Sekali waktu, di pagi hari yang cerah, ketika angkot yang saya tumpangi melewati pertigaan menuju Lebak Bulus, bapak sopir memperlambat laju angkot sekaligus bertanya kepada kami para penumpang.
"Ada yang kehilangan?"
Beliau pun memberi tahu kalau penumpang yang barusan turun ialah pencopet. Asli saya deg-degan. Itu pengalaman yang membuat saya jadi cukup berhati-hati. Sebab, si bapak copet itu barusan bertanya arah jalan kepada saya.
Saya melihat dia naik. Penampilannya biasa saja. Bersahaja membuat saya berpikir dia hanya penumpang biasa seperti saya. Dia tepat duduk di sebelah kanan saya.
Saya pun menggeser duduk saya sedikit. Kebiasaan yang sering dilakukan penumpang pada umumnya tapi sebenarnya hanya bergeser sedikit saja. Saya anggap itu sebagai sambutan selamat datang. Haha.
Saya pun kembali memperhatikan layar ponsel yang sejak tadi saya perhatikan. Kegiatan yang biasa saya lakukan di kendaraan umum. Sementara tas sandang saya letakkan di atas kedua paha saya. Lalu, beberapa menit setelah angkot melanjutkan perjalanan, dia bertanya pada saya tentang arah jalan.
Berhubung saya tidak tahu, saya pun menganjurkan dia tanya langsung ke sopir. Menurut saya, sopir pasti tahu arah jalan yang dia maksud. Saya kembali memperhatikan layar ponsel saya.
Tidak ada yang kehilangan. Tidak tahu pada penumpang yang sudah turun terlebih dahulu.
Waktu itu saya termasuk orang cuek jika naik angkot ke tempat kerja. Jarak sedekat itu pun. Saya juga sudah sering naik angkot ke tempat kerja. Tapi sejak itu saya semakain waspada. Whahaha.
Walaupun sebelumnya, dua orang teman saya yang duduk melihat langsung pencopet yang sedang beraksi saat di bus metro. Sementara saya dan beberapa orang lain berdiri.Â