Mohon tunggu...
Enik Rusmiati
Enik Rusmiati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ajak Siswa Mencintai Budaya Lokal Melalui Media dan Model Pembelajaran

1 Desember 2021   20:27 Diperbarui: 2 Desember 2021   05:06 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Program penguatan pendidikan karakter menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan bangsa (Dok. Wahana Visi Indonesia)

Dalam ketetapan tersebut terdapat lima nilai karakter utama yang bersumber dari pancasila yang menjadi prioritas gerakan penguatan pendidikan karakter, yaitu religius, nasionalisme, integritas, kemandirian dan kegotongroyongan. Namun dalam tulisan ini, saya hanya akan membahas bagaimana membangun karakter budaya, terutama budaya lokal.

Kenapa karakter budaya lokal perlu dibangun? Karena mencintai, melestarikan dan mengembangkan keanekaragaman seni, adat istiadat serta kekayaan alam yang miliki oleh bangsa Indonesia itu merupakan tanggung jawab semua warga negara Indonesia, apalagi itu kekayaan alam yang ada di daerah sendiri. 

Melului cinta terhadap kebudayaan inilah diharapkan masyarakat Indonesia terutama generasi muda lebih mengenal, menghargai serta memupuk rasa nasionalisme.

Dalam hal pembangunan karakter budaya lokal ini, peran guru sangat menentukan bisa melakukan perubahan tingkah laku peserta didik. 

Dalam istilah bahasa Jawa, karena guru itu singkatan dari digugu lan ditiru. Artinya guru adalah sosok yang kata-katanya dapat dipercaya dan sikapnya bias dijadikan teladan oleh anak didiknya.

Seperti petuah yang pernah disampaikan oleh pahlawan pendidikan Ki Hajar Dewantoro, untuk seorang guru, "Ing ngarso sung tuladha, ing madyo mbangun karso, tut wuri handayani". Artinya seorang guru harus bisa memberi teladan yang baik, memberi contoh hal-hal yang positif, guru harus mampu membangun semangat dan senantiasa memberi motivasi peserta didik pada setiap kesempatan.

Melalui peran serta guru ini, lembaga sekolah bisa mengintegrasikan pengembangan materi budaya lokal ini ke dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Guru bisa memanfaatkan kearifan budaya lokal sebagai media, model pembelajaran serta sumber belajar bagi peserta didik.

Sebagai media pembelajaran, misalnya guru bisa memanfaatkan aneka budaya lokal yang ada di daerah dalam sebuah media permainan menarik, seperti permainan dengan menggunakan papan monopoli. 

Selain murah meriah, permainan ini juga sangat digemari oleh peserta didik dan mudah dilakasnakan peserta didik. Bahkan permainan bisa dijadikan ajang rekreatif peserta didik menghadapi tugas-tugas sekolah.

Permainan monopoli merupakan salah satu permainan yang digemari anak-anak dengan menggunakan papan atau kertas yang didalamnya memuat bidak-bidak yang akan dijual belikan, disewakan dan pertukaran properti. 

Dalam permainan ini pemain melempar dadu untuk bergerak di sekitar permainan, membeli dan memperdagangkan properti mobil, rumah atau hotel. Pemain mengumpulkan uang sewa dari lawan mereka, dengan tujuan membuat lawan main bangkrut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun