Dalam rangka Milad ke-55, Â madrasah kami mengadakan lomba upacara bendera antar kelas. Awalnya saya mengira ini hanyalah kegiatan biasa, karena setiap tanggal 1 dan 17 pun kami selalu melaksanakan upacara. Namun ternyata berbeda sekali ketika upacara itu dijadikan ajang perlombaan.
Setiap jenjang, kelas VII, VIII, dan IX, memiliki kesempatan meraih juara 1, 2, dan 3. Dalam juknis aturannya jelas, latihan tidak boleh mengganggu jam pelajaran, sehingga semua persiapan harus dilakukan di luar waktu sekolah. Dari sinilah cerita menarik dimulai.
Saya melihat sendiri bagaimana anak-anak itu rela pulang sore bahkan menjelang magrib hanya demi latihan. Ada pula yang datang ke sekolah di hari Sabtu atau Minggu untuk memastikan barisan rapi dan gerakan kompak. Tidak hanya itu, pembina upacara dari setiap kelas pun harus menghafalkan teks dan melatih cara berbicara dengan baik.
Suasana madrasah benar-benar hidup. Masing-masing kelas berkompetisi dengan semangat tinggi untuk menjadi yang terbaik, didampingi wali kelas atau  pendamping akademik. Dari luar mungkin terlihat seperti lomba biasa, tetapi ketika dijalani, ada begitu banyak pelajaran berharga  yang bisa dipetik.
 Pulang Sore Demi Latihan
Karena latihan tidak boleh mengganggu kegiatan belajar mengajar, waktu sore menjadi satu-satunya pilihan. Akibatnya, banyak siswa yang biasanya sudah pulang lebih awal kini harus rela bertahan di sekolah hingga menjelang magrib.
Dari sini muncul pelajaran penting, disiplin dalam mengatur waktu. Mereka harus pintar membagi energi antara belajar, istirahat, kegiatan rumah, dan latihan. Ada yang tetap datang meski lelah, karena merasa bertanggung jawab pada tim. Disiplin ini menjadi bekal yang kelak sangat berguna, bukan hanya untuk lomba, tetapi juga untuk kehidupan sehari-hari.
Latihan di Hari Libur
Lapangan yang dipakai latihan harus dipakai bergantian, sehingga tidak semua kelas bisa berlatih pada hari dan jam yang sama. Akibatnya, beberapa kelas memutuskan memanfaatkan hari Sabtu atau Minggu untuk latihan tambahan.
Keputusan ini menunjukkan kesungguhan sekaligus pengorbanan. Di saat siswa lain bisa bermain atau berlibur, mereka justru memilih datang ke sekolah. Dari sini lahir sikap kerja keras dan komitmen demi meraih hasil terbaik.