Saya juga belajar untuk menumbuhkan rasa percaya diri saya sendiri sebagai calon pendidik. Di awal program, saya sempat meragukan kemampuan saya dalam mengelola kelas dan menyampaikan materi secara menarik. Saya khawatir apakah peserta didik dapat memahami materi yang saya sampaikan, apakah saya bisa menjadi figur yang dihormati, atau justru sebaliknya. Namun, seiring berjalannya waktu, dukungan dari guru pamong, teman-teman sejawat, serta respon positif dari peserta didik mulai menumbuhkan rasa percaya diri saya. Saya belajar bahwa menjadi pendidik yang baik tidak harus sempurna sejak awal, melainkan harus mau terus belajar, terbuka terhadap masukan, dan berani mencoba hal-hal baru dalam proses mengajar.
Dari sisi profesionalisme, saya juga belajar tentang pentingnya etika dalam dunia pendidikan. Hal-hal sederhana seperti hadir tepat waktu, berpakaian rapi, menggunakan bahasa yang sopan, hingga menjaga komunikasi yang baik dengan semua pihak di sekolah menjadi kebiasaan yang saya terapkan selama program berlangsung. Saya menyadari bahwa sebagai seorang pendidik, saya tidak hanya dinilai dari kemampuan mengajar saja, tetapi juga dari bagaimana saya bersikap, berinteraksi, dan menunjukkan keteladanan di hadapan peserta.
Selain itu, program ini membuka mata saya tentang pentingnya inovasi dalam pembelajaran. Saya mulai memahami bahwa generasi saat ini membutuhkan pendekatan pembelajaran yang kreatif dan relevan dengan kehidupan mereka. Oleh karena itu, saya berusaha mengemas materi akuntansi yang selama ini dianggap kaku dan sulit menjadi lebih menarik dengan memanfaatkan berbagai media digital, studi kasus kontekstual, hingga permainan edukatif yang melibatkan peserta didik secara aktif. Saya melihat bahwa ketika pembelajaran dibuat lebih dekat dengan realitas dan kebutuhan peserta didik, mereka menjadi lebih antusias, lebih terlibat, dan lebih mudah memahami konsep yang diajarkan.
Lebih jauh lagi, saya juga menyadari pentingnya kolaborasi lintas disiplin dalam menciptakan pembelajaran yang bermakna. Selama mengikuti Program Asistensi Mengajar, saya berkesempatan berdiskusi dan belajar dari guru-guru di bidang lain, yang membuka wawasan saya tentang bagaimana mengintegrasikan pembelajaran akuntansi dengan bidang lain seperti kewirausahaan, teknologi informasi, atau bahkan pendidikan karakter. Saya memahami bahwa pembelajaran yang efektif tidak bisa berjalan secara parsial, melainkan harus menyentuh berbagai aspek yang mendukung pengembangan kompetensi holistik peserta didik.
Di sisi lain, program ini juga mengajarkan saya tentang pentingnya menjaga kesehatan mental sebagai seorang pendidik. Saya mengalami sendiri bagaimana tekanan dari berbagai tugas, target yang harus dicapai, serta ekspektasi dari banyak pihak dapat menimbulkan stres jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, saya belajar untuk menyisihkan waktu bagi diri sendiri, menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, serta mencari dukungan dari orang-orang terdekat ketika merasa lelah atau kehilangan motivasi. Saya belajar bahwa menjadi pendidik yang sehat secara mental adalah kunci untuk bisa memberikan pembelajaran yang optimal bagi peserta didik.
Melalui program ini, saya juga semakin menyadari betapa mulianya profesi pendidik. Saya melihat secara langsung bagaimana seorang guru memberikan perhatian, kasih sayang, dan pengorbanan yang luar biasa demi perkembangan peserta didik mereka. Saya terinspirasi oleh dedikasi para guru di SMK Negeri 1 Sooko Mojokerto yang tetap semangat mengajar meskipun menghadapi berbagai keterbatasan. Mereka menjadi teladan nyata bagi saya tentang apa arti menjadi pendidik sejati yang mengajar dengan hati, penuh keikhlasan, dan tanpa pamrih.
Program Asistensi Mengajar ini telah memberikan saya banyak bekal berharga untuk melangkah ke dunia pendidikan yang sesungguhnya. Saya merasa pengalaman ini menjadi fondasi yang kokoh dalam membentuk identitas saya sebagai calon guru akuntansi yang profesional, kreatif, dan peduli terhadap peserta didik. Saya ingin terus melanjutkan perjalanan ini dengan semangat belajar yang tinggi, selalu terbuka terhadap perubahan, dan berani mengambil peran sebagai agen transformasi pendidikan yang lebih baik di masa depan.
Saya juga memiliki harapan besar agar program seperti ini dapat terus dilaksanakan dan ditingkatkan, karena saya merasakan langsung manfaatnya, baik dari sisi pengembangan keterampilan mengajar, peningkatan kapasitas profesional, maupun pembentukan karakter sebagai calon pendidik. Saya percaya bahwa dengan memperbanyak pengalaman langsung di lapangan, mahasiswa pendidikan akan lebih siap menghadapi tantangan nyata di dunia pendidikan yang penuh dinamika dan kompleksitas.
Sebagai penutup, saya ingin menegaskan bahwa Program Asistensi Mengajar yang saya ikuti bukan hanya menjadi kewajiban akademik semata, tetapi menjadi pengalaman hidup yang mengubah cara pandang saya terhadap profesi pendidik, peserta didik, serta dunia pendidikan secara keseluruhan. Saya belajar bahwa menjadi pendidik adalah proses panjang yang penuh tantangan, namun juga penuh kebahagiaan dan kepuasan batin ketika melihat peserta didik berkembang, bermimpi, dan berani melangkah untuk meraih masa depan mereka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI