puter ya gitu-gitu juga...daerahnya tidak akan bertambah",sambungnya. Dukungan lain mengenai kepindahan 'Sang Ibu' di dapat dari beberapa kalangan, dari Wakil Presiden, Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Wakil Gubernur hingga mantan Gubernur. Bahkan MenKeu akan menyiapkan dana berapa pun untuk memindahkan 'Ibu' kita ini. "Kalau memang dari pemerintah dimintakan, MenKeu tentu akan menyiapkan", ungkap Menteri Keuangan Agus DW Martowardoyo. Tapi juga tidak sedikit pihak yang menolak hal ini, salah satunya adalah DPRD DKI.

Berkaca dari beberapa Negara yang sukses memindahkan Ibu Kota mereka, sanggupkah Indonesia mengikuti jejak mereka.? Brasil sukses memindahkan Ibu Kotanya ke pedalaman karena Ibu Kota lama sudah terlalu padat.kemudian Pemerintah Korea Selatan dalam tahun 2004 ibu kotanya pindah dari Seoul ke Sejong. Selain memindahkan pusat pemerintahan, hal ini juga dapat memisahkan antara kota Megapolitan dengan pemerintahan. 

Hal ini bisa kita contoh dari beberapa Negara seperti Australia yang menjadikan Sydney kota jasa dan Canberra sebagai Ibu Kota, kemudian Amerika Serikat yang menjadikan New York sebagai kota bisnis dan Washington DC sebagai Ibu Kota, dan beberapa Negara Asia yang berhasil memisahkan pusat perekonomian dan pusat pemerintahan.

Terpilih beberapa kota sebagai altenatif pilihan calon Ibu Kota dengan begitu banyak pertimbangan. Dari Pulau Jawa, terdapat kota-kota seperti Yogyakarta, Magelang, Purwokerto, Malang, dan Karawang. Kenapa.? Beberapa alternatif lokasi tersebut mempunyai keunggulan dan kelemahan. Yogyakarta memiliki keunggulan pernah menjadi ibu kota negara dan berfungsi dengan baik. 

Fasilitas transportasi sudah tersedia, yaitu Bandara Adi Sutjipto dan Stasiun Kereta Api Tugu). Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, dan kota budaya; sehingga berpenduduk padat dan jalanan sempit menyebabkan kurang memungkinkan untuk ditambahi beban, kecuali dengan pembenahan aksesibilitas, pemilihan lokasi yang tepat, dan tidak menempati lokasi bangunan tinggalan Belanda. 

Magelang letaknya di tengah Pulau Jawa, sering dikenal dengan pakuning tanah Jawa berarti daerahnya mantap. Namun demikian, lokasinya berdekatan dengan Gunungapi Merapi yang masih aktif, sehingga bahaya vulkanik merupakan ancaman. Aksesibilitas dapat didukung dari Yogyakarta dan Semarang. Purwokerto mempunyai kelebihan ketersediaan ruang (lahan) yang masih dimungkinkan untuk pembangunan ibu kota. Aksesibilitas laut dapat terdukung dari pelabuhan Cilacap, sedangkan akses darat dapat dicapai dari Yogyakarta dan Bandung. 

Transportasi udara perlu dibangun. Gunungapi Slamet mungkin merupakan bahaya, tetapi berdasarkan sejarahnya kurang aktif. Selain itu, terdapat Baturaden sebagai tempat peristirahatan yang layak. Malang mempunyai lingkungan pegunungan yang sejuk, didukung oleh aksesibilitas darat dan udara yang memadai, dan dekat dengan Surabaya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun