Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A
Enny Ratnawati A Mohon Tunggu... Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Enny Ratnawati A. -- Suka menulis --- Tulisan lain juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

MBG Mengenalkan Ragam Makanan Baru dan Unik

23 September 2025   17:19 Diperbarui: 23 September 2025   21:52 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Nasi goreng hari ini enak. Pakai telur dan selada. Cuman warnanya agak putih. Tidak terlalu mirip nasi goreng, "  kata anak saya yang duduk di kelas 7 SMPN di kota kami.

Dibalik berseliwerannya cerita makan bergizi gratis (MBG) yang buruk khususnya soal keracunan makanan dan pemborosan anggaran, saya akan bercerita soal MBG versi anak saya.

Ketika sebulan lalu ada pengumuman dari WAG kelas, kalau anak-anak akan mendapatkan MBG terus terang saya ikutan senang juga. Bukan karena tidak perlu membuatkan bekal makan siang anak -- karena ya ada MBG pun tetap saya bekali makan siang tambahan ke sekolah -- tapi karena senang, akhirnya MBG yang selama ini hanya mendengar lewat berita akhirnya sampai juga. 

Apalagi sebelumnya, selama di sekolah dasar (SD), tak pernah sekalipun mendapat MBG. Padahal MBG sudah ada sejak Januari 2025, tapi mungkin saat itu hanya di terima di beberapa sekolah dulu.

Selain soal bersyukur mendapa MBG, ada rasa  sedikit penasaran juga. Apa sih isi menu MBG? Apakah makanannya akan disukai anak saya yang agak pemilih soal makanan ini?

Namun, sejak awal pengumuman di WA grup, saya sudah menjelaskan ke anak saya, soal uang yang digunakan untuk MBG. Yang digunakan untuk MBG adalah uang rakyat, sehingga jangan sekali-kali membuang makanan MBG. Kalaupun tidak menyukai bisa diberikan kepada teman-teman lainnya. Tapi jangan dibuang kecuali memang makanan nya basi dan tak bisa dimakan.

Nyatanya, baru hari pertama MBG datang, anak saya sudah laporan bahwa MBG yang datang terlambat dan dikonsumsi sekitar jam 3-an ternyata ayam nya sudah nggak enak (versi anak saya). "Tapi aku berikan ke teman, malah habis," ujarnya sambil tertawa.

 Namun ternyata MBG-nya cuman 1 hari dan kemudian ada pengumuman libur dulu selama 1 minggu. Tidak jelas apa penyebabnya.

**

Minggu depannya MBG datang lagi. Dan tentu hingga hari ini.

Kalau dari cerita anak saya, lauknya kemungkinan cuma 2, ayam atau telor. Tidak ada menu ikan di MBG sekolah anak saya. Kemungkinan katanya karena ketika upacara kepala sekolah sempat menanyakan siapa saja yang suka ikan. Dan hanya segelintir anak yang mengangkat tangan.

Makanya lauknya hanya seputaran ayam dan telor saja. Untuk kebenaran alasan tidak menggunakan ikan ini, saya kurang tahu kebenarannya.

Namun saya cukup salut sih dengan dapur penyedia MBG di sekolah anak saya. karena menunya cukup variatif untuk  jatah 10.000 saja per anak. Apalagi di Kalimantan, sudah rahasia umum,  bisa dikatakan tidak ada harga murah untuk makanan. Nyatanya dengan budget 10 rb per hari per anak atau 50 rb seminggu per anak ,bisa dibuat berbagai menu variatif.

Selain nasi goreng yang diceritakan anak saya, di awal cerita tulisan ini, ada menu ayam berbagai rasa. Seperti ayam goreng tepung, ayam goreng biasa,chiken katsu, ayam asam manis dan lainnya.

Untuk telor, selain telor (bulat) yang dimasak dengan berbagai ragam masakan, ada menu telor orek dan telor ceplok juga. Untuk telor orek saat itu, nasinya adalah nasi uduk. Hanya minus sambal dan kerupuk saja hehehehe.

Sayurnya pun cukup beragam. Misal sayur sop dan selada (mentah).

Tambahan lainnya, seperti MBG di sekolah lain yaitu susu kotak kecil dan  buah-buahan. Buah-buahannya juga tidak monoton. Karena kadang-kadang dibawa anak saya ke rumah bila tidak dimakannya di sekolah. Ada irisan semangka, jeruk, potongan apel (1 biji apel dibagi 4), buah kelengkeng dan anggur (masing-masing 5 biji).

Jadi untuk kecukupan gizi makanan anak-anak, menurut saya sudah sangat lumayan.

**

Hari Jumat, kata anak saya adalah hari  yang ditunggu-tunggu teman-temannya. Soalnya menu MBGnya bukan nasi. Dua minggu lalu menu MBG adalah burger. Cuma roti burgernya bukan diisi daging ayam atau daging sapi seperti umumnya yang dijual di pasaran. Tapi isinya telur.

MBG jumat dengan ubi ungu (dokumentasi pribadi)
MBG jumat dengan ubi ungu (dokumentasi pribadi)

Jadilah roti burger isi sayur dan telur ceplok. Tambahannya ada susu kotak seperti biasa. Untuk menu ini kata anak saya, hampir seluruh kelas memakannya.

Jumat lalu lebih seru lagi. Menu makanannya telur puyuh 4/ 5 buah, ubi ungu, jasuke (jagung susu keju), buah anggur dan susu. Nah, ubi ungu sebagai pengganti nasi ini, baru pertama kali dikonsumsi anak saya. Selama ini sebenarnya sesekali di rumah juga membuat ubi kukus. Cuma anak saya tidak pernah mau mencoba.

Dan ketika dapat di menu MBG, tiba-tiba anak saya suka ubi ungu. Bahkan minta belikan buat cemilan di rumah hehe. Selain ubi ungu, makanan yang baru dikenalnya sejak ada MBG adalah daun selada. Sebelumnya, mana pernah suka dengan sayur  yang satu ini. 

Memang kata anak saya, tidak semua temannya menyukai menu MBG. Ada yang tidak pernah memakannya sama sekali dan selalu diberikan ke teman lain. Ada juga temannya yang setiap hari dapat lebih dari satu  porsi karena ada saja teman yang memberikan jatahnya ke temannya tersebut. 

Macam-macam ceritanya .

**

Apakah MBG sekolah lain sama dengan menu MBG di sekolah anak saya? jujur saya tak tahu persis. Cuma pernah baca, bila menu MBG-nya enak, kemungkinan karena dananya tidak dikorupsi.

Yang jelas adanya MBG, membuat sebagian besar anak-anak di sekolah bahagia bahkan berharap : semoga MBG besok tetap enak !!

Wallahualam.  

Semoga bermanfaat

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun