Saat ini, di lembaga pendidikan formal memang sedang berlangsung penilaian ujian akhir semester ganjil. Penilaian ini bertujuan untuk mengukur pencapaian hasil kompetensi belajar siswa yang diajarkan oleh pendidik selama satu semester.
Nilai akhir ujian memang perlu. Maka siswa perlu belajar untuk mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Nah, dalam proses pencapaian nilai di atas KKM itulah pasti ada usaha-usaha belajar yang berbuah pada peningkatan karakter anak.
Misalnya saja pada saat pembelajaran setiap hari, biasanya para siswa ini responnya terhadap pelajaran  biasa-biasa saja. Artinya tidak begitu 'ngoyo' dalam mempelajari materi.Â
Namun ketika menjelang semester, jangankan pada saat pembelajaran yang sudah terjadwal, di luar jam pelajaranpun, siswa sangat antusias bertanya tentang materi yang akan diujikan.
Hal ini menandakan bahwa anak cukup peduli terhadap belajarnya dibandingkan dengan hari-hari biasanya. Meski masih ada anak yang apatis dengan mata pelajaran. Kenyataan ini mengindikasikan bahwa adanyan ujian sekolah ini telah menjadi rangsangan yang cukup besar untuk menjadikan anak belajar.
Pengalaman saya selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), bila setiap harinya yang mau merespon pelajaran tidak pernah mencapai 100%. Namun pada saat ujian semester, siswa aktif mengikuti kegiatan ujian ini, kecuali sedang sakit atau atau ada kepentingan tugas dari sekolah.
Ketika anak belajar karena menghadapi soal-soal ujian sekolah, sebenarnya mereka telah belajar menjadi anak yang bertanggungjawab, disiplin, jujur dan mandiri.Â
Usaha memahami dan menghafalkan materi yang akan diujikan merupakan bentuk tanggung jawab. Datang dan mengerjakan soal tepat waktu sesuai petunjuk adalah bentuk usaha menjadi anak yang disiplin sedangkan mengerjakan soal dengan tanpa mencontek dan menanyakan jawaban kepada teman adalah bentuk kejujuran dan kemandirian anak.
Selanjutnya ketika anak mampu bertahan sampai waktu ujian berakhir, anak sudah belajar menjadi anak yang kuat, tangguh dan sabar.Â
Bila sehari sekolah menjadwalkan dua mata ujian, itu artinya anak belajar bertahan tiga sampai empat jam memahami dan berusaha menjawab setiap pertanyaan.
Nah, bila anak berhasil bertahan selama ujian berlangsung, selama satu minggu (rata-rata jadwal ujian), tidak tidur di tempat ujian, tidak marah-marah, tidak bermalas-malasan dan tidak mengeluh, bararti anak telah belajar menjadi orang yang kuat, tangguh dan sabar.