Mohon tunggu...
enni riati lubis
enni riati lubis Mohon Tunggu... -

guru SMA Negeri 1 Dolok Batunanggar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

UN Telah Tiba

1 April 2013   11:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:55 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sudah beberapa tahun ini bulan April merupakan bulan yang ditakuti bagi sebahagian siswa kelas XII. Hal ini dikarenakan pada bulan ini terdapat hal penting bagi mereka yang dapat memastikan mereka lulus atau tidak lulus SMA dan bisa melanjutkan ke perguruan tinggi atau tidak.Memang, ada beberapa perguruan tinggi, khususnya PTN yang tidak menerima mahasiswa yang tidak lulus SMA.

Saya teringat masa dulu saat saya duduk di SMA sekitar tahun 1998.Pada waktu itu belum ada istilah UN, hanya istilah EBTANAS ( evaluasi belajar tahap nasional; kalau saya tidak salah kepanjangannya ).Pada masa itu kami tidak ada diberi standar nilai ketuntasan.Artinya, berapa pun nilai EBTA dan EBTANAS yang diperoleh siswa, siswa tersebut dapat dinyatakan tamat.( masa itu tamat/tidak tamat, sekarang lulus/tidak lulus ).Saya juga ingat masa itu ada teman saya yang mendapat nilai dua koma sekian,memang dia terlihat malu kepada kami teman - temannya.Tapi, lain hal dari itu, nilai tersebut tidak mempengaruhi masa depannya untuk masuk perguruan tinggi.Karena pada masa itu masuk perguruan tinggi ditentukan dari lulus UMPTN ( ujian masuk perguruan tinggi negeri ).

Saya sudah menjadi guru sekitar 10 tahun.Pada semasa itu saya sudah melihat ketidak adilan dari penentuan kelulusan siswa SMA yang berdasarkan standar nilai yang ditentukan oleh pemerintah.Ada beberapa siswa yang pingsan bahkan bunuh diri( saya lihat di TV ) ketika menerima sepucuk surat dari sekolah yang menyatakan dirinya tidak lulus SMA.Sebenarnya tidak bijak kalau kelulusan siswa ditentukan dari standar nilai tertentu yang telah ditetapkan oleh pihak tertentu pula.Karena kondisi dan psikologis siswa ketika belajar berbeda dengan ketika dia mengikuti ujian.

Contoh kasus; ketika saya mengajar di salah satu sekolah swasta di Medan, saya mendapati seorang siswa yang harus mengikuti UAN ( pada masa itu namanya ) ketika ibunya sedang berada di rumah sakit akibat suatu penyakit.Tentu dapat kita bayangkan bagaimana keadaan psikologis siswa tersebut.Dalam kata lain tentu dia tidak konsentrasi belajar karena kemungkinan fikirannya terbagi dua antara kemungkinan kesembuhan ibunya dan belajar untuk mengikuti ujian.Singkat cerita siswa ini dinyatakan tidak lulus.Kabar yang saya terima dari temannya, siswa tersebut pingsan di sekolah ketika ia mendengar kabar dari ayahnya yang telah keluar dari kelas kalau dia tidak lulus UAN.Pada hal saya dapat memastikan kalau siswa tersebut termasuk siswa yang lumayan pintar, khususnya untuk mata pelajaran fisika. Hal ini dapat saya ketahui karena memang saya masuk mengajar ke kelasnya.Dan dia pernah bercerita kepada saya jika ia ingin melanjut studinya ke salah satu perguruan tinggi negeri untuk mengambil jurusan kedokteran.

Dan tak kurang dari 3 minggu sekarang, siswa SMA akan melalui UN tersebut dengan berbagai paket soal dan standar nilai tertentu.Ada juga yang mengatakan kalau UN merupakan babak akhir SMA.Benar atau tidak tentu saya serahkan kepada pribadi masing-masing.

Saya mengucapkan selamat mengikuti UN kepada seluruh siswa SMA di tanah air.Belajar yang giat, berdoa, dan siapkan mental psikologis.Semoga lulus dengan nilai yang terbaik.Semoga Tuhan meridhoi semua usaha yang baik dari kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun