Mohon tunggu...
eno
eno Mohon Tunggu... a mother ~ wife ~ architect ~ 'spread love not hate' -

kucinta biru Indonesia.. :)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

'Pasangan Abadi' di Era Global..

15 Januari 2012   16:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:51 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13266422431983335849

Setiap manusia normal dan beriman pasti menginginkan bahwa pernikahan yang akan dan sedang dijalani adalah yang terakhir hingga maut memisahkan.. Sebuah riset yang dilakukan oleh Arthur Aron, Ph.D dan tim-nya, dan baru saya baca kemarin di sini membuktikan bahwa senyawa kimia otak dopamin yang menyebabkan seseorang jatuh cinta tidak hanya bertahan 2 tahun seperti yang selama ini diperkirakan, tetapi sanggup bertahan hingga puluhan tahun.. Hal inilah yang membuat kebanyakan orangtua kita masih terlihat mesra meskipun usia pernikahan sudah mencapai lebih dari 35 tahun, bahkan tidak sedikit yang mampu mencapai pernikahan emas 50 tahun.. Pernah di acara Kick Andy dalam episode 'Golden Couple' menampilkan pasangan yang telah menikah lebih dari 50 tahun, yaitu Bapak Ciputra dan Ibu Dian (menikah 57 tahun), Bapak Emil Salim dan Ibu Rusmini (menikah 53 tahun), dan Bapak Probosutedjo dan Ibu Ratmani (menikah 50 tahun). Rahasia dari pasangan di atas ternyata tidak mudah dan sederhana, tetapi melalui tekad dan niat yang tulus untuk setia, dan tidak pernah membayangkan akan berbahagia lebih apabila tidak setia atau apabila hidup dengan orang lan. Intinya bagi mereka yang saya tangkap adalah komitmen dan kejujuran. Pertanyaan yang mengusik adalah, para pasangan yang di-riset diatas berasal dari generasi jauh sebelum teknologi internet lahir. Bahkan mereka nyaris tidak terhubung melalui facebook atau jejaring sosial lain. Mampukah generasi saat ini, yang sekarang akan atau telah menikah, bertahan dari godaan gempuran arus sosialita via dunia maya? Di AS, 50% dari pernikahan berakhir dengan perceraian, 1/3 penyebab-nya adalah facebook. Di Indonesia tingkat perceraian semakin meningkat 81% dalam 5 tahun terakhir, hingga 285.184 perceraian tahun 2010. Penyebab pertama adalah ekonomi, penyebab kedua adalah selingkuh. Sumbernya bisa dibaca di sini. Media sosialita, salah satunya seperti facebook bagaikan pisau, berjasa menjalin silaturahmi atau penyebab kehancuran asmara atau rumahtangga, itu semua tergantung niat yang menggunakan... Belum lagi jutaan manusia lajang atau pura-pura lajang sekarang dengan mudah terhubung di dalam biro jodoh online. Panah-panah cinta dalam sekejap mampu di arahkan kebelahan dunia manapun di dalam kampung global. Dalam beberapa menit percakapan saja manusia bisa saling mengenal dan saling jatuh cinta.. (really?), entah cinta asli atau palsu mungkin urusan belakangan.. hehehe ampun deh. Pertemuan video tatap muka langsung antar benua bisa terjadi secara gratis via YM atau Skype.. Murah meriah cepat instan, dan bisa membohongi siapapun termasuk istri atau suami.. duhh. Begitulah era global atau gombal? 'Forever love' sehidup semati bersama pasangan nampaknya makin sulit dan perlu komitmen dan usaha yang cukup gigih dari kedua pihak.. Bukan mengajak untuk pesimis, namun baiknya kita mengetahui tantangan dan rintangan untuk mewujudkan bahtera rumahtangga yang tentram hingga puluhan tahun, sehingga akan mampu menangkis dan mennyelesaikan permasalahan masa depan dengan segenap ilmu yang kita tahu.. Saat ini saja, saya sangat salut dan jempol buat mereka-mereka yang sanggup untuk selalu setia.. Menjadi suami atau istri yang setia saat ini dibanding 10 tahun lalu pasti lebih berat. Godaan banyak menerjang bukan untuk melulu dihindari tetapi dihadapi dengan anggun.. Banyak saya lihat  di kehidupan teman-teman dan saudara, kini semakin banyak orang yang merasa tidak pasti apakah pasangan yang sekarang adalah yang akan terus mendampinginya hingga maut memisahkan.. Betul, ini bukan perkiraan, karena di lingkungan kerja sendiri ada 4 orang yang bermasalah berat dengan pernikahannya, belum teman lain-lain.. Turut prihatin, dan turut khawatir.. Karena saya juga telah mengalami kegagalan pernikahan, maka beberapa waktu terakhir saya sempatkan untuk selalu membaca buku dan pendapat para ahli pernikahan.. dont wanna do the same mistakes.. Mengenai kecenderungan pria untuk mendua.., yaa memang fitrahnya, tetapi seorang wanita bisa mengajarinya untuk setia. Seperti yang terungkap cuplikan dari puisi Pak Habibie untuk Ibu Ainun yang sangat romatis itu... .. Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang, tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik. mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini... Jadi kesimpulan menurut saya pribadi yang diperlukan untuk pernikahan abadi di dunia dan nanti adalah iman, komitmen, berusaha, berdoa, dan tawakal... - panjang deh kalau bicara cinta.. nggak akan ada habisnya  - sooo, tes autoplay dulu ah..

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun