Mohon tunggu...
Ernip
Ernip Mohon Tunggu... Administrasi - Wanita dan Karyawan swasta

Terima kasih sudah berkunjung!

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Warga Jakarta Yuk Naik Angkot KWK Berstiker, Bayarnya Cuma Pakai Kartu!

20 Juli 2017   12:32 Diperbarui: 3 Agustus 2017   08:35 2396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya pernah melihat sebuah iklan persuasi di salah satu halte busway rute Harmoni-Blok M. Iklan perbandingan jumlah emisi karbondioksida menggunakan kendaran pribadi dan angkutan umum. Sekaligus ajakan halus supaya masyarakat lebih memilih naik angkutan umum mengingat emisinya jauh lebih kecil dibandingkan dengan kendaraan pribadi.

Sembari menunggu kedatangan Transjakarta, saya berpikir-pikir memperdebatkan ajakan ideal itu. Naik angkutan umum memang lebih baik sebab dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Itulah mengapa jika masih terjangkau jarak dan waktu, saya dan banyak orang lebih memilih angkutan umum.

Namun, dalam waktu terakhir, akhirnya saya memutuskan naik kendaraan roda dua berangkat kerja. Beberapa minggu terakhir rasanya "kesal" naik angkot!

Waktu itu sering terjadi macet-macetnya di rute Petukangan-Lebak Bulus, terutama di jalan Veteran Raya, Deplu, hingga Lebak Bulus. Bagi saya, macet alasan terbawah. Jakarta bukan tempat yang tepat menangisi kemacetan saat ini---pembangunan jalur transportasi sedang giat-giatnya.

Keluar dari angkutan umum seakan habis bergulat. Dari panas, ngetem, hingga bau ketek. Belum lagi ada pencopet menyusup pura-pura jadi penumpang. Malah saya ternyata sempat bicara dengan pencopet. Sadar setelah ditanyai sopir apakah ada barang yang hilang. Hal yang paling membuat takut ialah preman mengamen bertato banyak, lidah pakai anting, plus untaian lagu mengancam. Beugh!

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Hingga suatu saat, seorang penumpang yang kerap bertemu diangkot menanyakan apa saya sudah pakai kartu KWK. Pertanyaan serupa dari penumpang lain dikemudian hari, "Emang KTP non-Jakarta bisa?"


Mengetahui berita gembira ini, saya pun iklan di halte Transjakarta waktu itu terlintas di pikiran. Saluttt... Ternyata tidak sekedar iklan. Setelah memperbaiki "tingkah" metro mini dari sisi pelayanan kini merambah melakukan integrasi transjakarta dan angkot di beberapa rute wilayah Jakarta.

Angkot integrasi Transjakarta untuk Jaksel adalah rute Lebak Bulus-Petukangan. Angkot berwarna merah (S14) berstiker KWK. Jalur Petukangan hingga Lebak Bulus, angkot merah ini akan melewati jalan Veteran Raya-Deplu-jalan Ciputat (Pondok Pinang). Singgah di Veteran, pas sekali melewati pintu keluar masuk bus Tangerang-Jakarta.

Sepanjang jalan tersebut rute ini juga akan melewati halte busway Lebak Bulus, Pondok Pinang, halte feeder Lebak Bulus. Angkot rute Pondok Labu-Pasar Kebayoran Lama melewati lokasi ini juga.

Dengan membeli kartu KWK di beberapa halte busway terdaftar seharga Rp 15.000, kartu ini dapat dipakai selama satu bulan khusus angkot berstiker KWK. Kartu berlaku mulai pukul 05.00-09.00 WIB dan pukul 16.00-20.00 WIB serta setiap orang dapat menggunakan kartu KWK. Menurut Bapak Turasman A. S., salah satu supir angkot berstiker KWK S14, untuk angkot S14 rute Lebak Bulus-Petukangan, ada 40 (empat puluh) yang berstiker dari 50 (lima puluh) jatah yang diberikan. Sementara seluruh angkot ada 100 (seratus).

Masa percobaan dilakukan sejak April hingga Juni. Ada 10 rute KWK yang sudah terintegrasi dengan bus Transjakarta yaitu Tanjung Priuk-Balakturi, Kelapa Gading-Terminal Rawamangun, Semper-Tipar Cakung, Pulogadung-Pejuang Jaya, Rawamangun-Klender, Terminal Cililitan-Condet, Cililitan Munjul, Pondok Labu-Pasar Kebayoran Lama, Lebak Bulus-Petukangan, dan Rawa Buaya-Grogol, disini.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Naik Angkot Kini Lebih Baik, Berikut Buktinya

Pertama, lebih aman dan adem

Ma, lantainya gak panas. Ucap gadis kecil, salah satup penumpang bersama ibunya hari itu.

Semua angkot yang berstiker dilapisi dengan sejenis karpet tebal. Alas kaki kita pun tidak langsung menginjak lantai besi badan angkot yang akan mengeluarkan panas jika diinjak terutama tempat duduk bagian belakang supir. Pada kondisi macet, panas dari mesin menyala dan udara terpolusi dari luar bercampur satu. Adanya karpet akan mengurangi panas.

Aman karena semua angkot berstiker adalah angkutan umum yang lolos uji. Salah satu uji yang dilakukan ialah uji KIR. Jadi tidak perlu merasa wanti-wanti naik angkot berstiker hanya karena rupanya sudah terlihat tua. Tapi angkot berstiker rata-rata kelihatan masih segar.

Kedua, Lebih bersih

Beberapa angkot menyediakan tempat sampah. Pertama kali lihat angkutan umum pakai tempat sampah itu di Bandung, sekarang angkot Jakarta pun menyediakan tempat sampah. Memang tidak selalu penumpang makan di angkot tetapi dalam kondisi tertentu seperti masa puasa, penumpang yang tidak terkejar berbuka di rumah akhirnya berbuka di angkot sehingga dibutuhkan tempat sampah menampung bungkus.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Ketiga, angkutan tidak ngetem

Ini nih alasan mengapa masyarakat lebih memilih alternatif lain dengan membayar lebih mahal asalkan efisien dari segi waktu. Supir ngetem di setiap simpang asalkan ada penumpang.  Menemukan angkot berstiker juga tidak terlalu lama karena mereka ada bergerak dari tujuan secara berkala.   

Keempat, selain tidak ugal-ugalan, sopir juga lebih bersih dan rapi

Tidak heran ketika berbincang dengan Bapak Turasman A. S., memberi pernyataan kalau sopir angkot KWK lebih sopan. Mereka tidak lagi ugal-ugalan saling sikut merebut penumpang. Saya mikirnya ada hubungan dengan tarif yang pasti sudah di tangan tanpa harus mengejar jumlah penumpang  sepanjang waktu kartu KWK berlaku.

Menurut saya, para sopir juga tampak lebih rapi dan bersih. Entah mereka belum mandi atau cuci muka tapi dalam angkot yang lebih bersih memberi kesan mereka sudah mandi dan cuci muka. :D

Mereka juga tidak diperbolehkan merokok sewaktu mengemudi. Sehat, kan?

Kalaupun ada hal yang perlu ditingkatkan, penumpang bisa melapor melalui nomor kontak layanan (1500-102) yang terdapat di dalam angkot. Untuk hal yang kurang berkenan selama naik angkot, jangan lupa ingat nomor plat angkot tersebut.

Upaya Promosi Harus Ditingkatkan Lagi

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Sayangnya, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang belum tahu. Sejauh perhatian saya masih banyak yang masih bayar menggunakan uang tunai. Beberapa penumpang yang saya tanyai beralasan jarang naik angkot serupa. Ada yang berpikir hanya warga ber-KTP Jakarta. Ada yang tidak mengetahui lokasi penjualan kartu dan syaratnya. Ada pula yang merasa kasihan naik angkot tanpa bayar.

Soal kasihan menurut saya itu balik ke pribadi masing-masing. Jika tidak ingin menggunakan kartu KWK dan ingin membayar dengan hati ikhlas silahkan saja. Ini pasti menguntungkan bagi sopir. Saya pernah juga tetap membayar meski sudah ada kartu di tangan. Tidak membayar juga tidak salah. Saat-saat seperti ini saya jadi berpikir, bagaimana menempatkan rasa kasihan pada tempat dan kondisi yang tepat.

Setiap angkot masih ada pengumuman kartu KWK di depan pintu tetapi rata-rata pengumuman yang sudah lewat masa. Masih pengumuman bulan Mei. Kalau dulu ada daftar tempat pembelian kartu, sekarang pengumuman itu sudah dicabut. 

Menurut saya, langkah promosi harus dilakukan lagi, misalnya:

Sopir sendiri yang mempromosikan kartu KWK untuk angkot berstiker supaya tidak terjadi segan-menyegan antara penumpang terhadap sopir. Sejauh ini belum pernah mendengar promosi dari supir walaupun mereka menyambut baik penumpang yang menggunakan kartu.

Tempat penjualan harus lebih luas misalnya di toko-toko/minimarket karena tidak semua penumpang melewati halte busway penjualan kartu. Jika memungkinkan dapat memperpanjang kartu dengan biaya per bulan tanpa harus membeli kartu baru.

Memperbaharui pengumuman di pintu angkot juga langkah yang baik supaya diketahui oleh masyarakat luas.  

Eh lu, ngasih-ngasih saran pulak.

Yaa, hastag kini lebih baik benar adanya. Ada peningkatan perbaikan dan pelayanan angkutan umum. Dari saat ini, lambat laun stigma tentang angkutan umum tentang "copet, macet, becek, bau, tidak aman untuk anak gadis" akan terhapus. Naik angkutan umum juga langkah positif mengurangi emisi gas rumah kaca dan oksida-oksida berbahaya terhadap lingkungan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun